Colors

5.8K 563 91
                                    

Love, can't you see it?

Can't you see those colors from my heart?

Those colors created by me, to you. To our love. - Raichi.

.

(Silahkan putar musik yang sudah disedikan)

.

.

Malam itu Malfoy manor penuh sekali dengan kunjungan banyak tamu undangan. Draco dan Harry bertunangan malam ini. Sebulan setelah ulang tahun Harry. London dihebohkan dengan berita seroang pengusaha kaya raya seperti Draco adalah gay. Mereka sangat terkenal hingga seluruh media cetak heboh. Namun keduanya tidak peduli.

Harry nampak memandangi pantulan dirinya yang mengenakan setelan jas mahal yang sudah dipesan Draco. Rambutnya yang terlahir berantakan sedikit ditata hingga membuatnya nampak formal dan fresh disaat yang bersamaan. Ia sedikit terkekeh mengingat Draco yang berdebat dengan sahabatnya yang bernama Pansy tentang masalah pakaian apa yang akan dikenakan Harry untuk pertunangan mereka malam ini.

"Kenapa kita tidak mendandani Harry dengan gaun?! Dia akan terlihat cantik sekali, Draco!"

"Pansy Parkinson! Kekasihku lelaki dan aku tidak mau membuatnya merasa malu hingga hilang harga diri karena mengikuti imajinasi liarmu. Quit being a weido for a second, Pansy!"

"But Draco, aku jamin Harry akan sangat-"

"BLOODY HELL, PARKINSON! NO!!"

Harry terkekeh kembali ketika mengingat debat keduanya. Ia tak sadar ketika sepasang tangan melingkar di pinggangnya. Harry menoleh ke cermin dan menemukan Draco yang tersenyum padanya dan mengecup pipi kanan Harry.

"You look amazing, love."

"Kau juga sangat tampan, sayang." Balas Harry lembut. Ia mengelus tangan kokoh milik Draco dipinggangnya. Draco menghela nafas.

"Apakah tidak bisa aku menikahimu saja malam ini? Aku tidak sabar mengubah namamu menjadi namaku, Harry." Harry terkekeh kecil. Ia mengelus dagu Draco dan mengecup bibir itu lembut. Masih pada posisi nyaman yang sama. Harry melepas kecupannya dan menatapi mata abu-abu kebiruan milik Draco.

"Sabarlah sedikit lagi, Draco. Berita pertunangan kita saja sudah membuat seluruh London heboh. Aku lebih suka kita bertunangan saja untuk sekarang." Draco menghela nafas. Ia memutar tubuh kekasihnya hingga keduanya berhadapan.

"Hidupku sungguh diberkahi, Harry." Draco menangkup wajah Harry. Keduanya berciuman lembut.

TOK! TOK! TOK!

Keduanya berhenti berciuman tatkala pintu itu diketuk. Draco menoleh.

"Masuk." Perintahnya. Pintu itu terbuka dan menampilkan Kreacher, Buttlernya.

"Maaf sudah mengganggu, tuan Draco dan tuan Harry. Acara akan dimulai 5 menit lagi. Saya menyarankan anda turun dan bersiap." Buttler itu tersenyum. Draco tersenyum tipis. Ia menatap Harry.

"Ready?"

"Yeah." Jawab Harry dengan senyumnya yang cerah. Keduanya bergenggaman tangan dan Harry mengikuti tubuh Draco yang menariknya lembut keluar dari kamar mereka.

AuctionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang