It was Heaven
the way you touched me,
and I held my breath praying you'd never let me go. - perry poetry
.
.
Harry sudah memimpikan saat ini. Saat ia memiliki peliharaan. Dari dulu, ia ingin sekali memelihara seekor anjing atau mungkin seekor burung hantu. Tapi ia tidak pernah sadar kalau mengatakan keinginannya artinya mendapatkan semuanya dari kekasih yang sudah berstatus tunangannya.
Ia mengadopsi anjing jenis German Shepherd berwarna hitam sepenuhnya yang ia beri nama Padfoot dan seekor burung hantu berwarna putih salju berwarna Hedwig. Saat di penampungan hewan, Harry sudah gemas melihat Padfoot yang nampak menatapinya penuh harap. Terang saja Harry langsung memilih untuk memelihara anjing itu. Sementara saat membeli Hedwig, Draco tidak banyak berkomentar tatkala melihat Hedwig yang nampak indah.
Harry yang menamai. Draco sempat memuji pemilihan nama yang Harry berikan. Menurutnya sangat kreatif.
Kekasih Draco nampak luar biasa riang keinginan masa kecilnya terkabul. German Shepherd adalah anjing yang terkenal cukup berbahaya bila terprovakasi namun sangat setia dan manis bila jinak, Draco sempat khawatir namun melihat anjingnya yang sangat jinak, ia membiarkan tunangannya itu. Padfoot sangat senang dan tak berhenti bergemul dengan Harry. Sementara Hedwig nampak kalem. Harry duduk di taman belakang bersama Draco dan dua peliharaannya. Sesekali, Harry tertawa tatkala Padfoot menjilati wajah Harry dan tidur manja di pangkuan Harry. Sementara Hedwig yang terlalu kalem hanya menonton.
"Ya Tuhan tunanganku manis sekali." Draco diam-diam berujar riang di dalam hatinya.
"Dray, terima kasih sudah mengizinkanku untuk memelihara Padfoot dan Hedwig. Draco duduk kalem di hadapan Harry. Ia mengangguk sambil sesekali menyeruput teh. Mana mau ia terlihat tak bermartabat di hadapan kekasihnya. Gengsi sebagai bangsawan dan didikan orangtuanya masih sangat kuat.
"Tak masalah, love. Aku tak bisa menolak semua keinginan tunanganku kalau itu untuk kebahagiaannya." Harry terkekeh lucu dan kembali mengusap bulu Padfoot yang tadi sempat dibersihkan.
Tak lama, seorang pelayan mendekati keduanya yang masih mengobrol santai.
"Maaf mengganggu, tuan Draco. Tapi ada tamu yang ingin berbicara dengan anda mengenai saham perusahaan anda. Kami sudah memintanya untuk menunggu di ruang tunggu. Nona Pansy Parkinson juga datang untuk menjenguk tuan Harry. Ia bilang ia lupa memberikan hadiah pertunangan darinya untuk Harry."
"Baiklah, aku akan menemui tamuku. Suruh saja Pansy kesini dan menemani Harry sebentar." Draco berdiri dan mencuri kecupan di bibir Harry. Sukses membuat remaja 17 tahun itu bersemu merah. "Aku tinggal sebentar, sayang. Mengobrol saja dengan Pansy. Aku tak akan lama." Harry mengangguk.
Draco berjalan diikuti dengan butler setianya. Tak begitu lama, Pansy mendekat. Wanita cantik dengan rambut senada dengan Harry tersenyum riang namun misterius dengan bingkisan berbentuk kotak berwarna hitam yang ia bawa.
"Hi Harry! Wow, apa itu peliharaan barumu?" tanya Pansy supel. Ia duduk di hadapan Harry. Yng di tanya hanya mengangguk riang.
"Yes, Pansy. Padfoot dan Hedwig. Aku selalu merasa bosan tiap kali Draco meninggalkanku dengan pekerjaannya. Aku rasa kalau ditemani dengan Hedwig dan Padfoot akan berbeda cerita." Harry tersenyum. Padfoot menoleh pada Pansy dan menggonggong dengan nada bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auction
FanfictionDraco Malfoy tidak pernah percaya dengan cinta dan kehangatan ketika mendapat trauma dimasa kecilnya. Ia dipertemukan secara tidak sengaja oleh remaja bernama Harry Potter yang mengubah seluruh hidupnya di pelelangan. Alternate Universe! DrarRy! Boy...