4.

7.5K 545 24
                                    

Didunia ini yang paling ganteng cuma afgan seorang, titik ga pake koma.

~afgan













Setibanya di mansion afgan yang merasa mobilnya berhenti membuka netranya, lalu menatap sekelilingnya dan benar ia sudah tiba dirumah. Belum sempat kakinya menyentuh tanah namun ia sudah digendong sang papa, malas berdebat afgan hanya diam menikmati lagipula ia juga lelah berdiri selama 30 menit dibandara tanpa duduk karna menunggu kedua adik kembarnya.

Pikiran afgan masih berkelana memikirkan kedua sosok yang berjalan dibelakangnya sembari menatapnya intens. Afgan masih belum bisa percaya meski jika dilihat dari segi postur wajah mereka memang mirip dengan sang papa bahkan mereka begitu tampan.

Afgan yang melamun tak menyadari jika ia sudah duduk disofa dengan dipangku sang papa, afgan masih asik berpikir, hingga suara deka menyadarkan lamunannya.

"baby? Apakah kau melamun?" tanya deka melihat adik manisnya terdiam sesekali dahinya berkerut seolah sedang berpikir keras.

"ahh.. Ngga kok aku cuma mikir apakah benar mereka adik kembarku? Kok ga imut lagi kaya dulu?"

Ekspresi afgan begitu menggemaskan dengan ekspresi serius, sambil sesekali kepalanya miring dan jari telunjuk di dagu sembari menatap bergantian dua wajah adik kembarnya.

"apakah kau tak percaya baby? Padahal kita tadi sudah berkenalan dibandara!" suara raka mengintruksi afgan.

"kalo dilihat dari wajah kalian sih...aku percaya karna kalian mirip papa, tapi kenapa kalian bisa lebih tinggi dan lebih tampan!"

Harus afgan akui jika memang dua adik kembarnya begitu tampan dengan setelan baju kaos dilapis jaket hitam, celana hitam dan kacamata hitam yang melekat apik dihidung mancung mereka.

"ini ga boleh dibiarin, harusnya aku yang paling tampan dikeluarga ini!"

Afgan cemberut memikirkannya, sekarang apa yang harus ia lakukan agar ia bisa menjadi yang paling tampan?

"kami memang tampan, dan kau harus sadar baby bahwa kau itu imut dan menggemaskan. Kata tampan tak cocok dengan wajah baby face mu ditambah mata bulat, hidung mungil serta jangan lupakan pipi bakpao yang begitu halus dan empuk itu!" ujar deka,

Sungguh saat ini deka ingin sekali menguyel pipi sang adik yang masih menggembung, ini benar-benar membuat tangannya gatal dan berakhirlah ia mengunyel pipi bakpao sambil sesekali mencium dan menggigit kecil.

"abang~ jangan digigit nanti kalo pipi aku jadi tambah besar gimana? Ntar aku ga kuat bawanya!" kesal afgan terhadap abangnya ini, jikalau bisa ia ingin mengirimkan abangnya ini ke antartika saja biar tak ada yang mengganggunya.

"sudah-sudah, baby kamu harus tau mereka memang adik kamu dan mulai besok mereka akan sekolah bersamamu jadi.... Kamu tak akan bisa nakal lagi! Ingat itu!" peringat dika, sebenarnya ia tau apa yang selalu dilakukan adik nakalnya disekolah tapi ia biarkan asalkan tidak melampaui batas.

Sedangkan disisi lain kedua anak kembar itu tersenyum misterius, bahkan Mereka sudah merencanakan sesuatu agar mereka bisa selalu bersama kakak? Ataukah mereka seharusnya memanggilnya adik? Sungguh mereka merasa sebal, mengapa afgan lahir terlebih dahulu dari mereka.

"kenapa ga disekolah yang lain aja? Maksutku aku bisa menjaga diriku sendiri, aku kan anak laki-laki yang kuat!"

Semangat afgan menunjukkan otot lengannya yang bahkan tak ada apa-apanya, bagaimana mungkin ia memiliki otot jika ia kurus dan tak pernah olahraga? Impossible.

