Crime Planner 1

3.6K 339 81
                                    

I'm the most cold-hearted son of a bitch you'll ever meet- Ted Bundy

.

(Silahkan putar setiap musik yang sudah disediakan)

.


Pagi hari di Malfoy manor tak pernah sedingin ini. Udara London yang dingin pun meramaikan. Well, mungkin karena udara dingin dan mendungnya London pagi ini membuat Malfoy manor beraura gelap dan 'dingin' tak karuan. Bukan hanya suasana, namun auranya. Kreacher tengah menuangkan secangkir teh untuk disajikan pada sang pemilik Malfoy manor, Draco Lucius Malfoy. Dengan wajah keruh.

Ia meletekakkan gelas itu dengan hati-hati didepan sang Malfoy yang tengah berhadapan dengan dua orang sahabatnya. Baik Kreacher sang kepala pelayan dan dua orang pelayan lainnya tahu kalau mereka bertiga tidak tidur semalaman dikarenakan kejadian mengerikan yang baru saja terjadi semalam. Sang tunangan Draco Malfoy hilang diculik.

"Terima kasih, Kreacher." Pansy Parkinson tersenyum dan menyeruput cangkir yang terisi dengan minuman hangat. Mabuknya sudah hilang. Mereka benar-benar bersemangat semalaman untuk memecahkan siapa dalang dibalik penculikan Harry Potter.

"Tuan, apa anda ingin sarapannya diantar?" Tanya Kreacher sopan menjurus bernada ketakutan. Draco menggeleng dengan wajah datar.

"Aku akan sarapan nanti, sekitar setengah jam lagi. Kau bisa pergi untuk sekarang Kreacher." Ujar sang Malfoy dengan nada pelan. Kreacher menunduk hormat dan pergi bersamaan dengan dua pelayan lainnya. Seperginya mereka, Blaise menghela nafas.

"Aku tak mengerti." Ia menatapi kertas yang mereka coret-coret.

"Apa?" Tanya Pansy dengan nada heran. Rokok dibakar dan dihisap, menghembuskan asap rokok diruangan kerja Draco yang seluruh jendelanya dibuka lebar agar ruangan itu tak berbau semakin buruk akibat rokok Pansy, Blaise dan Draco yang juga ikut merokok. Diam-diam, Pansy sebenarnya panik kalau-kalau kulitnya akan jadi jelek karena begadang. Tapi hey! Ini Harry! Remaja yang ia sukai dan dianggap seperti adik sendiri, tak akan mungkin Pansy ikut tenang.

"Kalau memang ia menculik Harry hanya karena ingin menghancurkan bisnismu seperti dugaan kita, tak mungkin ia sampai terlihat seolah terobsesi." Blaise menatapi kertas penuh coretan dengan nama-nama yang mereka curigai.

"Jadi menurutmu dia menculik Harry bukan dengan alasan ingin menghancurkan bisnis Draco?" Tanya Pansy dengan nada heran. Blaise mengambil rokok milik Pansy, membakar, menghisap dan menghembuskan asapnya.

"Benar. Begini, Pansy..dia mengintip Harry. Bukan Draco. Seperti penguntit terobsesi. Aku heran, sudah dua kali Harry diculik." Blaise menghisap rokoknya. Diam-diam dia teringat dengan janjinya yang seharusnya tidak merokok lagi pada kekasihnya, dan dilanggar olehnya karena harus fokus.

Draco diam dengan pikirannya sendiri.

.

.

.


Ruangan itu minim pencahayaan. Hanya ada cahaya dari perapian yang menyala dan sedikit cahaya matahari mengintip dari tirai yang menutup ruangan ini dari dunia. Di dalam ruangan itu terlihat sosok yang sedang meminum wine. Sosok dengan wajah tampan itu memperhatikan pemuda yang tertidur. Wine itu terus terus diminum hingga habis.

AuctionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang