Selamat membaca❣️
.
.
.
.Setelah berbincang bincang manjah dengan Karin, Feby dan Nino disuruh tidur siang, karna memang sudah waktunya Nino untuk tidur siang.
Sekarang waktu sudah menunjukan pukul 18.00 dimana waktu keluarga Adhitama makan malam, semua sudah duduk di kursi masing masing tersisa Nino yang belum juga turun.
"Fano tolong panggil adek di kamarnya" ucap mommy
"Iya mom" ucap Fano lalu berjalan menuju kamar Nino
Setelah sampai dikamar Nino terlihat seorang remaja yang masih bergelayut manjah dengan selimut diranjang King size nya.
"Adek bangun yuk makan dulu" ucap Fano
"Eungh... " lenguh Nino karna terusik oleh suara bisikan saiton eh maksudnya babang Fano Tamvan :-D
"Bangun dek" ucap babang fano sambil mengguncangkan tubuh Nino dengan sekuat tenaga sampe mampos Canda:v
"Heum" ucap Nino lalu berjalan menuju surga eh kamar mandi diikuti babang Fano.
"Udah?" tanya Fano dan dijawab dengan anggukan lucu nan menggemaskan dari dedek Nino.
"Abangg~ gendong" rengek Nino entah kesambet apaan ni orang kok jadi manjah gini.
"Sini" ucap Fano gemas dengan tingkah mantannya yang sedari dulu pengen ia tamvol pake panci Pink milik WWH. Canda!
Lalu menggendong Nino ala monyet style (beda dikit gapapa lah ye) kaga! Ala Koala maksudnye (・'з'・)Setelah sampai dibawah Fano mendudukan Nino dipangkuan sang pencipta eh maksudnya Sang daddy sapa lagi kalo bukan bapak Haris terhormat.
"Nino mau makan apa? Biar mommy ambilin" ucap mommy Fani (emang mommy nya entu doang)
"Terserah deh mom yang penting nasyi gowreng " ucap Nino
"Itu mah bukan terserah dek" ucap Feby
"Suka suka nino lah" ucap Nino dan yang lainnya terkekeh gemas.
"Hahaha iya ini makanannya, mau mommy Suapin?" tanya mommy
"Makasih, tidak perlu Nino bisa sendiri " ucap Nino lalu semua pun memakan makanannya dengan kidhmat dan hanya terdengar suara dentungan sendok dan juga temannya si garpu.
Setelah Makan Malam semua keluarga adhitama sedang berkumpul diruang jenazah eh ruang keluarga.
"Heum daddy" panggil Nino
"Kenapa hm?" tanya daddy Haris
"Nino besok boleh sekolah ga?" tanya balik Nino
"Bukankah lebih baik homeschooling saja Dad" ucap Nathan membuat mata Nino membulat seperti donat tapi tidak berlubang.
"Nino ga mau homeschooling Dad " ucap Nino dengan Monkey eyes
"Kenapa ga mau? Bukankah lebih baik, kamu bisa istirahat jika lelah" ucap papa
"Nino maunya sekolah biasa ga mau homeschooling" rengek Nino
"Oke baiklah tapi kamu harus nurut sama abang Kevin, bang Fano, dan bang Fino" ucap daddy
"Kan Nino sama abang beda sekolah Dad" ucap Nino
"Kamu sekolah di AHS sekolah milik daddy" ucap daddy dengan songongnya, udah tua sombong banget kalo mati kan bahaya dosanya banyak sering bunuh manusia tak berdosa seperti saya:v
"Songong nih si tua bangka, bukannya tobat malah sombong" batin Nino
"Trus sahabat Nino? Nino pokoknya gamau pisah sama Rafa, Diki" ucap Nino
"Tidak pisah sayang, mereka juga sekolah disana" ucap papa
"Mulai kapan sekolahnya?" tanya Nino
"Besok" ucap papa
Setelah bertahun tahun lamanya eh maksudnya setelah 2 menit 30 detik berdiam diri seperti patung didepan gang rumah dia yang selalu saya kunjungi tapi dia tak kunjung menghampiri saya didekat patung.
