1.

11.3K 638 63
                                    

Mulai pagimu dengan melukis senyum indah dibibirmu agar harimu menyenangkan.

~baby io






Pagi ini tampak seorang remaja tengah bersiap sembari merapikan rambutnya yang disisir rapi, melihat sekali lagi pantulan dirinya didepan cermin. Senyumnya mengembang melihat wajah tampan menurut dirinya sendiri, tak lama senyumnya semakin lebar melihat sosok yang membuka pintu kamarnya.

Cklek...

"sudah bangun rupanya, ayo kita sarapan dulu!" ajak wanita yang masih berdiri disisi pintu sembari mengamati pemuda yang masih belum beranjak dari tempatnya.

Wanita itu menggeleng kecil melihat kebiasaan putranya yang selalu memperhatikan penampilannya sebelum melalui harinya.

"mama duluan aja, aku mau ngambil tas dulu nanti aku nyusul." jawab pemuda tersebut kepada sang wanita yang ia panggil mama.

"baiklah jangan lama-lama, papa menunggumu dibawah baby io!" ucap hani_mama sang remaja kemudian berlalu dari kamar tersebut.

Ya, anak tersebut adalah io, lebih tepatnya Afgani Julio Fernandes. Seorang remaja yang terlahir menjadi anak ke tiga dari lima bersaudara, tubuhnya yang lemah membuatnya menjadi paling kecil dari keluarganya yang lain, bahkan tinggi badannya bisa dibilang mungil untuk ukuran laki-laki pada umumnya.

Wajahnya yang menjerumus ke imut dan manis membuatnya disukai apalagi sifatnya yang ramah dan humble membuatnya dengan mudah memikat hati orang lain, namun disekolah dia selalu bersama dua sahabatnya kemanapun ia pergi, karena mereka adalah teman sedari bayi.

Selepas memasukkan buku-buku yang akan dipelajari nanti disekolah ia pun bergegas melangkahkan kakinya menuju ruang makan, sembari menuruni tangga ia sempatkan untuk menyapa pelayan-pelayan rumahnya yang berkeliaran disekitarnya.

"selamat pagi papa, mama, dan abang-abang" ucap afgan sembari menarik kursi dihadapan Redika Galileo Fernandes.

Redika atau yang kerap dipanggil dika adalah abang pertama afgan yang telah menjadi CEO, sikapnya yang tegas dan dingin serta kharismanya membuatnya disukai oleh para wanita yang melihatnya.

"selamat pagi baby." jawab mereka serempak yang membuat afgan mengerucutkan bibirnya kesal namun tak lama ia kembali tersenyum mengingat ia akan pergi kesekolah setelah liburan semester.

Selesai menyuapkan satu sendok nasi goreng terakhir ia pun bergegas minum air putih dan hendak berdiri, namun cekalan ditangannya membuatnya menatap sang pelaku yaitu Pradeka Pralio Fernandes.

Pradeka atau yang kerap dipanggil deka adalah abang kedua afgan yang telah menjadi dokter spesialis penyakit dalam. Sikapnya yang hangat menjadikan ia abang tersayang afgan, namun ketika marah mampu membuat musuhnya bergetar ketakutan.

"minum dulu vitaminnya" ucap deka sembari menatap sang adik yang masih berusaha melepas cekalan tangannya.

Mendengar kata obat dari abangnya membuatnya menggeleng brutal dan berusaha melepaskan cekalan tangan abangnya yang melilit pergelangan tangannya.

"ga mau, pengen berangkat sekolah!" ucap afgan dengan keras kepala, tangannya yang bebas sibuk melepas cekalan abangnya yang malah semakin kuat.

Dengan sangat terpaksa afgan menelan pil yang memuakkan baginya itu, setelahnya ia dapat melihat pergelangan tangannya yang memerah karna cekalan tangan abangnya itu.

"io berangkat sekolah dulu" ucap afgan sembari memperbaiki tas yang tengah ia gendong.

"berangkat bareng papa!" suara tegas sang kepala keluarga membuat afgan menatap tak suka namun dia memilih diam daripada tak jadi berangkat sekolah.

