6. Lies

700 114 6
                                    

Hari ini Jenar bangun pagi sekali, karena dia harus membuat sarapan untuknya dan juga Kakaknya. Setelah siap-siap Jenar langsung turun ke bawah menuju dapur.

"Tumben banget kamu jam segini udah siap." Kata sang Ibu yang sudah ada di dapur.

"Lho, Ibu udah pulang. Katanya seminggu di Bandung, ini baru empat hari kan?" tanya Jenar heran sambil berjalan menghampiri Ibunya. Memang rencana awalnya Ibu akan pergi seminggu ditemani sang Ayah, untuk menghadiri acara pembukaan cabang butik barunya di Bandung.

"Butik di sini ada masalah, harus Ibu yang handle."

"Terus Ayah mana, belum bangun ya?"

"Ayah nggak ikut pulang, ada urusan juga di Bandung."

"Urusan apa emangnya, Bu."

"Ibu nggak tau, Ayah kamu nggak bilang."

"Kamu duduk aja sana, Ibu aja yang masak," lanjutnya.

"Biar aku aja yang masak. Ibu kan baru pulang, mending istirahat."

"Nggak papa sayang, kamu duduk aja atau nonton tv sana," akhirnya Jenar memutuskan duduk saja dan memandangi setiap gerakan Ibunya yang sedang memasak.

Dony datang, dia berjalan menuju Ibunya lalu mencium pipi kanannya. Lalu dia berjalan ke meja makan menarik salah satu kursi lalu menaruhnya di samping kursi Jenar, dia duduk dan mencium pipi Jenar lalu menyandarkan kepalanya ke bahu Jenar.

"Kenapa sih lemes banget, kaya kerupuk yang ada diseblak aja," kata Jenar

"Ngantuk, semalem begadang ngerjain tugas," jawab Dony seadanya dengan mata yang terpejam.

Sang Ibu berjalan menghampiri mereka, dan menaruh makanan di meja. "Makanya bang, kalau ada tugas tuh langsung dikerjain. Jangan besoknya udah deadline malemnya baru ngerjain," omel sang Ibu. "Cepet bangun, sarapan dulu."

Saat ini adalah jam terakhir pelajaran namun sang guru tidak masuk dan hanya memberi tugas, jadilah kelas rusuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini adalah jam terakhir pelajaran namun sang guru tidak masuk dan hanya memberi tugas, jadilah kelas rusuh.

"Nar sini deh," pinta Sendi yang sedang memainkan gitarnya. Jenar pun menghampirinya dan mengambil sembarang kursi untuk duduk di hadapannya "Pasti, lo mau nyuruh gue nyanyi kan."

Sendi terkekeh. "Tau aja lo, yok mau nyanyi apa. Abang siap gitarin," Jenar hanya memutar bola matanya malas.

Jenar terlihat berpikir, "Gue mau nyanyi lagunya Shawn Mendes yang imagination."

"Bentar neng abang cari chord nya dulu," tangannya sudah sibuk mengetik chord lagunya di mesin pencarian ponselnya.

"Lama, katanya udah jago, lah ini masih nyari-nyari chord."

"Lagu ini abang belum bisa neng, masih kagok."

"Hmm."

Sedang asik melamun menunggu Sendi, tiba-tiba pundaknya di tepuk oleh Jessie yang entah sejak kapan sudah ada di sampingnya.

𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang