21.

6K 492 276
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 22.49 belum ada tanda-tanda kepulangan suami nya. Kirana masih betah di posisi nya saat ini, berdiri depan jendela berharap cemas Jill pulang dengan selamat.

"Kamu dimana sih."

Kirana sangat cemas, tidak biasa nya Jill pulang selarut ini kalaupun pulang terlambat ia akan memberitahu lewat pesan.

Dari kejauhan terdengar suara mobil, kemungkinan besar itu mobil milik Jill. Dan benar sekali mobil itu berhenti tepat di depan pintu pagar rumah mertua nya. Kirana menutup kembali horden lalu keluar dari kamar, ia harus menyambut kepulangan suami nya.

Kirana membuka pintu rumah lalu berlari ke arah pagar berniat ingin membukakan pagar sendiri padahal tidak perlu repot-repot ada satpam yang stand by 24 jam.

"Biar saya saja pak yang buka pagar nya."

"Baik non." Ujar satpam masih tetap berdiri di belakang Kirana.

Perlahan pagar pun terbuka dan mobil pun masuk ke dalam perkarangan rumah. Tidak lupa Kirana kembali menutup pagar setelah nya Kirana menunggu Jill keluar dari dalam mobil.

Terlihat Jill masih menggunakan baju sekolah nya hanya saja baju sekolah tersebut sudah keluar dan tidak beraturan serta bau alkohol.

"Sini biar Kirana bawakan tas nya."

"Tidak perlu." Jill masih bersikeras tidak ingin di bantu sama sekali, padahal niat baik Kirana hanya ingin membantu membawakan tas ransel nya Jill agar memudahkan Jill untuk berjalan. Buktinya sekarang ia berjalan sempoyongan seperti orang mabuk.

Kirana mengekori Jill dari belakang sampai ke dalam kamar nya.
"Kakak habis mabuk-mabukan?"

"Jangan cerewet. Pergi sana." Jill mengibas-ngibaskan tangan tepat di depan muka Kirana.

Bukan nama nya Kirana untuk menyerah, segala ide terlintas begitu saja di otak nya.
"Kirana buatkan teh hangat ya kak, kakak tunggu bentar."

Kirana buru-buru keluar dari kamar lalu membuatkan teh hangat untuk suami nya. Bertepatan di dapur, Kirana tidak sengaja berpapasan dengan papa nya Jill.
"Sudah pulang suami kamu?"

"Sudah pa barusan. Ini Kirana buatkan teh hangat buat Jill." Sambil menunjukkan gelas yang telah ia isi air hangat.

"Bawakan cookies, anak itu penyuka cookies."

"Iya pa nanti Kirana sekalian sediakan cookies."

Setelah itu mertua nya masuk ke dalam kamar, Kirana tersenyum sedikit demi sedikit papa nya Jill sudah menerima kehadiran Kirana di rumah ini meskipun belum 100%.

Nampan telah terisi sempurna, dengan pelan-pelan Kirana membawa nya berharap tidak tumpah.

Kirana membuka pintu kamar Jill lalu menaruh nampan yang berisikan minuman hangat beserta cookies di atas meja belajar nya Jill. Baju sekolah tercecer di lantai, Kirana angkat baju tersebut lalu di masukkan ke dalam keranjang baju kotor yang telah di sediakan dikamar Jill.

Ting
Bunyi suara notifikasi terdengar dari handphone suaminya. Seperti de javu, kejadikan sama persis dengan tempo lalu.

Penasaran siapa yang telah mengirimkan chat ke suami nya di jam seperti ini. Kirana mengangkat handphone suami nya lalu mengetuk layar terpampanglah 1 notifikasi dari Sarah.

Sebenarnya siapa Sarah? Ada hubungan apa Jill dengan Sarah.

Sarah
Makasih syg buat mlm ini,
aku suka hadiah yang kamu kasih. Pas di jari manis aku ❤

"Oh sudah lancang buka hp gue!" Kirana reflek menjatuhkan handphone nya tepat suara Jill bergema.

"Aku gak bermaksud lancang tadi a--"

"Alah banyak bacot!" Jill melangkahkan kaki dengan lebar lalu ia menarik kasar rambut Kirana.

"Aw sakit, lepasin Jill." Kedua tangan Kirana berusaha melepaskan tarikan di kepala nya saat ini.

"Ini hukuman buat lo sudah lancang buka hp gue."

"Aku gak sengaja. Maaf."

"Sudah gue bilang jangan seenaknya keluar masuk kamar."

"Janji gak akan aku ulangin lagi, tolong lepasin Jill. Sakit."

Bukannya di lepas yang ada jambakaan makin kuat membuat Kirana meringis kesakitan.
"Makanya jadi cewek tau diri. Lo itu sudah gak ada harga diri setidaknya tau posisi dirumah ini." Jill melepaskan tarikan di rambut Kirana lalu mendorong tubuh Kirana sehingga membentur ujung meja belajar Jill.

"Perut aku sakit banget. Jangan tinggalin aku."

Jill tidak mempedulikan lagi Kirana yang ia tau Kirana hanya drama biar Jill menolong. Kirana sendirian dalam kamar dengan memeluk perut buncit nya saat ini.
"Tolong anakku Jill." Kirana terduduk di lantai, ia berusaha berdiri keluar dari kamar ini.

Entah apa yang ada difikiran Kirana saat ini hingga Kirana membuka pintu pagar seorang diri. Para satpam rumah sedang berkeliling sehingga tidak ada yang berjaga di pos.

Masih memegang perut nya, Kirana berjalan tertatih berharap ada mobil lewat yang menolong nya.

"Tolong bertahan nak, mama mohon." Yang ada dalam fikiran nya saat ini bayi dalam kandungan nya tidak terjadi apa-apa efek benturan tadi. Perlahan penglihatan Kirana buram, ia masih tetap berjalan mencari bantuan.

Tidak jauh dari Kirana terdapat sebuah mobil hitam yang terus membututin Kirana dari belakang. Mobil tersebut sejak dari tadi sudah bertengger di seberang rumah Kirana.

"Den, apa tidak seharusnya kita samperin sekarang? Kelihatan nya seperti orang kesakitan."

Tanpa babibu lagi Kevin keluar dari persembunyian nya dalam mobil lalu memeluk Kirana dari belakang.
"Kamu aman sama aku."

Tiba-tiba Kirana kehilangan kesadaran nya membuat Kevin kelimbungan. Reflek Kevin menggendong ala bridal style membawa masuk ke dalam mobil.

"Buruan pak kita harus kerumah sakit." Kevin benar-benar dilanda rasa khawatir melihat keringat dingin keluar dari sekujur tubuh Kirana apa lagi saat melihat Kirana tiba-tiba keluar seorang diri dari pagar sambil memeluk perut nya.


°°°°°

Mau next chapter??? Comment dan vote 👉🏻👉🏻👉🏻

Zhakira (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang