Bayi mungil berjenis kelamin laki-laki itu sejak ia lahir sampai saat ini pun belum memiliki nama panggilan. Bagaimana tidak sang ibu masih terbaring lemah dengan selang infus di telapak tangan nya. Bolak-balik Kevin tidak pernah absen demi memantau kesehatan Kirana.
Bayi tersebut telah di asuh dan di rawat dengan baby sitter yang telah di pekerjakan oleh Kevin. Papi Kevin tidak sama sekali menolak atau membantah keinginan anak nya. Menurut nya selagi masih wajar dan masuk akal ia akan selalu mendukung anak semata wayang nya itu.
Tidak ada ikatan darah antara bayi mungil ini dengan Kevin, seakan dunia mengizinkan Kevin merawat nya layak anak kandung nya sendiri. Biarkan untuk saat ini ia memberikan masih sayang untuk sang bayi selagi Kirana belum tersadar. Ia telah berjanji akan membalaskan dendam terhadap sang ayah nya, bahkan lelaki itu tidak pantas menyandang gelar ayah dari bayi tersebut.
°°°°°
"Asu!"
"Kenapa?"
"Tolongin woy kasihan anak orang bengkak bibir nya."
Mereka berdua mengalihkan penglihatan nya terhadap 2 jenis kelamin berbeda jenis sedang bercumbu mesra di sebuah diskotik terletak di tengah kota. Sang wanita nya sangat menikmati ciuman dari lelaki di depan nya ini padahal kalau dilihat dengan seksama lelaki ini seperti rakus melahap makanan.
"Cukup woy, sadar, jangan kalap."
"Gerald tolongin, jangan bir doang lo habisin."
"Ckkk." Gerutu Gerald dengan sangat terpaksa Gerald memisahkan sahabat nya dari wanita liar di depan nya.
"Kalau mau nyusahin jangan sama kita!" Molly pun ikut nimbrung mencerca Jill.
Dengan tenaga mereka Jill di rangkul lalu di bawa ke kamar yang telah Gerald pesan, ketiga teman lain nya membuka pintu kamar lalu Gerald melempar begitu saja tubuh Jill di atas kasur.
Keringat mengalir di sekitar kening membuat Gerald membutuhkan mineral dingin. Gerakan tersebut membuat ketiga sahabat Jill sontak mengikuti arah telapak tangan Gerald.
"Sorry kami buat lo susah lagi, Rald. Kita-kita juga bingung sama perubahan sikap nya Jill itu pun semenjak Kirana hilang jejak dirumah nya.""Gak masalah, lo butuh bantuan hubungi gue." Gerald meninggalkan kamar lalu menutup pintu. Molly secara tidak langsung memegang dada nya.
"Gila, kalian merasa gak atmosfer nih kamar jadi panas?"
"Gue kira cuma gue doang, ternyata kita samaan."
"Memang tidak diragukan lagi, aura Gerald sangat dominan."
"Mau kita apakan sahabat lo ini? Masak kita tinggal begitu saja, bisa-bisa ini anak bercumbu lagi."
"Biar gue yang jaga."
"Serius? Mendingan jangan, bokap nyokap lo lagi bertengkar. Kasihan nyokap lo dirumah sendiri hadapin sikap bokap yang tempramen."
"Biar gue aja, kalian-kalian buruan balik."
"Thanks." Ujar Molly.
"Kayak baru kenal aja, santai bro." Abi sangat tau permasalahan yang dihadapin keluarga nya Molly, ia tidak enak jika Molly yang harus berjaga di kamar bersama Jill.
Akhirnya kedua sahabat nya meninggalkan tempat club malam menyisahkan Abi yang harus menjaga Jill takut-takut ia akan berbuat ulah kembali.
Di pagi hari nya Jill membuka mata, kening nya berkerut merasakan berat di sekitar kepala nya. Hal yang ia ingat hanya minum dan minum tanpa mendengarkan ocehan ketiga sahabat nya.
"Aww." Tangan sebelah kiri memegang kepala bagian tengah, sungguh ini menyakitkan rasa sakit nya. Mencoba mengingat apa yang terjadi, Jill terkejut ia terbangun di sebuah kamar hotel entah dimana lokasi nya. Memejamkan mata kembali mencoba menghilangkan rasa sakit di kepala nya.
"Syukur deh lo sudah bangun." Suara terdengar dari arah kamar mandi.
"Abi?" Hanya menebak dari suara nya saja.
"Yo'i siapa lagi kalau bukan gue yang rela di sengsarain sama teman laknat kayak lo."
"Maaf."
"Santai. Meja samping lo ada air mineral sama bubur, gue beli di seberang." Ucap suara Abi yang menggema dalam WC.
"Maaf semalam gue nyusahin." Suara Jill samar-samar terdengar dari arah WC.
"Bukan gue aja yang lo susahin, Molly, Senji sama Gerald."
"Gerald?"
"Yo'i. Sama gue juga kaget." Abi bisa menebak isi fikiran Jill, mereka semua sama-sama terkejut dengan sikap Gerald yang terang-terangan ikut membantu.
"Yang lebih parah lagi, lo bercumbu dengan wanita random."
Kedua bola mata Jill membesar, selama ini ia sudah berjanji tidak akan berbuat tidak senonoh. Semua gebetan Jill sudah ia selesaikan hubungan nya. Entah apa yang membuat Jill bisa berbuat di luar nalar.
🐛🐛🐛🐛
Taqabbalallahu minna waminkum, Shiyamana wa Shiyamakum. Kullu aam wa antum bikhair
"Selamat Idul Fitri semua nya "
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhakira (ON GOING)
Novela Juvenil🤝🏻 DIHARAPKAN MEMBACA SETELAH SHALAT 🤝🏻 "Ngapain kamu kesini?" Sarkas lelaki ini. "Aku mau---" "Buruan, gue gak ada waktu!" "Aku hamil, Jil." "Yakin banget itu anak gue." "Tapi Jil ini anak kamu." "Gue sudah bilang kita main aman. Itu uang buat...