"tak apa biar tak ada yang berani denganmu dan kami bisa lebih tenang, jika kau dipantau adik-adikmu ketika disekolah dan agar kau tak nakal lagi baby." ucap sang papa membuat afgan terdiam, percuma juga jika ia mendebat pasti ia akan kalah nantinya.

Dikarnakan sudah kepalang kesal, afgan memilih bangun dari pangkuan sang papa dan menuju kamarnya sembari menghentakkan kakinya berjalan.

Dikamar afgan memilih tiduran diatas kasurnya berharap ia bisa tertidur kembali, namun Nyatanya ia tak bisa tidur jika tanpa ada yang mengelus rambut ataupun punggungnya.

"aku ingin minum susu, tapi malas turun kebawah lagi! Huh... Ini sungguh menyebalkan."

Susu menjadi salah satu kebiasaan afgan sebelum tidur, jika ia tak minum susu afgan tak akan bisa tidur meski sudah dielus bahkan dibacakan dongeng sekalipun.

Ngomong-ngomong soal dongeng, afgan masih sering dibacakan dongeng oleh sang mama ketika sang mama yang menidurkannya. Tapi....shuttt diem aja ya? Jangan bilang-bilang nanti afgan malu xixixi..

"andaikan aku memiliki kekuatan, aku pasti tak perlu repot lagi buat jalan. Aku bisa langsung wusss.....menghilang dan tiba dalam waktu sekejap."

Dan ya... Inilah yang terkadang afgan lakukan ketika tak bisa tidur, menghayal! Adakah para pembaca yang memiliki kebiasaan seperti afgan? Berarti hidup anda begitu berwarna.

Afgan tak menyadari jika ada dua sosok yang memperhatikannya dari pintu, kedua sosok tersebut hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sang kakak yang berbeda dari yang lain.

"baby minumlah susu ini!" panggil raka.

Afgan yang dipanggil lebih memilih memalingkan wajahnya dirinya masih kesal karna dianggap imut padahal diakan tampan, tapi.... Dia ingin minum susu!

Arka begitu gemas melihat sang kakak yang curi-curi pandang kearah gelas yang dibawa kembarannya raka. Hingga sebuah ide jahil muncul dikepalanya.

"yaudah deh kayaknya baby memang tak mau susu, sebaiknya kita bawa kembali kedapur saja raka!" ucap arka sembari membuat telepati dengan raka yang dibalas anggukan.

"baiklah ayo, baby sepertinya sudah tak suka dengan susu sebaiknya nanti kita bilang mama agar membuang se-"

Belum selesai raka berucap sudah didahului afgan, anak imut ini benar-benar merasa takut jika susu-susunya akan dibuang nantinya.

"siapa bilang! Aku suka susu tau, sini biar aku habisin, oh iya jangan pernah buang susu aku. Kalo ga... "

Afgan sengaja menjeda kalimatnya agar kedua sosok adiknya ini penasaran, dia ingin melihat ekspresi kedua adiknya ini. Namun tetap tak ada reaksi apapun dan wajahnya tetap datar, apakah selama dijepang adiknya ini dioperasi plastik wajahnya dengan wajah tembok?

Ngomong-ngomong soal operasi plastik, bukankah ia bisa menjadi lebih tampan dari seluruh keluarganya jika melakukan operasi plastik? Mari kita....tanya dulu deh.

Setelah menghabiskan susunya ia berniat untuk pergi mencari sang papa, namun usahanya untuk bangkit dari ranjang terhalang dua makhluk yang kini menempati dua sisi disebelahnya.

"minggir dulu ih, aku mau ketemu papa!" ucap afgan, tangannya tak henti-hentinya mencoba menyingkirkan kedua tangan yang memeluk tubuhnya.

"memangnya mau apa ketemu papa?" tanya arka sambil melihat kelakuan sang kakak yang sungguh imut.

"ada deh, kalian ga usah kepo!"

"ga, sekarang kamu tidur!"

Dan ya... Afgan akhirnya tertidur setelah mendapat elusan dikepala dan punggungnya, meski awalnya ia masih memberontak namun ia berakhir nyaman dan sekarang ia tengah memeluk raka dengan erat membuat raka tersenyum tipis sedangkan arka sendiri hanya diam dan mengelus punggung sang kakak.

.
.
.
.
.
.
TBC

AfganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang