Chase soulmates,
not ghost. - l.zyers
.
.
Dua orang pria dewasa dan seorang wanita berambut raven nampak diam di ruang kerja milik Draco di Malfoy Manor. Draco membuka matanya yang awalnya terpejam, mencerna semuanya. Dari kejadian tadi siang yang sudah di jelaskan dengan Pansy, ia sangat yakin bahwa freak yang ia lihat malam itu pastilah Cedic. Permasalahannya, mereka butuh bukti yang kuat. Bukan hanya bukti di atas kertas atau pun ucapan, melainkan bukti barang dan pengakuan.
"Pansy, kau yakin dengan ucapanmu? Itu bisa jadi tuduhan yang sangat serius untuk Cedric Diggory dan bisa mengantar kita pada jalur hukum. Kau atau Draco bisa saja masuk ke jalur hukum kalau asal bicara." Lelaki berkulit gelap di ruangan itu menatap tajam seolah sedang menegur temannya. Wanita berambut gelap itu memutar bola matanya dan menghela nafas pada Blaise Zabini.
"Blaise, tidakkah menurutmu aneh sekali? Maksudku...bagaimana ia bisa tahu kalau Harry jarang keluar manor? Jelaskan sekarang itu padaku." Pansy bersikeras dengan keyakinannya. Blaise menghela nafas.
"Bisa saja, Pans. Mungkin karena dengan berita pertunangan mereka, banyak warga sekitar yang mengatakan, bukan begitu? Bisa jadi ia sempat-"
"Kalian berdua, tenanglah dulu." Draco menegur karena sudah cukup lelah mendengar adu argument keduanya. Ia menghela nafas.
"Blaise, aku rasa kita boleh memikirkan apa yang dikatakan Pansy. Harry memang jarang keluar. Kalau kita mau mencabangkan dugaan, bisa jadi freak yang saat itu aku lihat memang benar Cedric Diggory. Tapi permasalahannya adalah kita butuh barang bukti. Sementara kita tak ada bukti."
"Drake, kau tahu? Bergerak hanya dengan dugaan tidaklah mudah. Kalau dugaan Pansy dan kita salah, maka apa yang kita lakukan bila diketahui akan berakibat buruk untukmu dan perusahaanmu." Draco menghela nafas berat bersama dengan geraman yang tertahan.
"Ya, aku tahu itu Blaise. Tapi masalah yang sedang dihadapi kenapa aku bisa menuduh si brengsek itu adalah freak yang aku lihat adalah..dia pernah mengatakan secara langsung denganku kalau ia tertarik dengan Harry!"
Hening. Mereka bertiga hening. Pansy menatap Blaise kemudian.
"Aku rasa firasat dunia feminimku bisa dipahami denganmu sekarang, Blaise."
"Oh come on-"
"Listen up, both of you. Aku punya rencana agar kita bisa menyelidiki apakah benar Cedric Diggory adalah freak yang aku lihat malam itu. Aku butuh kalian untuk melakukan persis seperti rencanaku."
.
.
.
Harry diam di taman belakang manor. Menghela nafas. Sebetulnya kalau mau jujur, ia merasakan Draco sedikit mudah emosi akhir-akhir ini. Setelah makan malam, Draco yang berstatus tunangannya mengurung diri bersama Blaise dan Pansy di dalam ruang kerja pribadi Draco. Ia menoleh ke samping dan menemukan anjingnya yang tertidur nyenyak. Ia tersenyum kecil.
Ia menatap ke langit malam yang cukup cerah. Ia menghela nafas.
"Apa yang akan dikatakan dengan orangtuaku kalau aku memilih Draco untuk menjadi pendampingku, ya?" bisiknya. Ia menghela nafas. Bukan hal yang aneh kalau mungkin kedua orangtuanya akan menolak habis-habisan. Keduanya adalah laki-laki, sebuah hal yang sangat aneh untuk melihat sesama laki-laki terlibat dalam hubungan romantis hingga memutuskan untuk bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Auction
FanfictionDraco Malfoy tidak pernah percaya dengan cinta dan kehangatan ketika mendapat trauma dimasa kecilnya. Ia dipertemukan secara tidak sengaja oleh remaja bernama Harry Potter yang mengubah seluruh hidupnya di pelelangan. Alternate Universe! DrarRy! Boy...