14. Gagal

423 102 13
                                    

Don't forget to tap the star, please

‹3


Entah ada apa dengan Jeffry sampai dia memutuskan untuk bolos jam pelajaran dan memutuskan untuk berdiam diri di rooftop sekolah sendirian.

Tangannya memegang sebuah korekan dan sebatang rokok yang siap dia nyalakan, tidak tahu darimana dia mendapatkan benda yang tidak pernah dia sentuh itu.

Saat Jeffry akan menyalakan rokoknya, tiba-tiba pintu rooftop dibuka secara kasar.

"Gue lapor Jenar kalo lo sentuh itu rokok, biar lo didiemin selama seminggu," ancam Joshua.

Jeffry berdecak, dia langsung membuang dua benda itu sembarang arah. Jeffry meyugar rambutnya kasar lalu menghempaskan badannya ke sofa yang ada di sana.

"Kok lo bisa tau gue di sini sih."

Joshua berjalan mendekati Jeffry dan mengambil tempat di sampingnya. "Gue tuh mau ngajakin lo bolos ke warung Pakde sekalian minta bayarin soto, pas gue liat dari Jendela nggak ada lo nya terus gue chat Rani katanya lo udah cabut duluan—"

"—terus gue inget, lo itu suka ke atap jadi gue langsung ke sini. Nggak mungkin juga lo bolos ke luar sekolah bisa-bisa diamuk Jenar mode macan," jelas Joshua panjang lebar.

"Aslinya gue tuh bisa cabut keluar, cuma temen-temen gue tuh kurang ajar sukanya ngadu ke pacar gue," sindir Jeffry.

Joshua tertawa keras, The bujang memang selalu mengadu ke Jenar saat Jeffry bolos jam pelajaran sendirian dan tidak mengajak mereka. Mereka bahagia saat Jeffry dimarahi Jenar terus uring-uringan karena setelah marah Jenar akan mendiami Jeffry. Beda lagi kalau mereka bolos bersama, mereka akan tutup mulut rapat-rapat.

"Gimana lo sama Rani, ada kemajuan?" tanya Jeffry.

"Masih di situ-situ aja, sikapnya dia itu kaya nggak nolak tapi nggak nerima juga, bingung gak lo," jawab Joshua yang memang sedang melakukan pendekatan dengan teman sekelas Jeffry.

Jeffry mengangguk paham. "Bingung juga sih gue kalo jadi lo."

"Kenapa jadi bahas gue dah, ganti topik sekarang bahas masalah lo apa."

Jeffry hanya mengedikan bahunya lalu menyandarkan kepalanya ke sofa.

"Kalo pikiran lo lagi kusut mending cerita, jangan malah mau nyoba nyebat deh keselek baru tau rasa lo—"

"—terus ya lo tolol banget sih, nyebat di sekolah ketemu Jenar bau rokok langsung abis lo."

"Ada minyak wangi, tinggal semprot, ribet banget.

"Sampe segitunya? Gue cepuin ke Jenar tau rasa lo."

"Ya jangan cepu lah lo nya."

"Ck, udah deh cepet cerita," desak Joshua.

"Gue bakal lanjut kuliah di luar."

"Dimana?"

"Harvard mungkin."

"Terus masalahnya apa?"

"Hubungan gue sama Jenar lah, lo juga denger kan pas Jessie sama Dania cerita."

"Udah coba omongin sama anaknya?"

"Belum, masih nunggu waktu yang tepat. Kasihan anaknya lagi pusing belajar buat lomba terus bentar lagi semesteran kan."

"Ya udah selesai semesteran lo omongin tuh berdua sama Jenar, jangan sampe dia tau dari orang lain."

"Kayanya bakal susah Jo, dengan adanya kejadian Ayahnya selingkuh dia jadi punya trust issue gitu. Walaupun dia coba nutupin tapi gue bisa ngerasain."

𝐎𝐔𝐑 𝐒𝐓𝐎𝐑𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang