TIGA PULUH EMPAT BULAN KEMUDIAN
"Ji Ah-ya! Apa yang kau lakukan? Aku memintamu memeriksa kembali catatan ini bukan? Kenapa masih banyak ejaan kata yang salah? Selesaikan ulang!"
"Ne sunbae""Ayo Ji Ah semangat!"
tiga puluh empat bulan sudah Ji Ah berjuang tanpa pria bermarga Jung di sampingnya, kepergian Jungkook membuat Ji Ah sadar bahwa dia kehilangan kasih sayang yang selama ini di terima nya dari Jungkook, pria yang tidak banyak bicara, suka membanggakan dirinya dan juga tampan saat melatih seni bela diri nya, Ji Ah sadar hampir tiga sampai empat kali dalam sebulan dia ke SMA-nya dulu hanya untuk meliat ruang seni bela diri tempat Jungkook dan dia berbicara dengan bebas untuk pertama kalinya.'Apa yang sedang di lakukan olehnya'
"Ji Ah-ya, kau tidak makan siang? Kita semua akan pergi makan siang. Ayok!
"Iya, aku ikut"~
"Setelah makan siang ini selesai, direktur meminta kita untuk menghadiri ruang rapat, jadi persiapkan mental kalian"
"Iya.."
Jawaban yang di paksa untuk semangat, menjadi bagian dari perusahaan yang bekerja di bagian desainer membuat Ji Ah harus bekerja keras, tidak ada yang menyangka bahwa saat kuliah Ji Ah sangat menyukai pakaian yang keren, dia memang masih menjadi karyawan baru tapi kehadirannya sudah cukup membantu perusahaan ini.
~
"Istirahatlah dulu, sepuluh menit lagi baru masuk ke ruang rapat paham?"
"Paham"
Membaringkan kepalanya di atas meja kerjanya, matanya fokus menatap bingkai foto yang ada di atas meja kerjanya, sudah sangat lama rasanya tidak berhubungan dengan Jungkook, dia sekarang apa kabar? Foto itu berisikan dua orang, pria dan wanita yang tengah saling merangkul satu sama lain di bandara detik-detik saat keberangkatan Jungkook ke Amerika.Tiga bulan pertama saat Jungkook pergi meninggalkan Korea, mereka masih saling mengirimkan surat sesuai apa yang di minta oleh Jungkook, setelah memasuki enam bulan mereka sudah mulai sibuk dengan urusan masing-masing, dan bulan ketujuh sampai saat ini Jungkook dan Ji Ah tidak pernah berkomunikasi kembali.
~
"Semua sudah kumpul di ruang rapat?"
"Sudah kak"
"Baiklah, direktur akan segera datang, jadi bersikaplah setenang mungkin!"
Pintu ruangan terbuka, menampilkan seorang wanita yang sangat cantik, bentuk tubuh yang sempurna, jangan lupa tatanan rambut yang sangat indah itu."Apa ada masalah sejauh ini?"
"Tidak bu"
"Huft, ternyata yang memiliki masalah adalah aku, perusahaan ini sudah di ujun tombak, investor kita dari Amerika memutuskan untuk tidak bekerjasama lagi dengan kita, jadi aku memutuskan untuk mengundurkan diri"Semua karyawan tampak sangat kaget, pasalnya jika perusahaan ini tutup mereka harus mencari pekerjaan kemana?
"Tapi karena cintaku yang besar untuk kalian, jadi kalian akan mendapatkan atasan baru, dia sepupuku, dia akan datang dari Amerika dalam seminggu lagi, dan juga dia bukan seorang wanita melainkan seorang pria, dia mengatakan bahwa dia mampu mengurus perusahaan ini menjadi lebih baik, jadi kuserahkan kepadanya, selama seminggu ini kalau bisa buatlah laporan triwulan yang lalu, di ringkas sebagus mungkin agar dia bisa menilai kinerja kita, paham?"
"Paham bu"
"Aku hanya ingin mengatakan itu, baiklah"
Wanita itu pergi meninggalkan ruangan rapat, para karyawan di buat kaget akan berita baru ini, dan sudah pasti bahwa mereka akan lembur untuk satu minggu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝚁𝚄𝙴𝙻 𝙻𝙸𝙵𝙴
FanfictionLangkah kaki yang terdengar sangat jelas, nafas yang tergesa-gesa menelusuri jalanan malam yang dipenuhi dengan rintik hujan, langkah kaki yang terburu-buru membawanya ke arah tujuan tanpa peta, seakan mengikuti rotasi bumi. "Dasar anak tidak tau...