07

10.3K 568 21
                                    

Apa yang dikatakan Kirana tentang ia akan masuk ke sekolah tanpa bantuan dari Jill sungguh membuat nyali Kirana patut di acungi jempol. Kirana memang tidak berbohong jik ia belum ada uang untuk membayar SPP nya, nyata nya uang yang di berikan dari orang tua Jill harus rela di pakai demi membayar SPP.

Kirana telah sampai di sekolah nya, syukurlah bisa masuk sebeluk bel berbunyi. Berjalan di keramaian murid-murid. Berdiri di ambang pintu, semua teman sekelas Kirana kompak menoleh ke arah Kirana yang baru saja datang. Apa yang aneh dari seorang Kirana sampai-sampai ia menjadi pusat perhatian.

Di hiraukan tatapan tajam mereka, Kirana duduk di tempat dimana ia duduk. Di letakkan tas nya lalu di keluarkan buku pelajaran. Teman sebangku Kirana menyodorkan sebuah buku tulis di hadapan Kirana

"Ini catatan, pinjam dulu. Salim dirumah, gue tau lo pasti butuh."

Kirana menerima dengan senang hati, ternyata tidak begitu buruk di hari pertama nya masuk ke sekolah kembali. Memang Kirana banyak ketinggalan pelajaran selama hampir 5 hari ia di rumah.

"Oiya gue lupa kasih tau ke lo kalau lo di cari sama bu guru, kata nya suruh menghadap."

"Terimakasih."

"Buat?"

"Lo beda dari yang lain."

"Gue bukan seperti mereka."

Pelajaran pertama dan kedua berjalan dengan lancar sampai pada akhirnya bel istirahat berbunyi. Kirana yang berniat untuk ke ruangan guru pun langsung bergegas ke sana. Kirana tau pasti perihal ia absen selama 5 hari dan belum membayar SPP. Selama ini Kirana tidak pernah telat sekali pun, itu karena kekasih nya lah yang membayar sekalian punya Kirana.

Terdengar suara ketukan pintu.
"Silahkan masuk."

Mendengar jawaban, Kirana membuka knop pintu.

"Apa benar ibu mencari saya?"

"Iya benar, ibu mencari kamu. Silahkan duduk."

"Begini, ibu mendapatkan laporan kalau kamu tidak masuk sekolah tanpa keterangan selama 5 hari. Dan juga kamu belum memenuhi kewajiban membayar uang SPP untuk bulan ini. Apa benar, Kirana?"

"Iya bu, saya memang tidak masuk sekolah. Ibu tau sendiri saya sebatang kara, saya bingung gimana cara nya mengirimkan surat keterangan kalau saya sakit. Kalau soal uang SPP saya berencara hari ini membayar nya, bu."

"Ibu mengerti dengan kondisi keluarga kamu, untuk ke depan nya ibu harapkan kejadian seperti ini tidak terulang kembali. Kamu sudah kelas 11, tinggal menghitung hari akan ujian kenaikan kelas."

"Terimakasih bu atas pengertian nya. Saya permisi dulu bu mau bayaran."

"Iya sudah, silahkan."

Kirana bangkit dari duduk nya lalu menutup pintu ruang guru. Berjalan menuju Koperasi, memang disana selain menjual alat-alat keperluan sekolah disana juga tempat membayar SPP untuk murid-murid. Dari kejauhan koperasi sedang sepi hanya 2 orang saja yang berdiri disana.

"Permisi bu, saya mau membayar SPP."

"Tunggu sebentar nak."

Ibu tersebut membuka kwitansi dan buku catatan.

"Nama nya siapa?"

"Kirana Greysa bu dari 11 IPS 1."

Di tulis lah sesuai apa yang Kirana sebutkan barusan.

"TotaL nya 950rb."

Kirana mengeluarkan uang yang ia taruh di kantong baju nya lalu di serahkan uang tersebut. Kirana menerima bukti kwitansi tanda ia telah melunasi SPP bulan ini. Setelah itu Kirana menuju ke dalam kelas nya.

Zhakira (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang