Pria itu tengah berdiri menghadap pantulan dirinya di cermin besar di dalam kamarnya
"Aku harus pergi, aku muak disini terus!"
Ocehan untuk dirinya sendiri, aneh memang.
Gebrakan pintu terdengar sangat jelas, langkah kaki yang memburu ditemani dengan sedikit erangan, pria ini—Jungkook—sudah pasti dia penasaran, walaupun dia tau bahwa yang datang adalah ayahnya sendiri, tapi kenapa harus terburu-buru.
Mengintip menjadi cara paling mudah untuk di lakukan.
"Wanita? Lagi? Malam ini?"
Lontaran pertanyaan yang hanya di dengar oleh dirinya sendiri.
"Sebentar, kita lanjutkan di kamar. Putra ku pasti sudah tidur aku tidak mau membangunkannya"
Pria dengan setelan jas hitam itu menuntun gadis yang di bawanya menuju kamar utama miliknya.
"Berengsek, biadab, bedebah, dasar sampah"
Sumpah serapah kali ini lebih dari itu, seakan hatinya memanas. Sudah lebih dari sepuluh wanita yang dibawa oleh ayahnya untuk memuaskan hasrat pribadi. Ibunya yang meninggal dua tahun lalu, mampu membuat ayahnya menjadi pria berengsek. Hati pria tampan ini mengatakan untuk pergi ke kamar ayahnya, memukul ayahnya dan mencaci maki pria itu, tapi pikirannya mengatakan jangan ikut campur.
~
"Aku kembali kesini lagi ternyata"
Senyum miring tercerak di bibirnya, meremehkan dirinya kembali, dunia tak berpihak padanya. Dia kaya, dia mampu, tapi hidup nya di penuhi oleh manusia-manusia tidak tau di untung, membakar kembali sebatang rokok untuk menemani malam nya, arah jarum jam sudah memasuki angka sebelas malam, enggan pulang kerumah, itulah isi pikirannya.
Sebatang rokok yang dibakarnya habis padam karena tetesan air hujan yang jatuh dari langit.
"Bahkan sekarang pun langit menertawakanku dengan menjatuhkan air hujan"
Memandang ke arah langit, tersenyum miring, dan sebagian bajunya sudah basah. Memasuki terpal biru yang ada di sebelah kanan nya, melindungi dirinya dari air hujan yang makin lama makin deras.
Deru nafas seorang wanita terdengar jelas, sangat menyiksa.
"Gadis jalang berhenti kau!"
Suara kali ini sedikit samar di telinga Jungkook, seakan ada dan tak ada.
Dia nyaris tersentak kaget saat menyadari terpalnya sedikit terangkat, memperlihatkan seorang wanita dengan pakaian seragam sekolah yang sudah basah, rambut sebahunya sudah basah. Deru nafas wanita itu terdengar sangat jelas, seperti ketakutan.
"Dasar jalang, kemana dia. Kemana kau bawa lari semua uangku!"
Rasa takut ikut menyelimuti Jungkook, dia membuang pandangan wajahnya dari gadis tersebut, pikirannya berlari kesana-kemari. Suara langkah kaki terdengar oleh Jungkook, pria yang membuatnya takut tadi sudah pergi, keberanian untuk memulai obrolan dengan gadis yang ada di sampingnya semakin meningkat.
"Kau siapa?"
~
Sambaran petir seakan mengenai gadis itu, mendengar suara serak tepat di gendang telinga sebelah kanan nya, dan dia menoleh ke arah pria yang ada di sebelahnya.
"Huh?"
"Aku tau ini sedang hujan, hanya saja jarak kita sangat dekat, kau tidak mungkin setuli itu!"
Suara bentakan terdengar jelas di telinga gadis itu.
"Aku, Ji Ah. Cha Ji Ah"
Hening, cukup untuk membantu kedua otak mereka untuk berpikir. Gadis itu berdiri dan keluar dari terpal biru yang digunakannya untuk sembunyi, langsung berlari dan meninggalkan gang itu, entah kemana arah tujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝚁𝚄𝙴𝙻 𝙻𝙸𝙵𝙴
FanfictionLangkah kaki yang terdengar sangat jelas, nafas yang tergesa-gesa menelusuri jalanan malam yang dipenuhi dengan rintik hujan, langkah kaki yang terburu-buru membawanya ke arah tujuan tanpa peta, seakan mengikuti rotasi bumi. "Dasar anak tidak tau...