"Jungkook-ah, lihat ini kemeja ini sangat cocok untukmu bukan? Kau akan ambil yang ini?"
"Iya, terserah"
Saat ini keluarga Jung tengah berada di sebuah butik berkelas di tengah kota, melakukan kegiatan mereka untuk berbelanja pakaian pengantin untuk hari pernikahan yang dinantikan pasangan tersebut.
"Eom-ma, ke-kena-pa adik-ku tam-pak sa-ngat ma-marah?"
Lengan baju wanita itu ditarik kebawah dengan tarikan penuh rasa takut.
"Berhentilah bersikap seperti itu, aku muak!"
"Ya, Jungkook-ah! Jaga cara bicaramu! Dia kakak mu!"
"Ahjumma, aku mengambil jas ini. Sudah kan? Urusanku selesai? Aku mau pergi, jangan mencariku!"
Melangkahkan kaki panjangnya keluar dari butik, menyalakan mesin motornya dan menghilang tanpa jejak.~
Sebuah amplop hitam itu dibuka dengan sangat perlahan, terlihat secarik kertas putih di dalamnya, mengambil dan membuka lembaran kertas yang terlipat itu.
'Bae Nari'
'Dunia ini kejam kan? Kurasa tidak, yang membuat kejam adalah manusia yang ada di dunia ini. Kau tidak mau mencoba untuk mati? Jangan terlalu lama hidup, ini menyesakkan!
Putramu apa kabar? Dia tampan, aku jadi ingin memutilasinya, jangan terlalu serius, tapi aku tidak bercanda. Pesan terakhir ku,cobalah untuk hidup dengan tenang'
"Apa maksudnya?"
Kertas itu terlipat kembali dan masuk ke dalam amplop hitam.
"Apa sebenarnya yang terjadi? Uh kepalaku jadi sangat sakit"
Memegang kepalanya sendiri, dan melihat sekelilingnya. Berantakan itu kesan pertama saat ini, pria ini dia berada di sebuah rumah kecil tak berpenghuni, mungkin sekarang jadi miliknya.
"Aku harus menemui paman besok!"
~
'Bagaimana kabar mu Ji Ah-ya? Kau baik kan? Ini paman, maaf baru bisa menghubungimu, paman hanya ingin meminta maaf padamu, dan kalau bisa, paman mau minta tolong. Paman sekarang berada di Seoul, jadi paman ingin kau kembali kerumah dan membuka lemari pakaian paman di bagian paling atas, ada kotak yang tergembok, kuncinya ada di dalam laci nakas samping tempat tidur, bawa benda itu sejauh mungkin bersamamu, paman minta tolong'
Sebuah pesan panjang dari nomor tak dikenal yang mengakui dirinya sebagai paman nya Ji Ah.
"Jadi sekarang aku harus ke rumah?"
Memikirkannya cukup lama lalu keputusan berada di pemikirannya.
"Lebih baik aku tidur, aku tidak percaya pesan ini dari paman"
Mematikan lampu kamarnya lalu membaringkan dirinya dan menutup matanya.
~
"Wah, aku tidak menyangka aku berada di sini"
Melangkahkan kakinya dan membuka pintu rumah tersebut, berantakan, banyak pecahan kaca di lantai, langkah pertama yang dilakukannya adalah menyalakan lampunya.
"Aku jadi mengingat orang yang meneriaki nama pamanku, dia siapa yah? Uh, berhentilah memikirkan hal itu!"
Ji Ah melangkahkan kakinya memasuki kamar pamannya, membuka lemari pakaian tersebut dan menemukan kotak yang disebutkan di dalam pesan yang diterimanya satu jam yang lalu. Mengambil kotak tersebut lalu duduk di atas kasur dengan perlahan, memperhatikan kotak yang ada di tangannya, kotak kayu yang penuh dengan ukiran cantik kotak yang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, membuka laci yang sempat di beritahu di pesan tersebut dan menemukan kuncinya, lalu membawanya pergi menjauh dari kediaman tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝚁𝚄𝙴𝙻 𝙻𝙸𝙵𝙴
FanfictionLangkah kaki yang terdengar sangat jelas, nafas yang tergesa-gesa menelusuri jalanan malam yang dipenuhi dengan rintik hujan, langkah kaki yang terburu-buru membawanya ke arah tujuan tanpa peta, seakan mengikuti rotasi bumi. "Dasar anak tidak tau...