"Nar, udah lo tanyaiin belum siapa cewe yang komentar di ig kak Jeffry," Jenar menggeleng.
"Tanya lah, emang lo enggak penasaran?" tanya Jessie lagi
"Gue udah tau sih dia siapa," kata Jenar.
"Siapa?!" tanya Dania.
"Jeff udah pernah cerita kok cewek itu temen masa kecilnya."
"Temen doang?" tanya Dania lagi.
"Ya-iya temen."
"Nggak lebih?" gantian Jessie yang bertanya.
"Kalian kenapa sih," heran Jenar. Sahabatnya ini seakan tidak yakin dengan jawaban Jenar.
"Nggak papa sih, cuma memastikan aja."
Jenar juga sebenarnya tidak yakin kalau mereka hanya teman kecil, dilihat dari Ayah Jeffry yang memaksa Jeffry segitunya untuk ikut makan malam bersama keluarga Anna pasti keluarga mereka sudah sangat dekat. Tapi Jenar tidak ambil pusing, dia mencoba percaya saja kepada pacarnya itu.
"Heh, malah ngelamun," tegur Dania.
Jessie menyeringai. "Kepikiran kan lo."
"Enggak kok, I trust him."
"Jenar sayang, jangan menaruh kepercayaan lo 100% ke orang. Karena ya lo tau sendirilah gimana kalo akhirnya gak sesuai ekspektasi lo," ceramah Jessie. Dia tidak ingin Jenar tersakiti lagi karena ekspektasinya yang dipatahkan oleh realita.
"Iyaa bawel, but thanks for always reminding me guys."
"Anytime babe."
"Eh, kelas gue ada guru katanya," kata Dania setelah melihat pesan dari grup kelasnya.
"Yaudah masuk kelas yuk," ajak Jenar.
"Eh bentar gue mau beli minum dulu."
"Minum apa sih, Jess."
"Es jeruk, lo duluan aja ke kelas, Ni."
"Oke, gue duluan, bye," Dania pun pergi ke kelasnya.
"Gue pesen dulu, lo mau nitip gak?"
"Enggak, jangan lama-lama. Gue takut sendiri.
"Takut apa sih, orang rame gini."
"Takut digodain hehe."
Jessie hanya mencibir dan langsung meninggalkan Jenar untuk membeli minuman.
"Hei," kata Jeffry sambil menepuk pundak Jenar dari belakang.
"Anjir," umpat Jenar karena kaget.
"Watch your languange, sweetheart," kata Jeffry lalu mendudukan dirinya di hadapan Jenar.
"Kamu tuh jangan suka ngagetin, kalo aku jantungan gimana?!"
"Iya maaf, lagian kamu fokus banget sih, liat apa?"
"Gak liat apa-apa kok," Jenar langsung mematikan ponselnya.
Sebenarnya Jenar sedang melihat akun Anna di instagram dan dia tidak ingin Jeffry mengetahuinya.
Jeffry memicingkan matanya. "Suspicious, kamu nonton atau baca yang aneh-aneh kan."
"Apasih enggak. Kamu ngapain ke sini bukannya kelas 12 lagi sosialisasi di Aula?" Jenar sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Aku kabur, ngantuk banget."
"Parah banget, mentang-mentang udah mau lulus—" Jenar tidak melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba Jeffry mengambil tangan Jenar lalu mencium punggung tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘
RomanceTheir story and how they keep their relationship. ©pringluv, 2021