"Jungkook, bisa turun ke bawah? Kita kedatangan tamu" Suara serak itu terdengar sampai ke pria tampan yang tengah berada di dalam kamarnya sedang berbaring sembari memainkan ponselnya.
Langkah kakinya terdengar menapaki anak tangga, kerutan di dahinya terlihat sangat jelas.
"Ada apa?"
"Duduklah" Pinta pria tua itu sembari memperlihatkan senyumannya.
"Dia Ha Yoo Na ahjumma, mungkin seminggu kemudian kau akan memanggilnya eo—"
Ucapan pria itu berhenti setelah mendengar putranya membuka suara.
"Ahjumma? Apa yang kau lakukan disini?"
Membingungkan, itu yang ada di pikiran Jung Jungkook saat ini.
"Dengarkan ayah dulu, dia akan menjadi ibumu dalam satu minggu kemudian"
"Siapa dia?"
Tunjuk Jungkook kepada seseorang yang tengah duduk dilantai dan memukul lantai dengan kedua telapak tangannya.
"Kakak mu, dia akan menjadi kakak mu"
"Kakak?"
Tatapan Jungkon beralih ke hadapan ayahnya.
"Ayah sehat? Ayah tidak sedang sakit kan? Bagaimana bisa pria dengan pakaian bergambar karakter film kartun dengan penampilan seperti anak kecil menjadi kakakku?"
Pertanyaan yang cukup menghantam bagi Ha Yoo Na.
"Putraku itu, dia terkena Peter Pan Syndrome. Tingkahnya akan tetap seperti itu sampai kapanpun, aku bahkan tak tau apa kah ada wanita yang ingin menikah dengannya"
Wajah lesu dengan senyum paksa terlihat pada garis wajah wanita itu, emosi seperti apa yang dirasakannya tidak ada yang mengetahuinya.
"Jadi, ayah akan menikahi Ahjumma ini dan dia akan menjadi ibu tiriku, lalu anak itu—uh maksudku Hyungnim dia akan menjadi kakak tiriku? Itu yang ingin ayah sampaikan padaku?"
"Iya, ayah hanya ingin kau paham dengan situasi ayah dan menyetujuinya"
"Kapan?"
Ucapan Jungkook mengundang tanda tanya pada pemikiran ayah dan calon ibu tirinya.
"Apa nya?"
"Kapan dan bagaimana bisa ayah mengenal ahjumma ini"
Pertanyaan yang lebih mudah di pahami.
"Sebulan setelah ibumu meninggal"
Ledakan terdengar di hati Jungkook, seberengsek itu kah ayahnya sendiri?
"Teruskan, bagaimana kalian bisa bertemu?"
Pandangan Jungkook beralih ke seorang pria yang terlihat tidak peduli dengan situasi saat ini, dia masih setia duduk di lantai dan mulai menarik-narik pakaiannya sendiri.
"Pertemuan kami berawal di cafe, dia—wanita ini—tengah berkelahi dengan suaminya, ayah memiliki rasa iba, suami bagaimana yang tega melukai istrinya sendiri di muka umum, ayah membantunya dan mencoba mengatakan bahwa dia harus melepaskan suaminya itu. Tanpa ayah sadari ayah yang terus membantunya malah jatuh cinta padanya, tidak ada yang salah dengan jatuh cinta Jungkook-ah, itu hal yang wajar dan ternyata dia adalah teman SMA ibu mu, mereka tidak terlalu dekat tapi memiliki kisah bagus untuk diceritakan, kita makin dekat dan Yoo Na memutuskan untuk menceraikan suaminya, dia mengakui pada ayah bahwa dia mencintai ayah, dan beberapa bulan mengurus perceraian mereka dan akhirnya selesai sebulan yang lalu"
Otak Jungkook mulai mencerna ucapan ayahnya sendiri.
"Ahjumma, kau sedekat apa dengan ibuku?"
Kali ini pertanyaan itu terlontarkan untuk wanita yang berada di hadapan Jungkook.
