23

315 33 0
                                    

alowwww manissss

afffahhh kabar manisss?

sehatkan??

harus sehat dong, kalo yang lagi sakit gek sembuh ya manissss...

dijaga kesehatannya. oekeiiii??

jangan lupa vote komen andddd follow @pecintaanakepakrete yaww manissss!

"Happy reading manissss"

***

"Ramen date yok yanggg, BM ramen akuu."

"Ck, mie muluh anjing! Ntar gua makin mengembang," kata Anettha galak. Ia sudah muter-muter mall lumayan lama. Udah ke Timezone, udah beli beberapa  buku juga di gramedia. Sekarang jam menunjukkan pukul sebelas dua puluh. Ya jelaslah nih Xavier udah mulai lapar. "Ini lo tumben sekali, akhir-akhir ini lo sering ngabisin waktu sama gua. Curiga, bakal ada suatu hal yang terjadiii."

"Ishhh ayang mah kebiasaan, negatif thinking muluh sama aku."

"Tuh-tuhhhh, aku-kamu terus lagi dari kemarin-kemarin."

"Curiga anjirr, engga biasanya begitu. Kalo gua minta ajak jalan juga lo banyak lagunya lo, alesan ana-ini muluhhh."

"Dahlah yanggg, jangan curigaan begitu. Mending ayo makan ramen," ajak Xavier untuk kesekian kalinya. Kali ini tangan yang tadi bertengker di bahu Anettha. Berganti alih ke pinggang. "Pinggang kamu elusabel begini yangg, gausah acara diat-diet! Aku tau, kamu itu suka mie, makanya aku ajak kamu ke ramen ini. Pasti enak banget."

Sesudah makan ramen. Mereka berdua memutuskan untuk pulang. Tapi Xavier seperti buru-buru banget nih diliat-liat  Anettha ingin bertanya. Niatnya keburu urung pas denger Xavier telponan sama cewek.

Tuhkan.

Padahal ia sudah berharap dan menaruh kepercayaan. Kalo pacarnya beneran mau berubah. Dari gerak-gerik dan perilakunya meyakinkan. Tapi bukti lain, saat ini dengan jelas. Anettha mendengar pacarnya sendiri ngomong alus sama cewek lain.

"Ehekmmm, panas banget ya kak??"
Anettha udah mulai kebakar api cemburu. Sudah terlihat dari reaksi tubuhnya yang mendadak memanas, berkeringat. Mana pas banget berhenti dilampu merah. "Jadi pengen es Doger," katanya sambil melihat kearah sebrang. Kearah tukang es tersebut. Ia juga menurunkan kaca mobilnya.

Udah cukup lama. Menunggu lampu merah tersebut. Lampu merah menuju rumah ayangnya ini emang terkenal lama banget dan rame. Jadi Xavier tidak heran kalo menunggu sampe beberapa menit. Sampe kaca mobil yang Anettha mau tutup malah kembali terbuka. Ternyata saat gadisnya tengah memperhatikan tukang es tadi dan kebetulan Xavier lagi sibuk angkat telpon. Ada yang memperhatikan Anettha.

"Ini buat kamu, aku tau kamu lagi pengen, kan? Ambil aja," kata seorang cowok yang suaranya sangat familiar. Cowok itupun menengok kesamping kemudi. Tepat tatapannya bertemu dengan Xavier yang tengah menatapnya tak enak. "Gua cuma mau ngasih es, bukan ambil dia dari lo. Tapi kalo lo sia-siain dia sekali lagi, gua engga akan segan-segan buat ambil dia lagi dari lo."

"Lo ngancem gua?"

"Gua cuma ngingetin."

"Engga perlu lo ingetin, gua juga tau gimana gua harus bersikap. Dan gimana harus jaga pacar gua," balasnya begitu menohok. Nampak begitu syok, kok bisa? Mereka balik lagi secepat ini. "Lo jangan kaget, kalo tau-tau gua nyebar undangan nikah sama Anettha."

Xanetha [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang