Happy reading!!
Jenar menatap layar ponselnya yang menampilkan pesan dari guru matematikanya, yang meminta tolong agar Jenar mengambil kertas jawaban yang sudah dikoreksi dan diberi nilai. Jenar memang dikenal oleh banyak guru-guru sehingga terkadang itu yang membuat Jenar sering dimintai tolong oleh guru-gurunya.
"Jess, temenin gue ke ruang guru yuk," pinta Jenar kepada Jessie yang sedang sibuk chatting dengan Kak Tama, tidak tahu bagaimana ceritanya mereka bisa jadi dekat karena Jessie sendiri belum mau bercerita.
"Mau ngapain? Males turun tangga. Lo sendirian aja deh," Jenar langsung menyeret Jessie untuk berjalan walaupun yang diseret masih fokus dengan ponselnya.
"Ketemu Pak Mulya," jawab Jenar bohong. Jessie itu suka dengan guru tersebut jadi dengan alasan itu dia pasti tidak akan menolak permintaan Jenar.
"Serius lo, ayo dong cepet jalannya. Gue mau cuci mata udah seminggu enggak ngeliat Pak Mul," Benar bukan dugaan Jenar. Pak Mulya itu guru Bahasa Inggris kelas 11, beliau merupakan guru muda yang ganteng jadi banyak murid yang suka kepada beliau.
"Iya sabar anjir, ini tangga jangan cepet-cepet lo mau gue kesandung terus jatuh," Jenar pasrah kini dia yang diseret-seret oleh Jessie.
"Lebay deh lo, buruan Jenar...jangan bikin Pak Mul nunggu."
"Gue tabok ya lo, Jess," Jessie tidak menghiraukan Jenar dan tetap menyeretnya sampai ke ruang guru.
"Permisi," Mereka langsung masuk ke ruang guru, di sana Jenar langsung bisa melihat di mana guru matematikanya berada dan langsung menghampirinya dan Jessie mengikutinya dibelakang.
Jessie celingak-celinguk bingung sendiri, tadi katanya mereka akan bertemu Pak Mulya kenapa malah Bu Dita--guru matematikanya.
"Ini cantik, ada beberapa yang masih harus remidi. Bilang ke temen-temenmu ya nanti remidinya setelah class meeting aja biar efektif," kata Bu Dita sambil menyerahkan kertas hasil ujian kepada Jenar. "Kamu nyari siapa, Jessie?"
Jessie menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Eh, enggak nyari siapa-siapa kok, Bu."
"Ya sudah, itu aja. Makasih yaa," Jenar dan Jessie pun pamit untuk kembali lagi ke kelas mereka.
"Anjir ya lo bohongin gue," keluh Jessie yang hanya dibalas kekehan oleh Jenar.
***
Walaupun sudah satu minggu siswa-siswi SMA Bina Bangsa melaksanakan Ujian Semester yang menguras otak, kegiatan belajar mengajar masih belum juga efektif. Karena sebagian guru-guru masih sibuk mengoreksi nilai dan siswa-siswi juga masih harus memperbaiki nilai mereka yang kurang.
"Guys, ini nilai matematika udah ada, cari sendiri punya kalian, jangan rusuh," kata Jenar setelah meletakan kertas tersebut di meja guru.
"Kenapa sih matematika itu selalu merusak rata-rata nilai gue," keluh Tiara saat melihat nilai ujiannya, "Ini yang pas KKM boleh ikut remidi enggak?"
"Boleh, nanti ikut aja, Ti. Tapi kata Bu Dita remidinya abis class meeting biar efektif katanya," jawab Jenar.
"Oh yaudah deh, emang jadi ada class meeting ya?" tanya teman sekelas Jenar yang lain.
"Ada dong, mau didemo itu osisnya kalau enggak ada. Itu si Dani lagi rapat," kata Jessie.
Kericuhan di kelas XI IPS 1 harus terhenti karena sang ketua kelas menginterupsinya, menyuruh teman-temannya untuk duduk di bangkunya masing-masing dan memberikan semua perhatian kepada sang ketua kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘
RomanceTheir story and how they keep their relationship. ©pringluv, 2021