"Kami pernah berada dalam satu klub vokalis di sekolah, ibumu dulu dia wanita yang pandai bernyanyi. Suara yang indah, gadis yang pintar, wajah yang rupawan, Nari dulu adalah idola sekolah. Bahkan jika kau bertemu dengan teman seangkatan kami, dan menyebutkan nama Bae Nari, ibumu, senyuman akan langsung tercetak di wajah mereka. Seperti itulah pengaruh Nari di kehidupan mereka, dia primadona sekolah, dan ternyata wajah rupawannya menurun kepadamu Jungkook-ah. Aku merasa tenang setelah melihat wajahmu"
Ucapan yang menyentuh hati siapapun bagi mereka yang mengenal sosok Bae Nari, pria ini—Jung Jungkook—meninggalkan tempatnya terduduk tadi dan menuju pintu keluar rumahnya."Jung Jungkook!"
"Ya! Jungkook-ah!"
Teriakan sang ayah tak terdengar di gendang telinga pria muda nan tampan itu. Seakan dia tuli seketika, kakinya hanya menuntunnya dengan larian tercepat menuju ke sebuah tempat.Kini pria itu tengah berdiri di tempat menyimpanan abu dalam sebuah gedung pemakaman, menatap foto ibunya yang tengah tersenyum.
"Eomma, ayah memutuskan untuk menikah, setelah selama ini dia membawa berbagai macam wanita ke rumah kini dia memilih seorang wanita untuk dinikahi dan dijadikan seorang istri, eomma apa aku harus bahagia mendengarnya atau malah sedih?"
Kepala Jungkook ini menunduk menatap kakinya, menahan butiran-butiran air yang akan keluar dari mata indahnya itu.
"Eomma, aku rasa aku tidak akan menerima wanita itu menjadi ibuku untuk saat ini, aku sadar bahwa eomma pasti menginginkan aku mendapatkan kasih sayang ibu, tapi untuk saat ini aku tidak akan menerimanya dengan mudah, jika dia bisa menyayangiku seperti eomma menyayangiku, aku akan mencoba untuk menerimanya"
Senyuman tulus pria itu menjadi bukti terakhir dalam ucapannya, seakan dia tengah mengucapkan janji yang paling di impikan, dan kini hanya harapan yang memenuhi lubuk hatinya, semoga jika nanti ibu tirinya bisa menyayanginya dan memberikannya kasih sayang yang cukup dia akan membalas kasih sayang itu suatu hari nanti.
~
"Eonni, ini apa?"
"Seragam!"
Teriakan bahagia memenuhi Kamar Min Jee.
"Itu seragam lamaku, aku meminta ibuku untuk mengirimkannya kesini, kau bisa mengambilnya jika kau mau, mulai besok kita akan berangkat sekolah bersama!"
"Bagaimana? Apakah terlihat bagus?"
Pakaian seragam itu terlihat sangat cocok pada Ji Ah, berwarna biru navy dengan rok kotak-kotak sangat indah.
"Bagus, uh aku tiba-tiba menyukai seragam sekolahku!
Mereka berloncat, bergembira, dan tertawa bersama, menunggu hari esok yang membahagiakan, ini pengalaman baru bagi Ji Ah, dan ini pengalaman terindah bagi Min jee."Kembalilah ke kamarmu, siapkanlah buku untuk besok ke sekolah dan pergilah denganku! Paham?"
Perintah Min Jee yang langsung di setujui oleh Ji Ah.
"Ne eonni, aku akan istirahat sekarang, kau juga tidurlah yang nyenyak, dan kembali dengan semangat bahagia untuk hari esok!"
Kepalan tangan tanda memberikan arti semangat tercipta di kedua tangan gadis itu, Ji Ah melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan menutup pelan pintunya, rasa kebahagiaan masih tercetak di hatinya.
"Kehidupan baru ku akan segera dimulai!"
•_•
Kisah ini masih berlanjut ~
Jangan lupa vote guys.사랑해 친구야 🌼🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙲𝚁𝚄𝙴𝙻 𝙻𝙸𝙵𝙴
FanfictionLangkah kaki yang terdengar sangat jelas, nafas yang tergesa-gesa menelusuri jalanan malam yang dipenuhi dengan rintik hujan, langkah kaki yang terburu-buru membawanya ke arah tujuan tanpa peta, seakan mengikuti rotasi bumi. "Dasar anak tidak tau...