Daddy

16.1K 1.2K 239
                                    

WARNING : LEMON! MATURE CONTENT! DON'T LIKE DON'T READ!!



"Call me Draco, Harry. Just Draco. But for now..i want you to call me Daddy." Bisiknya seduktif.

"Daddy..?" Nada suara Harry seolah bertanya bingung. Ia tak sadar Draco seperti menahan gemas menatapnya.

"Yeah..anak baik.." desisnya lalu mengecup pipi Harry lembut. Draco membenamkan wajahnya di ceruk leher Harry lalu kembali menatap mata miliknya.

Harry menatap manik abu-abu yang mencuri pandangannya. Ia hanya remaja, ia tahu itu. Ia tak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini dan baru pertama kalinya ia diperlakukan ini. Mata emeraldnya menangkap sesuatu yang sedikit berbeda. Mata keabuannya seperti menggelap.

Harry tidak bodoh meski selalu mendapat julukan 'virgin', ia tahu beberapa hal dewasa. Dan ada yang bilang, kalau mata itu berubah sedikit menggelap, nafsu sedang mengontrolnya.

"Daddy will teach you how to be Daddy's good boy, sweety." Desisnya yang seperti mendesis dengan suara baritone rendah di samping telinga Harry. Harry sedikit merinding dan gugup. Nafas hangat milik Draco menyapu telinga Harry. Bulu romanya meremang.

"Ugh.. Daddy..." desisnya. Matanya menutup. Ia merasa tubuhnya terasa panas.

"Yes my Forest Eyes, call me daddy more.." bisiknya yang sudah dikuasai nafsu sepenuhnya. Harry sedikit terlonjak kaget ketika ia merasakan benda lunak hangat yang mengulum dan menjilati telinganya. Ia tak sadar ketika tangannya menggenggam bahu Draco cukup kuat. Matanya memejam erat, menyembunyikan emerald milik sang raven.

"Ng..Daddy.." desahannya meluncur pelan dari mulut manisnya. Draco menggila dengan suara Harry.

Tangannya mulai menyentuh area bokong Harry. Ia menyeringai pelan. Benar kata penjual sialan itu, ia seorang yang benar-benar virgin.

Draco bukan seorang 'virgin'. Ia bisa memesan penghibur kalau ia sedang bosan. 800 keping emas untuk seorang virgin secantik dan seindah Harry bukan masalah baginya. Malah ia merasa sangat beruntung.

"Ah..what a nice ass here..." bisiknya yang menggenggam bokong Harry. Tubuh Harry terasa panas. Tubuh Draco terasa panas karena birahinya sudah terbakar penuh.

"Da..daddy.. jangan terlalu keras, sakit.." Draco semakin gemas mendengarnya. Ahh... remaja ini bahkan bingung dengan perlakuan Draco yang menggenggam dan sedikit meremas bokong kencang milik Harry. Membuatnya semakin bernafsu dengan remaja berumur 16 tahun di pangkuannya.

PLAKK!!

"Aahh!" Harry menjerit tertahan tatkala tangan Draco menampar bokong Harry dengan cukup kuat. Rasa panas dan sedikit perih memenuhi area bokongnya. Ia mendongak, memperlihatkan lehernya di depan Draco. Draco menyeringai.

"Look at me, sweetheart." Titahnya. Matanya yang terpejam kini terbuka dan menatap Draco yang matanya mulai gelap. Tangan Draco menyentuh wajah Harry dan memiringkan kepalanya. Wajahnya mendekati wajah Harry.

Sebuah ciuman tercipta diantara bibir keduanya. Harry yang bahkan tidak mengerti ciuman hanya diam dan dan mengecup bibir Draco.

Ciuman pertama Harry. Rasa bibir Draco seperti rasa mint dan ada sedikit rasa aneh di lidahnya. Alkohol, mungkin.

"Kau tidak pernah berciuman sebelumnya, Harry?" tanya Draco dengan sedikit seringai. Harry merona, ia menunduk dan menggeleng pelan. Draco hanya terkekeh pelan. Ia cukup bangga. Bangga karena ialah yang sudah memperawani bibir semerah cherry milik Harry-nya ini. Tangannya bergerak dan menempatkan ibu jarinya pada dagu Harry agar ia bisa tersesat kembali di dalam mata emeraldnya.

AuctionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang