****
Genap 10 hari. Xavier baru dibolehkan pulang, dan tepat Senin pagi ini ia langsung bersemangat untuk sekolah. Ia sudah tidak sabar untuk bertemu Anettha. Sengaja ia tidak mengabari, dan memberi yang lain. Ia ingin memberi kejutan.
Dan bersamaan dengan itu. Persiapan ulang tahun untuk SMA Trisakti tengah dipersiapkan dari jauh-jauh hari, dan akan diselenggarakan peresmian pelaksanaannya pada upacara pagi ini.
"Udah wangi, udah ganteng, udah rapih, udah semuanya. Tinggal berangkat, ketemu ayankkk!"
Selang beberapa menit.
Ia masih terkagum-kagum pada dirinya sendiri. Cengar-cengir dihadapan kaca, dengan senyuman pedenya. "Ini gue masih bonyok aja cakep, gimana nggak bonyok, coba?"Hadehh...
Jangan lupakan tabiat Xavier yang narsisnya diluar nalar. "Ayankkk, kalau liat gue pasti bengong karena saking gantengnya gue, udah ganteng, makin keren lagi."Emang bener sih. kalau diliat-liat penampilan Xavier makin oke aja. Makin terpancar gitu aura playboy nya saat dikepalanya ada bandana yang melingkar dikepalanya.
Meninggalkan kamarnya. Xavier turun kebawah untuk sarapan, disambut hangat oleh sang bunda. Ia menyempatkan nyium bundanya, Upin, Ipin, dan juga Alisha yang langsung merengek-rengek.
"Aaaaaa abang koko...! Main nyium-nyium aja si."
"Males banget harus penyuciannya."
"Heh! Dikira gue anjing apa, mesti ada penyucian."
Gavian yang ada disamping Alisha pun menjawab. "Sejenisnya ya nggak sih, dek?"
Alisha menggangguk semangat. "Yap! Abang koko kan, Tapir! sejenis Babi."
Xavier yang merasa disudutkan pun mencibikkan bibirnya. Emang Gavian sama Alisha tuh sepaket, suka ngebully Xavier secara ucapan yang kadang suka bener dan nyelekit.
"Nggak punya hati nurani, sulit peka untuk urusan hati," sambung Gavian. Berhasil membuat kuping Xavier memerah menahan marah. "Nggak bersyukur banget punya cewek sebaik Anettha!"cibirnya lagi. Bunda yang melihatnya tentu tidak tinggal diam. Ia mengelus lembut bahu putra keduanya, dan menyuruhnya duduk sambil berucap.
"Udah dulu dong ributnya! mau sarapan juga," tengahnya, "kamu lho mas koko, adeknya lagi ada masalah jangan terus di ceng-cengin. Kasiannnn..."
"Aku nggak ceng-cengin dia—"
"Tapi mojokin," imbuh Alisha dengan kekehan menyebalkan nya. "Lagian, siapa suruh, tampang pas-pasan sok-sokan jadi buayaaaa... Mbak Anettha minggat, lo gimana, Bang?"
"Dek, kok adek ikut-ikutan sih," tegur ayah yang sedari tadi diam. "Ndak enak lho, ribut muluh didepan Upin, Ipin, nggak kasih contoh yang baik nih. kalian kan seharusnya sebagai kakak-kakak yang baik, harusnya mencontohkan hal-hal yang positif, dan baik! bukan malah—"
"Ayah, Ipin lapel," rengek bocah itu menghentikan omelan sang ayah. "Kenapa olang-olang pada libut sih? libutin, apaan?" tanyanya cadel. bocah yang masih berumur empat tahun itu, belum fasih berbicara jadi ya mohon di maklumi.
"Upin juga, udah lapel, tapi ndak bulu-bulu salapan, malah libut! hmm... libutnya nanti aja, Upin udah lapel. pake bangettt...!!"
"Tuh bener kata adek kalian, ribut muluh, kalian itu saudara lho... Harusnya saling support," ujar Bunda yang mengambil alih sebakul nasi. Untuk disajikan di piringnya Bima. "Udah ya ributnya, harus akur-akur, anak bunda nggak boleh ada yang berantem!"
"Iyaaa bundaaaaa...!"
Serempak semuanya berucap. Agar sang bunda tak melanjutkan omelannya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Xanetha [on going]
Random[HARAP FOLLOW DULU SEBELUM BACA!!!] Cerita sederhana, yang menggambarkan satu cowok yang hobi berganti-ganti cewek. Tiba-tiba harus berhenti dengan sifat buruknya, karena merasa menemukan cinta pada seorang pacarnya yang bernama Anettha. Anettha sel...