Hari ini harus hujan lagi. Meski tadi siang panas tetep aja Seolju gak suka disaat dia mau pulang malah hujan. Jas hujan sama payung juga gak bawa.
Seolju harus nunggu lagi.
Menunggu yang tidak bisa di prediksi kapan akan berakhir. Kapan akan cerah. Kapan ia bisa berada di rumah.
Seolju lihat tetesan air hujan di depannya. Dia tidak bisa menghitung semua tetesan itu, sama seperti rasa rindunya begitu juga luka hatinya.
Seolju ingin ada yang rela membagikan payungnya bersama jika kehidupan ini ada yang peduli padanya. Ia gak mau kena rintikan pedih ke perasaannya lagi atau kalau bisa ubah setiap rintikan itu menjadi jumlah kebahagiaan nya.
"Na-Seol-ju. Emang nya takdir lu cuma bisa nunggu hujan doang ya?"
Seolju terhentak menyadari kehadiran Jimin di sebelahnya.
"Harus berapa kali sih gua bilang ke elu, kalo bisa lawan kenapa gak terobos aja?" lanjut Jimin lalu melangkah ke depan. Membiarkan seragamnya mulai basah dan tatanan rambut nya mulai turun perlahan karena hujan.
Jimin menoleh kebelakang, "Kenapa diem? Ayo!"
"Abang mau nganterin gua lagi?"
"Gua jadi gak paham ama cewek, kalo ngasih kode bisa sementara dikasih kode kagak peka"
"Kapan ngode?"
"Waahhh kayak nya gua emang harus ngingetin lu terus" Baju jimin mulai lepek, "Gua bilang, kalo bisa lawan kenapa gak lu terobos?"
"Lu gak bisa selamanya nunggu, Na Seolju"
Seolju nundukin kepalanya. Baik Chan atau Jimin, kenapa perkataan mereka selalu menyadarkan sebuah rasa di dalam diri Seolju?
Pandangan tadinya ngeliat genangan air beriak karena tetesan kini melihat sepatu kets berhadapan dengan sepatunya. Riak air itupun hilang, setelah orang di depannya diam.
Seolju mengangkat kepalanya, menatap Jimin tengah memegang payung abu-abunya. Lalu payung tersebut di sodorkan ke Seolju.
"Ayo pulang, gua anterin, orang tua lu di rumah khawatir jam 6 belum pulang" tegas Jimin kemudian menarik tangan Seolju setelah gadis itu menerima payung nya.
Payung dan rumah.
Seolju yakin, berharap ketika hujan benar-benar manjur. Ibunya gak salah. Harapan Seolju sebelumnya terwujud.
Tapi,
Siapa pria yang selama ini ia tunggu?
Hoseok?
Atau, Jimin?
Atau mungkin belum?
"Anterin gua sampe di subway aja bang"
Jimin nungguin Seolju naikin motornya. Matanya memandang Seolju bingung, "Kalo bisa sampe rumah lo, kenapa gua harus nganterin sampe subway doang?"
"Gua gak enak aja lah..."
"Ah iyaaa bego batt gua... Lu kan takut hujan, gak mungkin lu naik motor sambil megang payung wkwkwk"
Denger begitu, Seolju juga ngerutukin dirinya seharusnya dia yang ngomong gitu.
"Kalo gitu lu ke gerbang dulu, gua mau nemuin temen gua bentar. Gak lama, gua lari kok"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan sih tapi... [END] ✔️
Fanfiction"Awas aja lu nyakitin Heoya " "Keak gak pernah nyakitin aja lu!" final Jungkook. Bukan, ini masih belum seberapa. Permasalahan pertemanan dan percintaan mereka. Semua lebih rumit jika mengingat tragedi 3 tahun yang lalu. Mereka gak seperti ini, dul...