Soulmate

7.1K 680 124
                                    

Our hearts knew before we - E

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Our hearts knew before we - E. Russell

.

.

(silahkan putar lagu yang sudah disiapkan)

.


Harry diam di salah satu bangku taman. Matanya menatap lurus. Ia tak memegang sepeser uang pun sekarang. Akan sulit untuknya kalau ia harus mencari tumpangan hidup. Ia tersenyum perih. Tapi ini lebih baik daripada nanti dia harus melihat Draco menikah dengan perempuan lain.

"Cukup disesali karena aku terlahir tanpa rahim..jadi aku tak bisa memberikannya anak." Bisik Harry dengan senyum pedihnya. Ia menutup mata dan membiarkan ingatannya berputar saat pertama kali ia merasakan sentuhan Draco. Sentuhannya lembut, manik matanya seolah memuja Harry, seolah Harry lah yang ia butuhkan di dalam hidupnya.

"I Love you, Harry."

Matanya yang menutup mulai mengalirkan setetes airmatanya. Ia masih tersenyum.

"Will you love me as much as I love you, Harry?"

"I will, Draco..Maaf aku pergi tiba-tiba, aku tidak mau merusak surat wasiat ayahmu. Aku tidak punya kekuatan untuk itu." bisiknya pedih. Matanya terbuka dan menampilkan langit yang mendung. Harry mengambil tas kecil miliknya dan segera berlari meninggalkan tempatnya duduk, namun ia kalah cepat dengan hujan yang turun tiba-tiba dan sangat deras. Ia berteduh di salah satu atap restoran, ia berusaha memeluk dirinya sendiri dan menahan rasa dingin yang menusuk bagai jarum.

Ia menatapi langit kelabu yang akan mengingatkannya pada sang Malfoy. Lelaki yang berhasil mengambil hatinya. Pada akhirnya, Harry memang tidak akan pantas memiliki siapa pun dan memiliki kebahagiaan dalam bentuk apapun. Ia menutup matanya.

"Forest eyes?" sebuah suara memanggilnya. Matanya terkejut dan seluruh tubuhnya menegang tatkala mendengar panggilan yang ia dengar dari pelelangan. Dan ia kenal suara itu. Suara orang yang menjualnya. Ia menoleh ke samping dan menemukan pria itu bersama dua orang bodyguardnya. "Ah..kabur dari majikanmu karena diperlakukan kurang baik, eh?" tanyanya dengan wajah penuh seringai. Ia segera mengambil tasnya dan berniat kabur namun tangannya di tahan salah satu bodyguardnya.

"Aku mohon sir, aku akan kembali ke rumah orang yang membeliku, tolong lepaskan aku." Harry berujar panik. Ia takut. Ia hanya berusaha menahan gemetar diseluruh badannya.

Lelaki paruh baya itu menyeringai.

"Tidak, aku punya ide yang lebih bagus. Bawa The forest eyes ke tempat kita."

"No! Sir! Please let me go! Please! LET GO OF ME!!"

DUAK!!!

Sebuah pukulan cukup kuat menghantam kepala belakang Harry dan seketika, dunianya gelap. Tas yang ia bawa terjatuh.

AuctionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang