Chapter 8

1.6K 138 5
                                    

Happy reading

---

Tok...Tok...

Seseorang sedang mengetuk pintu kamar hotel di jam tengah malam seperti ini, karena dia merasa ada perasaan yang aneh dengan Jimin. Yap, dia adalah Min Yoongi.

Entah kenapa tengah malam dia terbangun dana langsung teringat oleh Jimin. Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 malam.

Sedari tadi dia mengetuk pintu dan menekan bell pintu tapi tidak ada yang menyaut. Tadinya Yoongi berfikir kalo Jimin sudah tidur pulas, tapi lagi-lagi hati kecilnya berbicara bahwa Jimin sedang tidak baik-baik saja.

Cara terakhir yang dia gunakan, yaitu menelepon ke ponsel Jimin. Biasanya ponsel Jimin nada deringnya keras dan sudah di pastikan dia terbangun.

"Sial, kenapa tidak di angkat si. Biasanya sepulas apapun dia pasti mengangkat ponselnya." Kesal Yoongi.

Yoongi sudah kebingungan, dia berjalan bolak balik di depan kamar hotel Jimin. Akhirnya mau tidak mau dia harus menuju turun kebawah untuk meminta kartu cadangan.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu?"

"Saya ingin minta kartu cadangan kamar 205."

"Silahkan di tunggu, Tuan."

Pelayan itu pun masuk ke dalam ruang karyawan untuk mengambil kunci cadangan yang di pinta Yoongi.

"Ini Tuan, silahkan."

"Terimakasih."

Yoongi langsung mempercepat jalannya menuju kamar Jimin tadi. Pada saat dia mendapatkan kartu cadangan kamar Jimin, anehnya dia ada rasa sedikit panik. Entah, padahal tadinya dia hanya khawatir.

Ceklek....

"Jim..."

Yoongi berjalan menuju tempat tidur Jimin. Lagi-lagi membuat kepanikan Yoongi meningkat karena Jimin tidak ada di ranjang tidurnya.

"Jim!!!"

Lalu, dia berjalan menuju ke kamar mandi yang tertutup rapat itu. 'apakah Jimin sedang buang air?' tapi biasanya dia tidak bangun tengah malam seperti ini.

Tok..tok...

"Jim...kau di dalam?"

Tangan yoongi terulur untuk membuka kenop pintu kamar mandi Jimin. Untungnya Jimin tidak mengunci pintu kamar mandinya itu.

Dia pun langsung masuk kedalam dan terkejut melihat Jimin yang terkapar dengan darah yang sudah mengering di hidung Jimin itu dan wajah Jimin yang sudah pucat pasi.

"ASTAGA!! JIMIN, APA YANG TERJADI!!"

Yoongi langsung sigap menggendong adiknya itu menuju ke ranjang Jimin. Kesan pada saat Yoongi menggendong Jimin adalah dingin. Seluruh tubuhnya Jimin dingin.

Meletakkan Jimin di ranjang dengan hati-hati. Lalu dia berfikir sebentar, harus apa dia saat ini. Mau tidak mau dia harus menelepon dokter yang kemarin memeriksa Jimin.

DISEASE'S✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang