A SECRET HOUSE

5 1 0
                                    

"Uh, Jungkook kau datang? Sudah sangat lama dari terakhir kali kau datang"

"Ya paman aku datang, aku merindukan suasana ini. Paman kau telah mendengar beritanya bukan?"

Mendudukkan tubuhnya pada sofa empuk di tengah ruangan besar itu, menyandarkan badannya pada sandaran empuk sofa berwarna coklat terang tersebut.

"Ya, sudah pasti, bahkan kota ini sudah mengetahui berita itu"

"Sudahlah, toh itu keputusannya. Aku tidak peduli"

Membuang pandangan wajahnya pada meja di samping sofa dan mengambil bingkai foto yang terletak di atas meja.

"Bahkan setiap aku kesini aku ingin terus mendengar cerita tentangnya"

"Kau tidak bosan? Mungkin sudah lebih dari sepuluh kali aku menceritakan cerita itu kepadamu Jungkook-ah"

"Tidak paman, aku tidak bosan. Aku bahkan akan sangat bahagia ketika mendengar cerita tersebut"

Senyuman tulus di bibir Jungkook dilengkapi dengan tatapan hangat yang tengah menatap bingkai foto tersebut.

"Jungkook-ah, jika ternyata ada penggalan cerita yang tidak kuceritakan padamu, bagaimana reaksimu?"

"Ada sepenggal cerita yang belum paman beritahu padaku?"

Pandangan pria tampan itu beralih kepada pamannya setelah mendengar ucapan pamannya. "Aku hanya bertanya, kalau semisal memang ada bagaimana reaksimu?"
"Ceritakan padaku paman, apapun itu. Ceritakan kepadaku!"

Dengan sedikit paksaan Jungkook meminta pamannya memberitahu cerita yang belum di ceritakan tersebut.

"Ternyata kau sepeka itu Jungkook-ah, baiklah jadi sebenarnya ada sepenggal cerita yang belum aku ceritakan kepadamu, Bae Nari—ibumu—dia memiliki seorang teman, mereka sangat dekat temannya itu seorang psikiater dan suaminya seorang detektif kepolisian, mereka membantu ibumu untuk menangani masalah pribadinya, teman ibumu itu bernama Kim Eun Kyung, dia gadis yang manis"

"Paman pernah bertemu dengannya? Tunggu dulu menangani masalah? Ada masalah yang dihadapi sama ibuku?"

Entah sudah menjadi kebiasaan atau memang kesukaan untuk memberikan pertanyaan

bertubi-tubi.
"Ya, dia memiliki masalah dengan seseorang, ibumu, dia di teror habis-habisan kau pasti berpikir kenapa ibumu tidak memberitahukan hal ini padamu kan? Jangan salah paham padanya Jungkook-ah, dia hanya tidak ingin kau mengkhawatirkannya dan berfokus pada pendidikanmu"

"Tapi sudah seharusnya aku tau kan? Dan kenapa paman baru memberitahuku? Kenapa bukan dari sebelum-sebelumnya?"

"Karena ini saat yang tepat Jungkook­-ah, aku berniat memberitahukan hal ini padamu di saat yang tepat, dan inilah saatnya, kau bisa tunggu disini sebentar aku ingin mengambil sesuatu"

Pergi menjauh dari Jungkook, memasuki sebuah ruangan dan keluar dengan sebuah kotak berwarna hitam.

"Setiap kali ibumu menerima berbagai macam surat dan barang-barang lainnya dia akan membawanya kesini lalu membukanya bersama temannya yang psikiater itu"

Meletakkan kotak itu di meja lalu kembali menyandarkan dirinya pada sofa empuk, tangan panjang milik pria bernama Jung Jungkook tidak akan tinggal diam, dia langsung membuka kotak tersebut dan melihat sebuah kertas dengan bercak darah bertuliskan 'PERGILAH SEJAUH MUNGKIN' kaget menjadi ekspresi pertama yang keluar dari wajah Jungkook 'separah ini kah ibunya di teror?' itu yang ada di pikirannya saat ini.

"Siapa yang meneror ibuku, paman?"

Pertanyaan yang wajar untuk di lontarkan, tangan panjang itu kembali mengeluarkan semua barang-barang yang ada di dalam kotak tersebut, tapi tangannya berhenti secara tiba-tiba.

𝙲𝚁𝚄𝙴𝙻 𝙻𝙸𝙵𝙴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang