MST - 26 - Please Wake up

21 0 0
                                    

Hoseok menatap punggung Jimin menjauhi dirinya dan mendekati Namjoon yang tidak begitu jauh di sana. Namun tak lama mereka mengobrol singkat, Jimin pergi berlari ke arah parkiran. Hoseok yakin tadi itu Jimin berpamitan pada Namjoon karena setelahnya rupa Jimin hilang terhalang beberapa pohon di sana. Tinggal Namjoon yang kini menghampirinya dan menatap nya hati-hati.



Pikirannya mendadak bercabang, tentang Seolju dan tentang permasalahan dirinya bersama Namjoon.



Hoseok butuh istirahat tapi Namjoon tidak tau itu.



"Jimin gak ngancem lu apa-apaan kan?" Kata Namjoon kemudian bersandar di pagar Sungai. Hoseok menggeleng.



Mereka terdiam. Namjoon menenangkan suasana sebelumnya terlebih dahulu sementara Hoseok pikirannya semakin berkecamuk.





Boomi. Boomi. Boomi





Kecelakaan. Bunuh diri.




Persidangan.




Namjoon meninggalkannya.



Hoseok gak bisa menahan semuanya,rasa ingin menghardik Namjoon terus muncul di benaknya, Hoseok gak bisa menahannya lagi, "Gua yakin masalah kita gak bakal selesai kalo udah menyangkut dengan Boomi"



Begitu juga Namjoon, dia pikir akan mengambil waktu yang lama untuk memulihkan suasananya, Namjoon takut-takut Hoseok masih tenggelam dalam permasalahan nya bersama Jimin. Tetapi nyatanya, Hoseok kembali menyinggung masalah itu, "Gua gak akan bahas masalah itu lagi, Seok"



Namjoon pikir begitu emang lebih baik, tapi ada yang masih belum sembuh. Masih ada yang belum merelakan begitu aja.



"Kenapa waktu itu lu ninggalin gua?"



Namjoon pikir mungkin lebih baik di jawab, ia tahu itu titik Hoseok membenci dirinya, "Satu yang gua pikirin waktu itu, Boomi ngelakuin itu karena ucapan lu sendiri. Dia suka sama lu, gua yakin dia selalu dengar apa yang lu bilang... Jadi itu hal yang bikin gua marah"



"Dia yang ngelakuin itu sendiri..."



"Gua tau, Hobie..."



"Karena lu juga perspektif anak-anak jadi buruk ke gua"



Iya, Hoseok bener, Namjoon juga salah, "Waktu itu gua panik, gua terlalu sakit hati aja—"



"Gua juga tau lu suka sama Boomi bahkan sampe sekarang" jedanya menciptakan rasa marah atau mungkin cemburu, Namjoon tidak tau, "hati lu juga ikut kekubur ke dalam lahat Boomi. Gua gak tau apa yang udah Boomi titipin ke elu tapi gue yakin ini alasan lu tetep ngejar gua dengan embel-embel Bangtan?"



Namjoon terdiam.



Ucapan Hoseok terlalu kelewatan sehingga membuat Namjoon mengepalkan kedua tangannya. Namjoon gak pernah membawa nama pertemanannya hanya untuk wasiat boomi, tapi bagi Hoseok apapun niat Namjoon menginginkan Hoseok kembali merupakan permintaan Boomi dulu, "jika dilihat lagi ke belakang, gua gak ada apa-apanya sama Bangtan. Gua kenal lo, karena Boomi. Gua kenal Bangtan, dari lo yang notabene nya kita temen kecil, bocah cowok yang kegemaran hanya nongkrong"



Namjoon menarik nafasnya sebentar, ia yakin Hoseok pasti masih emosi karena Jimin tadi, "Jadi yang mau lu salahin di sini siapa? Gua aja kan? Gak mungkin Boomi?"



"Gak tau... Gua capek Joon"



"Kita selesaiin semuanya bareng-bareng, gak cuma lu sendiri... Apa lu masalahin bang Yoongi? Makanya beranggapan lu bukan siapa-siapa di Bangtan? Tapi masih banyak yang lain peduli ama elu"



Mantan sih tapi... [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang