Malam minggu kali ini Jenar sekeluarga sedang berada di Bandung untuk menghadiri acara pernikahan sepupunya, Jenar datang membuat heboh keluarga besarnya karena membawa Jeffry yang memang memaksa ikut padahal Jenar sudah menolak karena dia sudah menduga akan menjadi topik perbincangan oleh keluarga besarnya jika Jeffry ikut.
Namun Jeffry tetap keras kepala, dia langsung meminta izin kepada Nindy— Ibunya Jenar untuk ikut yang langsung disetujui dengan senang hati oleh Nindy. Jenar protes namun sepertinya Ibunya itu lebih menyayangi Jeffry karena dia tetap ikut.
"Tuhkan kamu jadi pusat perhatian," kata Jenar setelah melihat banyak tamu udangan perempuan bahkan Ibu-ibu yang menatap kagum pacarnya itu.
"Mana kamu ganteng banget lagi, jidatan gitu," lanjut Jenar.
"Kamu jangan jujur-jujur banget kenapa sih, yang. Akunya juga nggak kuat kalo kamu puji langsung gitu."
"Ya abis gimana, orang kenyataannya kamu ganteng banget hari ini, ngalahin pengantinnya tau nggak sih kamu."
"Terus aku harus gimana dong."
"Nggak tau, aku pusing. Aku mau ke toilet dulu."
"Ikuuut."
"Nggak boleh, awas yaa jangan lirak-lirik."
"Mana ada, even in a sea of people my eyes will always search for you."
Jenar hanya memutar bola matanya malas, dan berjalan menuju toilet.
Setelah Jenar pergi ke toilet Jeffry berdiri sendirian di pojokan untuk menghindari tatapan para tamu undangan, namun Sita— Nenek Jenar mengajaknya untuk mengobrol dengannya.
"Siapa ini, ganteng banget. Mau nggak dijodohin sama anak saya," kata salah satu tamu undangan ketika melihat Jeffry tengah mengobrol dengan Nenek Jenar.
"Nggak bisa, Ibu. Yang ini udah jadi hak milik cucu saya, cari yang lain saja." kata Sita.
Jeffry hanya bisa tersenyum kaku, kemudian Ibu-ibu itu pergi meninggalkan mereka berdua.
Acara sudah selesai namun Jenar harus menunggu Ibu dan neneknya yang masih memamerkan Jeffry.
"Udah gabung sini aja, Nar," kata Dony yang sedang duduk berkumpul dengan sepupu-sepupunya yang lain.
"Nggak mau, cewek sendirian gue di situ."
"Ya nggak papa, orang sepupu sendiri juga."
"Nggak deh."
Sepupu Jenar dari pihak Ibunya yang seumuran dengannya memang kebanyakan laki-laki jadi Jenar kurang dekat dengan mereka agak malas juga jika bergabung dengan mereka karena tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
Akhirnya Dony menghampiri Jenar. "Mau pulang duluan nggak, biar gue anterin?" tawar Dony.
"Lo pulang juga kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘
RomanceTheir story and how they keep their relationship. ©pringluv, 2021