16. Manja!

536 110 23
                                    

Don't forget to tap the star, please❣

Karena lusa sudah masuk ujian semester, Jenar mulai menyicil belajar namun untuk pelajaran matematika saja. Karena matematika benar-benar kelemahannya dan dia tidak ingin jika nanti harus remedi. Berbeda dengan pelajaran yang lain dia selalu menggunakan sistem kebut semalam.

Sudah satu jam Jenar berkutat dengan rumus matematika, kepalanya pusing setiap mencoba mengerjakan soal namun berakhir dia tidak menemukan jawabannya.

Setiap dua puluh lima menit sekali Jenar mendinginkan kepalanya dengan membuka sosmednya dari mulai instagram, twitter, atau bermain game harvest moon.

Jeno is calling ...

Jenar mengerutkan dahinya saat ada panggilan dari Jeno, tumben sekali adik dari pacarnya itu menelfonnya biasanya mereka hanya bertukar pesan.

"Halo Jen," sapa Jenar setelah menerima panggilannya.

"Halo Kak, Kak Jenar bisa ke rumah sekarang gak?" tanya Jeno dengan nada panik.

"Kenapa? Kamu kenapa panik gitu?"

"Kak Jeff demam, Bunda ikut Ayah ke luar kota. Bibi juga baru aja pulang karena anaknya mau nikah, aku bingung harus ngapain."

"Hah, kok bisa sih."

"Nggak tau juga Kak, mana Kak Jeff ngerengek minta Kak Jenar ke sini."

"Aish, Yaudah aku ke rumah sekarang."

"Tolong cepet ya Kak, berisik banget ini bayi bagong."

Setelah panggilan terputus Jenar langsung membereskan buku-bukunya, dan masuk ke kamar mandi untuk mencuci mukanya. Lalu memakai sunscreen dan sedikit lipbalm. Tidak lupa memasukkan dompet dan ponsel ke dalam slingbag-nya.

Jenar langsung turun ke bawah mencari keberadaan sang kakak untuk bertanya dimana dia meletakkan kunci mobil.

"Abang... dimana?" teriak Jenar.

"Sini di dapur Nar," sahut Dony.

Langsung saja Jenar berjalan ke arah dapur, sesampainya di dapur Jenar  melihat Dony yang sedang memakan puding.

"Kunci mobil dimana bang?"

"Dimana ya, gue lupa deh," kata Dony setelah menyuapkan puding ke dalam mulutnya.

"Hih kok bisa lupa sih, cepet dimana. Gue lagi buru-buru ini."

"Mau kemana sih buru-buru banget."

"Ke rumah Jeff, dia sakit. Cepet inget-inget."

"Naik motor aja sih, udah jarang lo make itu motor."

Jenar terperangah. "Lo nyuruh gue naik motor di siang bolong gini?! Bener-bener ya lo nggak ada kasiannya sama gue."

"Ya pake helm dong."

"Tetep aja panas," kesal Jenar.

"Bilang aja nggak mau skincare-nya luntur."

"Nggak usah julid, buruan mana kuncinya."

Dony terlihat merogoh saku celananya dan mengeluarkan kunci lalu melemparnya ke meja makan. "Tuh-tuh, nggak usah teriak-teriak."

"Pura-pura lupa kan lo, heran gue sukanya ngajak ribut," kata Jenar setelah menyambar kunci mobilnya.

"Nyenyenye, jangan malem-malem pulangnya. Gue kunciin tau rasa lo."

"Kunciin aja, gue nggak mau pulang!"

"HEH!"

"HEH!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang