21. Penjelasan

337 52 28
                                    


"Anna?"

Gadis cantik yang sedang duduk dan memainkan ponselnya itu langsung menoleh saat mendengar suara dari lelaki yang sudah ditunggunya. Dia bangkit dan menghampiri Jeffry dengan senyum yang semakin melebar.

"Long time no see, Jeff,"

Gadis yang diketahui bernama Anna itu langsung memeluk Jeffry membuat Jenar yang berada di samping kekasihnya sedikit terkejut namun mencoba untuk memahami bahwa mereka adalah dua orang teman yang sudah lama tidak bertemu.

Jeffry tidak membalas pelukan Anna, justru dia langsung melepaskannya.

"Ada perlu apa ke sini?"

"Ketemu kamu lah, pertanyaan kamu lucu deh." Anna terkekeh lalu melirik ke arah Jenar.

Jenar yang merasa diperhatikan hanya bisa tersenyum tipis.

"Pacar Jeff kan, gue Anna mantan Jeff," kata Anna sambil mengulurkan tangannya.

Senyum Jenar luntur seketika, dia langsung menatap Jeffry. Tatapan Jenar berubah nanar, sedangkan Jeffry yang ditatap langsung mematung tidak tahu harus bagaimana.

Jeffry tertangkap basah, dia telah membohongi Jenar selama ini, bahwa Anna bukan hanya teman semasa kecilnya namun lebih dari itu.

Anna menarik uluran tangannya karena tidak mendapat respon dari Jenar. "Oh iya, bukan cuma mantan pacar, tapi gue juga mantan tunangannya kalo lo belum tahu."

Jenar mencoba tersenyum, walaupun dia masih terkejut dengan ucapan Anna dan fakta bahwa sang kekasih telah membohonginya.

"For your information aja sih," tambah Anna.

Jenar menangguk paham. "Tapi gue enggak peduli tuh sama masa lalu lo sama Jeff. Toh lo cuma mantannya, sekarang Jeff sama gue dan dia milik gue.

Diam-diam Anna merasa terintimidasi oleh sikap Jenar yang berusaha tenang.

"Okay enough. Kita udah gak ada hubungan dan gue juga gak mau punya hubungan apapun lagi sama lo. Jadi tolong, jauh-jauh dari hidup gue," kata Jeffry kepada Anna.

"Kok kamu gitu sih Jeff."

Jeffry buru-buru mengambil kunci mobilnya, menggenggam tangan Jenar, dan mengajaknya untuk keluar dari rumahnya. Jenar yang memang sudah jengah dengan omong kosong Anna langsung setuju dengan ajakan Jeffry. Namun, Jenar melepaskan genggaman Jeffry dari tangannya dan berjalan terlebih dahulu.

Jeffry menghela napasnya dan mencoba mengerti. Lagi pula memang salah dia, sudah pasti Jenar marah kepadanya karena telah dibohongi.

***

Sepanjang perjalanan mereka habiskan dengan saling diam, perjalanan tiga puluh menit yang biasanya mereka rasakan sangat cepat kini terasa begitu sangat lama.

Kepala Jeffry pusing memikirkan bagaimana cara menjelaskan semuanya kepada Jenar, sesekali matanya melirik sang kekasih yang sedari tadi enggan membuka suara. Bahkan ketika Jeffry menanyakan apakah Jenar ingin mampir ke restoran siap saji untuk makan, karena dari siang mereka belum makan, itu pun tidak ditanggapi oleh Jenar. Jangankan ditanggapi, Jenar bahkan tidak mau menantapnya.

Di lain sisi Jenar juga hanya diam dan memandangi jalanan yang ramai. Kepalanya juga penuh dengan pertanyaan-pertanyaan, apa alasan kekasihnya itu membohonginya? mengapa kekasihnya itu tidak bisa terbuka kepadanya? apakah dirinya tidak berhak mengetahui masa lalu dari kekasihnya itu? Seandainya Jeffry menceritakan tentang Anna dengan jujur, pasti dia juga tidak akan sekecewa ini.

𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang