04

4.7K 471 32
                                    

Keesokan harinya. Tumben-tumbenan nih, pagi-pagi udah pada kumpul di kantin Xavier dkk dan Anettha dkk. Biasanya juga ada aja yang telat dari salah satu diantaranya. Di pagi yang cerah ini, beruntung Xavier masih bisa melihat senyum Anettha. Saat sih doi nggak jadi ngambek dan emang semalam dia nggak jadi balapan.

Ya gimana mau balapan, orang motornya aja mogok waktu berhenti dari kejaran kang parkir yang dikira pakpol pas kemarin. Sebenarnya Anettha ada bersyukur ada nggak sih atas peristiwa kemarin, bisa-bisanya juga pas kemarin dia disuruh dorong motor. Tapi nggak papa lah, yang penting kan Xavier nggak jadi balap liar bareng Rimba dkk. Geng motor sebelah yang songong nya minta ampun.

Semuanya sudah memesan sarapan, kecuali Anettha yang lagi anteng makan rambut nenek. Sebelum ada celetukan Elang yang sangat membagongkan.

"Pas saya lagi siram air itu ke wc, byyuuuurrr, itu mampetnya saya bener-bener kehilangan momen bersama teman-teman saya disitu. Dan akhirnya saya beralih ke toilet satunya, sekarang sudah nggak ada lagi tuh yang namanya mampet-mampet, terus kata temen-temen... 'Eh Lang.. pelan-pelan dong beraknya, kita pada kena tai nih'."

Detik itu juga, saat Elang selsai bercerita. Tatapan horor dari semuanya tertuju pada Elang yang memasang muka polosnya. Siap diberi hujatan kayaknya. Bisa-bisanya, lagi pada makan sih Elang malah cerita tentang berak di kemas dengan nada gigi ngilu.

"ANJING LO, LANG!"

"SETAN!"

"GUE LAGI MAKAN, ASU!"

"MASIH GUE TAHAN DI TENGGOROKAN, BELUM GUE MUNCRATIN KE LO, YA, LANG?!!"

"Salah gue apa, ya?" tanyanya, masih tidak tahu letak kesalahannya. yang lain siap ngamuk pas liat komuk polos-polos tengil dari Elang.

"BAWA AJA KE ATAS GEDUNG COK, KITA JOROGIN DIA!" ngamuk Xavier, nampak emosi nih. Punya temen ngada adab. cerita hal yang menjijikkan pas makan.

"YUK BISA YUK, KITA MUTILASI AJA!" tambah Galang ikut emosi.

Disusul dengan Difa yang tadi nahan emosinya nih, lagi enak-enak makan lontong sayur. "SUNTIK MATI AJA UDAH," sewotnya.

"WOI! GIRING AJA DIA KETENGAH REL KERETA, KITA PASANG BUAT TUMBAL!" sadis Listi yang berujar tanpa perasaan.

Elang hanya pasrah, nampak depresi, sabar menghadapi cobaan dan ujian. Dirinya memang selalu ternistakan. sambil memegangi dadanya, cowok itu mewek, memohon belas kasian. Padahal ia tidak tahu dimana letak kesalahannya.

"Gue salah apa sih?"

"Astaghfirullahhallazim Elang! Nyebut, Lang nyebut!"

"Bisa yuk! Login lagi, Ashadualla ilahailallah... Sebelum lo sekarat," seloroh Galang.

"Kalau kata gue mah mending kita bius aja! Biar gak meresahkan!" emosi Xavier  mewakili yang lainnya. Heran betul Xavier dan yang lainnya. Orang lagi anteng makan, ini malah di ceritain yang bikin eneg aja. Mana pagi-pagi, cuacanya berembun, mendung-mendung gimana gitu. Makin mendukung buat gak berselera sarapan.
Gara-gara sih Elang.

_______

"Sore para rakyat jelantah!"

"Diem-diem aja! Jajan dong!"

Xanetha [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang