Jika ada kesempatan kenapa harus disia-siakan?
~afgan.
Setibanya dibelakang sekolah mereka memanjat tembok yang lumayan tinggi, mereka pun memanjat dengan begitu lihai karena sudah terbiasa memanjat tembok ketika hendak membolos ataupun hendak kewarung bu sri yang letaknya dibelakang gedung sekolah.
Warung sederhana dengan beberapa siswa yang nongkrong menyapa penglihatan mereka bertiga, siswa yang berada disana bisa dipastikan adalah siswa yang suka berbuat onar ataupun kenakalan.
Asap rokok mengisi dari setiap sudut namun tak menyurutkan niat ketiga pemuda tersebut untuk ikut bergabung dengan para kakak kelas ataupun adik kelas. Mereka cukup terkenal disekolah bukan hanya karna keluarga dan kepintaran mereka namun juga karna kenakalan yang mereka lakukan.
"oy bang dani, dah lama lu disini?" tanya agim yang kemudian duduk disamping orang yang dipanggil 'bang dani' dan jangan lupakan tangannya yang mencomot gorengan milik dani.
"baru aja gue nyampe, enak banget lu gim main ngambil gorengan gue!" ucap dani dengan nada yang dibuat marah namun sebenarnya ia tak marah, ia hanya ingin mengerjai adik kelasnya itu yang selalu suka berbuat seenaknya sendiri.
"aelah bang jangan pelit jadi orang, ga lulus baru tau rasa lu. Lagian berbagi itu indah bang, iye kaga gan?" tanya agim pada afgan yang baru saja duduk setelah memesan mie goreng super pedas.
"iyain aja, kasian anak orang ntar nangis." sahut ilham yang ikut mencomot gorengan dani setelah baru saja duduk ikut memesan bersama afgan.
Sedangkan pihak yang baru saja dikatain merasa sebal, bahkan kini ia berlalu untuk memesan nasi goreng spesial dengan gorengan hangat kesukaannya.
"yah ngambek dia gan, gimana nih? WOY AGIM JANGAN NGAMBEK NAPA, NTAR GUE BELIIN PERMEN DAH. PROMISE!" teriak ilham yang menjadikannya pusat perhatian diwarung tersebut. Namun bukan ilham namanya jika dia malu, ia bahkan melambai tangan dihadapan orang-orang yang tengah menatapnya dengan ekspresi tanpa dosanya.
Sedangkan disisi lain agim yang namanya disebut pun merasa malu, apalagi ia ditatap banyak orang. Dalam hati ia menyumpah serapahi sahabatnya ilham yang ketika bicara tanpa menggunakan rem.
"berasa jadi artis dadakan gue diliatin banyak orang kaya gini, emang bener dah kalo gue itu paling tampan!" ilham menyugar rambutnya dengan jari kebelakang sembari tersenyum yang menurutnya paling menawan.
Pletakk....
Jitakan maut dari afgan menyurutkan ekspresi bahagia ilham menjadi cemberut sambil mengusap keningnya yang masih terasa berdenyut dan memerah.
"ganggu ae lu gan, ga tau apa gue tuh lagi bahagia dijadiin pusat perhatian kaya gini berasa jadi artis terkenal terus ketemu sama fans secara langsung." keluh ilham padahal ia kan sedang berusaha tampil memukau ketika menyugar rambutnya pelan seperti iklan sampo di televisi.
Menghela nafas lelah, afgan berusaha tetap bersabar menghadapi satu sahabatnya yang memiliki tingkat percaya diri melebihi seluruh makhluk didunia bahkan mungkin tak akan ada yang bisa menandingi tingkat percaya diri dari ilham, sepertinya.
Diambilnya air tepat didepannya milik dani lalu segera ia minum namun tidak sampai ia telan, setelah membaca sedikit mantra yang kata agim ampuh untuk mengusir setan ia pun menyemprotkan air tersebut kewajah ilham.
'dim....dam.....dum.....sir.....kusir....pang....empang....wahai setan pergilah engkau dari tubuh pemuda didepanku ini...cing...kucing garong...ya...buaya darat!' mantra batin afgan sambil menatap lekat wajah ilham.
Srooott....