Setelah berpamitan dengan keluarganya, disinilah ia berada di depan gerbang yang menampilkan siswa/i yang juga sedang berangkat sekolah, baru saja tangannya hendak membuka pintu suara sang papa mengalihkan atensinya.

"jangan nakal dan jangan makan-makanan pedas, mengerti?!" jelas sang papa yang hanya dibalas anggukan.

Dengan segera afgan mengecup pipi sang papa lalu hendak turun, namun lagi-lagi tangannya ditahan membuatnya mengurungkan niatnya untuk segera mencapai kelas.

"nanti sepulang sekolah jangan kemana-mana, langsung pulang paham!" jelas sang papa yang lagi-lagi hanya dibalas anggukan.

"satu lagi!"

Ucapan sang papa menghentikan afgan yang hendak turun lagi, kini ditatapnya wajah sang papa yang menatapnya serius.

"adik-adikmu akan pulang dari jepang hari ini, jadi nanti jangan pulang terlambat untuk menjemput mereka di bandara."

Terkejut? hey siapa yang tidak terkejut setelah 12 tahun tidak berjumpa membuat afgan tersenyum ceria, ia membayangkan wajah adik-adiknya yang lucu seperti ketika mereka kecil dan ia juga tak sabar ingin bermain dengan adik-adiknya itu.

"beneran pa?" tanya afgan masih tak percaya.

"iya, makanya jangan kemana-mana!" perintah sang papa.

"siap papa, pokoknya nanti io bakal langsung pulang. Io janji ga akan pergi kemana-mana" ucap afgan dengan excited.

Setelah memasuki gerbang sekolah afgan berhenti sejenak menatap bangunan yang sudah satu setengah tahun ia tempati untuk belajar, bahagia hatinya apalagi ditemani kedua sahabatnya dan semua teman yang selalu baik padanya.

Kakinya melangkah perlahan menuju koridor yang mulai ramai, banyak yang menyapa dirinya dan hanya dibalas senyum ciri khasnya.

Setibanya dikelas, suasana masih agak sepi bahkan kedua temannya belum ada dibangku mereka. Afgan pun memutuskan menuju taman belakang sekolah entah mengapa ia tiba-tiba merindukan tempat tersebut.

Hamparan rumput hijau dengan sebuah pohon besar dan satu buah kursi panjang terlihat, ia bergegas duduk dikursi tersebut sembari menatap langit yang nampak cerah, senyumnya kembali mengembang mengingat adik kembar kesayangannya akan pulang.

"akh...ga sabar pengen cepet-cepet pulang terus jemput si kembar."

"kenapa lama banget sih?"

****

Saat istirahat pun tiba, afgan dan sahabatnya bergegas menuju kantin yang sudah diisi murid-murid yang sudah berdesakan, bahkan tak ada satu pun tempat kosong yang tersedia.

"gimana nih? Udah ga ada tempat lagi." keluh agim sembari menatap sekitarnya.

"yaudah kita ke warung bu sri aja gimana? Gue dah kangen sama gorengannya!" ucap ilham yang mana matanya berbinar membayangkan gorengan yang hangat dan sangat enak itu memasuki perutnya.

Agim Sanatya dan ilham cruslie merupakan sahabat yang dimiliki afgan, bahkan bisa dibilang mereka adalah sahabat sejak orok. Kemanapun salah satu dari mereka pergi maka yang lain pasti akan mengikut bahkan terkadang mereka dibilang kembar karna sifat mereka yang sama namun berbeda rupa.

Agim yang sedikit dewasa selalu memisahkan kedua sahabatnya yaitu ilham dan afgan yang bertengkar meski ketika bertengkar pun tak akan lama mungkin cuma 15 menit lalu baikan lagi, dan agim selaku paling tua selalu memberi ide yang kadang membuat orang geleng-geleng kepala.

Sedangkan ilham adalah spesies yang suka jail dan memiliki humor yang receh melihat sesuatu yang lucu dimatanya maka ia akan tertawa terpingkal-pingkal, sungguh aneh. Namun ketika marah justru akan terlihat menyeramkan.

"oke deh, gue juga dah kangen sama mie goreng super pedasnya!" semangat afgan yang langsung menarik kedua tangan sahabatnya menuju belakang sekolah.

.
.
.
.
.
TBC

AfganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang