Happy reading
---
"H-hyung...."
Suara serak yang sudah lama tidak di dengar akhirnya keluar. Yoongi yang pertama kali mendengar lirihan itu pun langsung berdiri dari kursinya dan terkejut senang karena melihat mata Jimin sudah hampir terbuka sempurna.
"T-taehyung-ah." Panggil Yoongi.
"Eoh? Apa kau butuh sesuatu, Hyung?" Balas Taehyung yang masih asik menatap layar televisi.
"J-jimin sudah sadar, oh Tuhan!" Ucap Yoongi yang membuat Taehyung kaget dan mendekati ke ranjang Jimin. Dan benar saja di ranjang itu sudah ada Jimin yang membuka matanya.
Yoongi langsung menekan tombol di samping tempat tidur Jimin untuk memanggil dokter, agar Jimin di periksa lebih lanjut.
"H-hyung....k-kaki ku.." lirih Jimin.
"Ya? Ada apa dengan kaki mu? Ingin ku pijatkan?" Tanya Taehyung.
"Hiks, k-kaki ku...hiks." Jimin menangis dan membuat Yoongi dan Taehyung panik bukan main.
"J-jimin- ah, katakan pada Hyung ada apa dengan kakimu?" Ucap Yoongi sambil mengusap rambut Jimin.
"K-kaki ku, tidak b-bisa Hikss..." Tangis Jimin semakin kencang justru malah kini ia memberontak kecil di ranjangnya. Yoongi dan Taehyung mencoba menenangkan Jimin.
"A-andwe, Dimana dokter!! Taehyung- ah!! Cepat panggil dokter. Sial, kenapa lama sekali." Umpat Yoongi.
"N-ne, Hyung!" Taehyung keluar dari ruangan Jimin untuk memanggil dokter. Tapi, baru saja ia membuka pintu dokter sudah berada di hadapannya dan langsung berjalan menuju ranjang Jimin yang sedang mengamuk itu.
"Hikss, Hyung!! Tinggalkan aku!! Hikss, aarrrghhhh." Teriakan dan juga berontakan dari Jimin membuat hati Yoongi tersayat.
"Permisi, kami akan segera memeriksa pasien. Mohon anda bisa tunggu di luar sebentar." Ucap sang perawat yang kini mengambil alih pelukan Jimin.
Yoongi dan Taehyung pun keluar dari ruangan dengan perasaan khawatir nya. Ia takut, ini tidak mungkin terjadi.
"Andwe...." Lirih Yoongi.
"Hyung, ini tidak boleh terjadi." Lirih Taehyung yang sudah putus asa.
Yoongi berdiri dari duduknya dan mengeluarkan ponselnya untuk menelpon bibi dan pamannya.
...
Blamm...
Seseorang baru saja keluar dari kamarnya dengan pakaian serba hitam namun rapih, dan juga masker hitam beserta topi hitam yang dia pakai untuk menutupi seluruh wajahnya kecuali mata.
Ia berjalan menuju pintu utama untuk keluar dari dorm yang menurutnya sangat memuakkan. Tidak ada lagi canda tawa di dalam dorm ini, dan tidak ada lagi kehangatan di dalam dorm ini. Semuanya sudah hancur di bawa oleh ego nya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISEASE'S✔️
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Semuanya bukan aku yang melakukannya, kalian hanya kehilangan rasa percaya dan juga ego kalian yang terlalu besar. Sehingga kalian tidak memiliki jalan keluarnya dan melukai orang terdekat kalian. Aku akan menunggu. Menunggu mereka menye...