17. Sakit Hati

560 100 22
                                    

Don't forget to tap the star, please❣

Pagi ini Jenar sudah mendapat omelan dari sang Ibu, karena bangun terlambat dan menyebabkan Jeffry harus menunggu lama.

Bukan tanpa alasan Jenar bangun terlambat, semalam setelah belajar bukannya tidur dia malah membuka laptopnya dan menonton serial netflix yang belum ditontonnya berakhirlah dia bangun kesiangan.

"Buruan pake sepatunya, itu Jeff udah nunggu lama lho," omel sang Ibu.

"Ini udah cepet Ibu... aku juga nggak sarapan kok ini."

"Salah sendiri bangun telat, kamu begadang kan? Ngapain sih begadang-begadang segala udah tau besoknya masih ujian."

"Udah ya ngomelnya, aku berangkat," kata Jenar setelah mengecup pipi sang Ibu.

Jenar langsung lari keluar rumah dan menghampiri Jeffry yang sudah duduk di motornya.

"Maaf, kita udah telat banget ya?" kata Jenar sambil memakai helm yang diberikan Jeffry.

"Nggak kok, ini kan hari terakhir masuknya lebih lama setengah jam."

"HAH, tau gitu ngapain aku buru-buru, sampe nggak sarapan lagi."

Jeffry mencubit pipi Jenar pelan. "Nggak usah ngomel, salah kamu sendiri kan."

"Ya udah ayo berangkat, aku mau sarapan dulu di kantin," begitu Jenar sudah naik ke motor Jeffry langsung menjalankan motornya.

Diperjalanan tidak ada yang mereka bicarakan, karena mengobrol di atas motor itu sangat menguras emosi juga karena Jenar yang mengantuk. Jenar memeluk dan menyandarkan kepalanya di bahu bidang Jeffry mencuri waktu untuk tidur.

Saat di lampu merah Jenar bangun dan melihat sekeliling. Jeffry memperhatikan Jenar dari kaca spion dan terkekeh melihat Jenar yang kelihatan masih mengantuk.

Merasa diperhatikan Jenar memukul bahu Jeffry. "Jangan ngeliatin!"

"Kenapa? Salting yaa?"

Pake nanya lagi.

"Pengen lontong sayur deh," kata Jenar tiba-tiba.

Jeffry sedikit menoleh. "Dimana belinya?"

Jenar mendekat agar Jeffry mendengar apa yang diucapkannya. "Di warung yang deket sekolah itu lho, abis belokan."

"Oh tau, kamu mau banget?"

"Mauuuu," kata Jenar antusias.

"Ya udah kita ke situ."

"Beneran?"

"Iyaaaa Araa."

Setelah lampu berubah menjadi hijau Jeffry langsung melajukan motornya ke warung dekat sekolah yang menjual lontong sayur.

Sesampainya di warung itu Jenar langsung turun dari motor dan mencoba membuka gesper helm-nya namun tidak bisa.

Jenar berjalan ke hadapan Jeffry sambil memegang gesper helm-nya. "Tolong bukain."

Jeffry tersenyum terlintas ide untuk menggoda gadisnya itu. "Bilang yang bener dong."

"Lho, tadikan udah bener."

Jeffry menggeleng. "Belum, ada yang kurang."

"Terus gimana yang bener?"

"Yang bener tuh 'tolong bukain dong sayang' gitu."

Jenar memalingkan wajahnya, "Apasih, nggak mau."

Jenar paling tidak bisa dan tidak pernah memanggil Jeffry dengan sebutan sayang atau semacamnya makanya Jeffry senang menggodanya.

𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang