39

1.4K 122 15
                                    

how's your day??

are you okay tudeeii?? bad or good bbe???

udah mam yum? kalau yum gek maem sayanggg.

jangan lupa mik air putih ya maniezzz.

****

"Ngapain lo kesini?"

"Empet banget gua, liat lo ngejogrog muluh didepan gerbang."

Xavier menatap lamat Anettha. Gadis yang selama ini ia rindukan berada di hadapannya. Setelah sekian lama tak mau menemuinya. Sekarang gadis itu mau menemui Xavier. Itupun karena di paksa oleh Mami Papinya. Anetthanya mah masih marah.

Kecewa, sekaligus masih sakit hati dengan mantannya ini.

Xavier menatap sendu Anettha sambil berkata. "Gabisa balik lagi ya? Ayok kita perbaiki bareng-bareng."

"Aku bakal berubah. Sesuai apa yang kamu mau," katanya berusaha menyakinkan. Yang sudah jelas-jelas Anettha ini sudah kecewa berat, mau di kecewain gimana lagi coba? "Satu kesempatan lagiii, gua janji-"

Tahu bulat di goreng dadakan ~~~

ohyaaaa... Anget angett gurih gurih nyoyyyy....

"Kamu nggak liat? Sehancur apa dan sekacau apa aku tanpa kamu hm??"

"Net, tolonggg!"

Cowok itu berusaha menggapai tangan Anettha. Yang berulang kali juga gadis itu menepisnya. "Apasih?? Nggak jelas anying."

"Anettha."

"Tolong dengerin gua dulu," mohon Xavier saat Anettha sudah ada di depan pintu utama. Untuk menutup pintu rumahnya, sekaligus menutup akses Xavier untuk kembali masuk ke hatinya. Dia tidak munafik, kalau ngeliat Xavier saat ini tuh rasa-rasanya nggak tega. Ngapain ngerasa nggak tega coba? Orang Xaviernya aja tegaan kok. "Lo salah-"

"Salah apa si TAPIRRR?!!"

Tahu bulat di goreng dadakan, ohyaaa...

Anget angett gurih gurih nyoyyyy, lima ratusan... Digoreng dadakan.

"Bajingan! Ribut muluh dah ahhh."

Tahu~~.... bulaaaattttt...

Belum pergi Mamang tahu bulat yang lagi mangkal tepat di depan rumah Anettha. Ada lagi satunya yang datang juga papasan, malah berhenti didepan juga.

"WOIIIII! JANGAN BERHENTI DISITUU! BERISIKKK."

"Kalau nggak pegiii, gua jempalikin kendaraan elu dah."

Xavier berteriak sampe suara itu berhasil keluar. Dan terdengar oleh dua Mamang tahu bulat.

Mamang tahu bulat satu bawa mobil, yang kedua bawa odong-odong. Itu loh, kendaraan roda tiga. Yang biasanya buat dagang tahu bulat di gang-gang sempit.

Tahu~~~....

"Anying bisa berhenti nggak si? Sana gausah mangkal disitu," teriak Xavier sudah tak tahan lagi mendengar toa dari si tukang tahu bulat. Ganggu acara deeptlak nya bareng Anettha saja. Mamang penjual tahu bulat yang denger teriakan Xavier pun celingukan. Mendengar teriakkan itu, lumayan familiar. Jika diingat-ingat mirip suara preman pasar malam. Yang suka minta jatah tahu bulat seplastik buat ngapel ke pacarnya. "Kasih gua waktu buat jelasin dari awal, kalau fot-"

Xanetha [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang