13. Bincang-bincang

428 94 30
                                    

Don't forget to tap the star, please

‹𝟹


Rumah keluarga Narendra terasa begitu hidup malam ini, karena semua anggota keluarga Narendra tanpa terkecuali sedang berbincang hangat di ruang keluarga mereka. Sang Ayah yang beberapa minggu lalu melakukan perjalanan bisnis pun hadir malam ini.

"Jadi gimana Jeno, nanti kamu mau SMA dimana?" tanya Ayah kepada anak bungsunya.

"Mau di sekolahnya Kak Jeff aja."

"Kalau gitu belajar yang rajin lagi, susah buat masuk sekolah Kakak kamu itu kalau nilai kamu pas-pasan."

"Siap Ayah," jawab Jeno.

"Kamu gimana, Jeff. Lanjut di luar kan."

Jeffry menggigit bibirnya. "Maunya sih di sini aja."

"Kenapa?"

"Di sini juga kan ada Universitas dengan jurusan bisnis yang bagus yah."

"Tapi di luar lebih bagus, Jeff. Kamu persiapin diri aja and do your best for your exams. Lainnya biar Ayah yang urus," sang Ayah menepuk pundak anak sulungnya sebelum berlalu menuju kamarnya.

Jika sudah begitu, Jeffry hanya bisa menerima keputusan Ayahnya tidak ada cara untuk menolak.

"Bun, aku pamit mau main," kata Jeno.

"Kemana?"

"Nongkrong di rumah Haekal aja kok, Bun."

"Ya udah sana, pulangnya jangan terlalu malem."

"Siap Bunda," Jeno pun pergi meninggalkan Bunda dan Kakaknya.

Jeffry berdiri dari duduknya. "Aku juga pamit mau ke rumah Jenar, Bun."

"Bentar Kak, sini Bunda mau ngomong sama kamu," pintanya seraya menarik Jeffry untuk duduk kembali.

"Kak, soal Ayah yang mau kamu kuliah di luar, Ayah cuma pengen yang terbaik buat kamu," kata sang Bunda seraya mengusap bahu sang anak.

"Tapi yang terbaik menurut Ayah belum tentu terbaik untuk aku kan, Bun."

"Jujur sama Bunda, apa yang bikin kamu berat buat kuliah di luar?" Jeffry hanya diam tidak menjawab.

"Jenar ya?" tebak sang Bunda.

"Iyaa, salah satunya Jenar, Bun."

"Udah pernah bahas tentang kamu mau kuliah di luar?" Jeffry menggeleng.

"Nah, kamu aja belum tau pendapat Jenar Kak."

"Tapi waktu itu temennya pernah cerita kalau Jenar nggak bisa kalau harus LDR, Bun."

"Kamu jelasin, kasih pengertian. Siapa tau Jenar berubah pikiran."

"Iya Bun, nanti aku coba bahas masalah ini sama Jenar."

"Gitu dong, kapan nih ajak Jenar main ke rumah lagi, udah lama dia nggak main ke sini lho."

"Anaknya sekarang lagi sibuk belajar buat lomba, Bun. Nanti kalau udah selesai lomba aku ajak deh," sang Bunda mengangguk mengerti.

"Bun, aku mau nanya, bener bunda ngasih nomor aku ke Anna?"

"Bunda minta maaf soal itu, sebenernya Bunda mau nyuruh dia minta langsung aja ke kamu. Tapi Ayah kamu tau dan nyuruh Bunda buat langsung kasih aja."

"Ayah tuh kenapa sih, Bun. Jangan bilang Ayah mau lanjutin perjodohan konyol itu," kata Jeffry kesal.

"Jangan berburuk sangka dulu, Kak, lagian Ayah tau kamu punya Jenar dan Ayah juga suka kok sama Jenar."

𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang