Obsessive. An obsessive is someone who is obsessive about something or who behaves in an obsessive way.
.
(silahkan putar musik yang sudah disediakan)
.
.
.
Ruangan itu gelap dan dingin. Cahaya tak bisa memasuki ruangan itu hanya untuk meneranginya. Di ruangan gelap itu terlihat sesosok remaja lelaki berambut raven yang duduk dan terikat, tak sadarkan diri dengan mulutnya yang ditutup dengan kain berwarna putih. Disebelahnya, ada seorang lelaki dewasa berambut ash blonde dengan kondisi serupa. Bedanya seluruh pakaian di tubuh itu dilepas dan hanya menyisakan underwear sang pria dewasa berambut ash blonde. Berbeda dengan remaja lelaki raven dengan kacamata yang masih lengkap.
Tak jauh dari tubuh dua orang yang terikat, sesosok lelaki yang duduk di sebuah sofa dengan pandangan tajam mengarah pada sang remaja berabut raven dengan kondisi tubuh yang hanya mengenakan celana berwarna hitam. Disebelah lelaki itu terdapat sebuah meja yang dipenuhi dengan peralatan medis. Tidak, lebih tepatnya seperangkat pisau bedah yang dilumuri dengan darah.
Aroma ruangan itu berbau sedikit amis. Siapa saja yang cukup normal akan membenci aroma ruangan yang terasa mengerikan dan tidak nyaman untuk berada diruangan itu.
Tak begitu lama sang tubuh remaja raven membuka matanya perlahan. Pandangan matanya masih kosong dan tak sadarkan diri. Butuh beberapa detik hingga ia membelakkan matanya dan dengan cepat ia mengedarkan pandangannya. Seketika, lampu di atas kepalanya dan lampu di atas lelaki berambut ash blonde menyala. Mata emeraldnya membelak melihat lantai yang dipenuhi dengan darah hingga menutupi kakinya yang tak dipasangkan sepatu lagi.
"HHMMMHH!!!!!" ia memberontak namun tak bisa. Debaran jantungnya berdebar tidak karuan karena merasakan perasaan terancam yang teramat sangat. Semua dipicu akibat darah yang sangat banyak hingga melapisi kakinya.
"MMMHHHHHFF!!!!" lelaki disebelah sang remaja raven bernama Harry Potter terbangun dan juga melakukan pemberontakan.
"Halo, kalian sudah bangun?" sapa suara yang duduk di depan keduanya santai. Harry tak bisa melihat wajahnya karena cahaya tak menyentuh sang lelaki di depan keduanya. Harry diam, berusaha mencerna siapa pemilik suara didepannya. Namun nihil, ia tak tahu siapa pemilik suara didepannya. Suara alto yang dalam, ia merasa tak mengenal pemilik suara itu.
"Ah pardon me, kalian pasti tak bisa bicara karena penutup mulut itu. Hahahahaha!" ia tertawa keras. Sebuah tawa yang mengundang bulu kuduk siapapun berdiri karena merindung. Ia terlihat berdiri, mengambil rokoknya dan menyulut api, ia menghembuskan asapnya ke udara, membuat aroma rokok bercampur degan aroma amis darah. Harry memicingkan matanya, berusaha mengenali siapa wajah yang melakukan kejahatan ini. Matanya membelak, ia ingat wajah itu. Wajah lelaki yang hampir membelinya saat dipelelangan! Sial, ia lupa nama pria itu.
Ia mendekati Harry dan barulah wajahnya terlihat jelas. Lelaki berambut ikal dengan warna senada dengan warna rambut miliknya. Ia tak mengenakan pakaian atasan, memperlihatkan tubuhnya yang terbentuk namun dilumuri dengan darah. Rasa panik makin melingkupi Harry. Nafasnya pendek-pendek karena berusaha menenangkan dirinya namun tak bisa. Siapa yang akan tenang melihat tubuh seseorang berulumuran darah, dan kondisi dirimu terikat? Siapa saja pasti akan merasa terancam dan ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auction
FanfictionDraco Malfoy tidak pernah percaya dengan cinta dan kehangatan ketika mendapat trauma dimasa kecilnya. Ia dipertemukan secara tidak sengaja oleh remaja bernama Harry Potter yang mengubah seluruh hidupnya di pelelangan. Alternate Universe! DrarRy! Boy...