"Dad" panggil Nino
"Kenapa?" tanya daddy
"Dad nino ga mau pake marga Adhitama disekolah" ucap Nino yang membuat semua yang ada diruangan itu menoleh kearahnya bahkan cicak yang diam diam merayap hap lalu ditangkap saja menoleh.
"Loh kenapa?" ucap opa
"Gaapapa, kan keluarga kita punya banyak musuh tuh nah takutnya nanti mereka tau Nino sekolah disana yang notabenya adalah anak bungsu Adhitama otomatis Nino jadi sasarannya, kalo Nino kenapa napa emang kalian mau?" ucap Nino panjang x lebar x tinggi bagi dua.
"Yang dikatakan Nino ada benarnya" ucap Kennan yang sedari tadi diam seperti saya yang diam diam menyukai seseorang tapi seseorang tersebut tidak peka sama sekali hiks ㅠㅠ
"Baiklah boleh" ucap daddy
"Yaudah sekarang kamu tidur udah malem, besok kan sekolah?" ucap mommy lembut selembut kain sutra yang harganya ga maen maen kek 🐍kek 🐍kek🐍 -istana
"Ihh mom jam segini mah tidurnya anak gadis mom" ucap Nino
"Atau besok ga jadi sekolah?" ancam daddy
"Iya" ucap Nino pasrah lalu berjalan ke arah lift tapi terhenti karena tiba tiba ada yang menggendongnya dari belakang dan ternyata adalah babang Kennan
"Eh eh sapa nih turunin gue BANGSAT" ucap Nino spontan dan mendapat tatapan membunuh eh tatapan tajam dari semua termasuk semut semut kecil saya mau tanya apakah kamu didalam sana tidak mabok pun menatap tajam nino.
"Bahasanya baby" ucap opa
"Hehehe maaf semua Nino replek🖕eh maksudnya ✌" ucap Nino
"Lagian abang sih pake gendong gendong secara tiba tiba, kan Nino kaget" ucap Nino ke babang Kennan dan tak ada jawaban dari Kennan malah kennan merubah posisi gendongannya seperti monkey style dan membawannya ke rahmatullah eh maksudnya ke kamar Nino, Nino pun hanya bisa pasrah toh dia juga mulai ngantuk.
Sesampainya dikamar kennan merebahkan Nino di ranjang nya dan Kennan ikut merebahkan badannya disamping Nino lalu mengelus ngelus punggung Nino.
Tak lama kemudian terdengarlah dengkuran halus dari Nino yang bertanda bahwa Nino sudah meninggal eh maksudnya tidur.
"Tidur yang nyenyak baby, abang sayang kamu" ucap kennan lalu mengecup kening Nino lembut lalu turun kebawah.
Sesampainya dibawah Kennan pun duduk di pelaminan bersama saya eh maksudnya duduk diruang keluarga bersama keluarganya lah yakali duduk sama setan.
"Dad apakah tidak beresiko jika membiarkan baby bersekolah biasa?, musuh kita dapat berkeliaran dimana saja" ucap Bara
"Tenang saja boy, daddy sudah siapkan bodyguard yang akan mengawasinya dan tidak diketahui adekmu tentunya" ucap daddy
"Akan ku suruh anak buahku juga untuk mengawasi adek" ucap Bara dan diangguki Kennan
"Aku juga" ucap Kennan datar sedatar tembok dirumah mu kalo tembok rumahmu tidak datar suruh bapakmu untuk membuatnya datar.
.
.
.
.
.
.
.
Makasih udah mau baca
Jangan lupa vote+komenSee you❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
NINO PUTRA A
Short Story[BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Bahasa kasar dan Non baku Kalo penasaran langsung baca aja, jangan lupa vote dan komennya hehe. Typo langsung benerin yaa? . . . Terima kasih