"Sudah siap? Kita sementara mampir ke rumah bunda dulu ya?" Ucap Mama mengelus rambut Zellyn dengan lembut.
Zellyn mengangguk dengan senyumannya, sekalian ingin bertemu kedua sepupunya.
"Kita dijemput Abang Ar, tungguin aja." Ucap Zellan.
Pria itu menenggelamkan wajahnya di lekukan leher mama-nya, sedangkan Mama mengelus rambut lebat milik Zellan.
Tak lama setelah itu, suara derap kaki mendekat terdengar, ketiganya ada di kamar Zellyn yang tertutup.
Cklek!!
Pintu dibuka perlahan lahan, bertemu dengan wajah Arkan dan Bunda Agatha yang ikut datang.
"Ayo cepat!" Bisik Arkan.
Misi kabur ini dijalankan pukul dua pagi, waktu dimana semua orang terlelap termasuk papa.
Saat sudah sampai di mobil, Bunda langsung memeluk mama dengan erat dan air mata kembali jatuh.
"Dia brengsek tha! Sakit!" Keluh Mama
Bunda hanya bisa mengelus punggung mama yang bergetar.
"Kamu tenangin diri dulu, kalau udah tenang, bicara sama Geo pakai kepala dingin!" Usul Bunda.
Mama mengangguk, Bunda memeluk Zellyn yang hanya diam dengan mata berkaca kaca.
"Ey, princess jangan murung! Princess kan punya banyak papa! Ada opa juga!" Bunda menenangkan.
Bunda memeluk Zellyn yang tak dapat menahan air matanya.
Tidak tahukah kalian? Selama hidup bersama papa, semuanya aman dan bahagia. Tapi lihatlah, pertikaian terjadi, perpecahan besar terjadi, kesedihan dan kegelapan menyelimuti mereka.
"Nanti di sana Zellyn bobo-nya bareng Abang atau bareng Bang Ergan" Ucap Arkan menenangkan.
Zellyn mengangguk dengan raut polos, kembali memeluk mamanya dan tertidur di sana, tertidur nyaman.
Bunda menggeser posisi duduknya membiarkan Zellan duduk di samping mama, kini si kembar tertidur dengan nyaman di pelukan mamanya
"Papa pernah kaya gitu belum ma?" Tanya Arkan pelan pelan, tak ingin mengusik tidur keluarga kecil tadi.
"Belum."Jawab bunda singkat
-o0o-
Sampai di rumah Bunda Agatha dan Ayah Nathan, mereka terbangun kecuali Zellyn.
"Biar Zellan yang bawa Zellyn masuk"
Zellan segera mengangkat Zellyn dan menggendongnya lembut, menggendong ala bridal.
"Kamu pakai kamar Ergan aja!" Ucap Ayah berbisik.
"Terus bang Ergan?" Tanya Zellan.
"Sama Bunda!"
Zellan mengangguk, Ergan memang selalu lengket dengan bundanya meski usianya sudah dewasa.
Pria itu membaringkan tubuh Zellyn dengan pelan pelan, mencium kening adiknya dengan durasi cukup panjang lalu berbaring dengan posisi memeluk erat pinggang Zellyn.
Mama tidur di kamar Bunda dan Ayah, lalu opa tidur di kamar Arkan.
Tak ada lagi kamar tersisa, keluarga Ayah akhirnya memilih tidur di sofa bed/sofa yang bisa dijadikan kasur berempat.
"Biasain ya nak, kita ga tau Zellyn disini sampai kapan, tolong mengerti ya?" Ucap bunda dengan lembut.
Mereka mengangguk, lalu tertidur seiring berjalannya waktu.
-o0o-
Zellyn berjalan pelan mengelilingi rumah besar ini, bingung tak tau dimana letak dapur, jam masih menunjukkan pukul enam pagi, orang orang masih tertidur lelap karena kelelahan.
Zellyn tak sengaja melihat pemilik rumah yang tertidur dengan romantis, keluarga mereka membuat Zellyn iri.
Gadis itu berjalan menuju pintu yang terbuka lebar, menatap takjub pada halaman depan rumah yang terlihat lebih indah saat pagi hari, apalagi udaranya masih sejuk.
"Iiihh, Zellyn mau nginep disini lama banget!" Ucapnya senang.
Dengan sedikit berlari menuju kolam yang benar benar luas, mencelupkan kakinya ke dalam kolam itu.
Zellyn merasa heran, kenapa kolamnya ada di depan rumah, tapi untungnya ada pembatas antara kolam dan taman.
Bolehkan Zellyn meminta tukar rumah saja? Hehe.
"Iiiiii, dingiiiinn". Zellyn merasakan dingin yang sesungguhnya.
Tidak sampai sebuah tuxedo berwarna hitam tersampir di bahunya, kepalanya berputar sembilan puluh derajat menemukan orang yang seharusnya ia jauhi, kini malah tersenyum lembut padanya.
"Anak papa gaboleh main dingin dingin gini!" Ucap papa dengan lembut.
Ohhh, kenapa hati Zellyn sangat lemah? Baru saja papanya berucap seperti itu, sekarang air mata menetes lagi di pipi chubby miliknya.
"Apalagi ini, anak papa gaboleh nangis." Papa mengusap air mata Zellyn dengan lembut, mengecup kedua matanya dan turun ke hidung.
"Dimana mama?" Tanya papa
"Dalam." Jawab Zellyn sedikit tercekat
Papa mengangguk paham, menatap sendu putrinya yang sama sekali tak ingin menatapnya.
"Padahal cuma semalem, papa kangen banget sama kalian!"
Persetan dengan menjauh, Zellyn langsung memeluk erat tubuh kekar dihadapannya ini, seolah memberi tau jika Zellyn sedang merasakan sakit.
Zellyn terkejut saat tiba tiba tangannya ditarik cukup kuat.
"Abang!" Panggilnya pelan.
Zellyn menatap resah pada papanya yang sedang berhadapan dengan Ayah dan Opa.
"Ayah, Opa! Jangan pukul papa!" Pinta Zellyn dengan suara kecil.
"Dia bukan papa kamu Zellyn!" Zellyn langsung menoleh, mendapati mamanya yang sedang menatap datar tiga orang didepan.
"Mama, dia papa Zellyn!" Ucapnya pelan.
Zellyn dapat melihat wajah mama-nya memerah.
"DIA BUKAN PAPA KAMU ZELLYN!"
Part dihapus sebagian demi kepentingan penerbitan
Mff y shabat 🙏🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
Zellyn and The Sparkling✅ (Terbit)
RandomAlcatraz Series (Third story) "Selain suka gulali, Zellyn juga suka sama semua orang" Zellyn, gadis manis lucu nan polos menurun dari ibunya Zellyn itu terlampau polos, membuat gadis itu mudah sekali dikelabui banyak orang Zellyn memiliki aura menar...