Keadaan menjadi hening, semua mata memandang iba kearah ilham yang kini wajahnya telah basah terkena air semburan disertai mantra dari afgan yang katanya ampuh menghilangkan kesurupan.
"gimana perasaan lu sekarang ham? Dah baikan belum? Setannya dah keluar belum?" tanya afgan karna melihat ilham yang hanya diam saja didepannya sambil mengeluarkan sorot murka, namun dipikiran afgan sekarang adalah setan yang bersemayam ditubuh ilham justru marah.
"please setan jangan marah, gue cuma ngikut mantra si agim doang tadi. Kalo lu mau ambil si ilham, ambil aja gue ikhlas lahir batin!" ungkap afgan yang menampilkan senyum ceria diakhir katanya.
"gerrr....gue mau makan lu afgan, karna lu udah berani ganggu gue hihihihi..." tawa ilham yang dibuat-buat menyeramkan disertai ekspresi menyesuaikan suara.
'kena lu, sekarang lu yang gue kerjain!' batin ilham yang puas melihat ekspresi afgan yang sudah pucat pasi bahkan tubuhnya sekarang agak bergetar karna ketakutan
Sementara afgan tubuhnya sudah berkeringat dingin, selain ia takut dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan peralatan medis dia juga takut dengan segala sesuatu yang mistis.
"bang dani...selametin gue bang. Gue ga mau dimakan setan yang ngerasuki tubuh si ilham bang, gue masih pengen hidup hiks...hiks...hiks...."
Tangis afgan mengisi ruang hening yang sedari tadi mengisi warung bu sri karna mereka yang berada disana lebih menikmati drama klosal yang diperankan afgan dan ilham yang berakhir afgan yang menangis bila ditakuti dengan sesuatu yang bernama hantu."lu sih, ngapain gangguin setan yang lagi ngerasuki si ilham? Sekarang gue ga bisa bantu lu!" ungkap dani yang mengelus punggung afgan yang berada dalam pelukannya setelah melihat kode dari ilham bahwa ia hanya ingin mengerjai afgan.
"abang...hiks...aku harus hiks...gimana sekarang hiks..."
Tangis afgan semakin keras membuat pipinya yang chubby dan hidung mancung mungilnya yang terlihat memerah. Mata yang masih saja mengeluarkan likuid bening serta bibir merah yang bergetar membuat yang melihat gemas meski disana rata-rata laki-laki namun mereka sudah menganggap afgan dan temannya adalah adik mereka bahkan adik kelas mereka pun menganggap demikian karna dilihat dari sikap mereka yang masih seperti anak-anak.
*****
Bel pulang telah berbunyi nyaring satu menit yang lalu, afgan dengan segera merapikan alat tulisnya lalu memasukkannya kedalam tas mengabaikan ilham yang sedari tadi minta maaf karna telah menjahilinya ketika berada di warung bu sri.
"afgan gue bener-bener minta maaf sama lu, jangan marah lagi dong, kita kan best friend forever." ilham berusaha menarik perhatian afgan, namun lagi-lagi hanya keterdiaman yang ia dapatkan. Mau tak mau ia pun mengeluarkan jurus terakhir yang pasti manjur membuat sosok yang bernama lengkap afgani julio fernandes ini akan memaafkannya.
"maaf dong, gue janji bakal nurutin satu kemauan lu" ucap ilham dengan pasrah, bisa dipastikan sebentar lagi dompetnya akan meraung karna akan kelaparan untuk beberapa hari kedepan.
"ga mau ah, lu ga ikhlas kayaknya"
Afgan bergegas berdiri lalu menyampirkan tasnya dibahu kiri, namun ketika hendak melangkah ucapan ilham membuatnya berhenti lalu berbalik.
"beneran gue ikhlas nurutin satu kemauan lu." ucap ilham dengan raut wajah yang dibuat semeyakinkan mungkin.
"oke, jadi gue minta....."
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Afgan
Teen FictionHei asal kalian tau, aku bukan lagi bayi yang harus dijaga dengan begitu ketat apalagi aku ini cowo bukan cewe. "jangan membantah baby!" "menurutlah agar kau tak dihukum, mengerti?" "mengapa kau nakal sekali, apakah kau rindu hukumanmu?" yah...dan i...