"Pernah gak sih, kamu berada dalam satu hubungan merugikan tapi gak bisa nolak?"
- Candy
PS: Yang rajin vote dan komen moga banyak rejekinya apalagi pas lebaran~
"KENDI!"
Navy melambai dari depan pintu. Badan bongsornya yang menonjol di antara siapapun dan suaranya yang cukup keras sama sekali tidak membantu. Reputasi Navy yang sudah selebriti sekolah memperburuk keadaan, mengakibatkan anak-anak lain seisi kelas maupun yang sekedar lewat di koridor menoleh pada keduanya.
"KENDI! BUDEG, YA?!"
Ya Tuhan! Dia semakin menjadi-jadi. Tidak mau menanggung malu akibat ulah cowok itu, Candy buru-buru bangkit berdiri dan menemui Navy agar ia diam.
"Apaan?" bisiknya keras. "Candyyy! Nama gue Candy, pake e yang kayak ember!"
"Oke, Ember," ulang Navy datar.
"CANDY!"
Tetapi, Navy mengabaikannya. Ia punya sesuatu yang lebih penting untuk disampaikan ketimbang memperdebatkan nama. Atau mungkin, dia memang sengaja. "Oke, Kendi, hari ini jadwal piket gue buat kebersihan kelas."
"Terus?" Candy menyipitkan mata. Perasaannya tiba-tiba sungguh tidak enak.
Dan benar saja. Di detik berikutnya, dengan wajah tanpa dosa, Navy mengonfirmasi firasat tersebut. "Buangin sampah," katanya.
Sedetik, Candy melongo. "Kok gue?!"
"Mulai hari ini, lo gue angkat jadi babu."
Senyum yang ditampilkan Navy begitu polos, berlesung pipi dan karena itulah, jadinya makin menyebalkan. Ia bersikap seolah ia baru saja menawari Candy uang lima belas juta secara cuma-Cuma meski kenyataannya, ia baru saja menyebut kata ... babu?!
"HAH?! Gimana? Gimana?"
"Mulai hari ini, lo gue angkat jadi babu," ulang Navy, lebih pelan dari sebelumnya dalam pengucapan. Seolah Candy adalah alien yang belum mengerti bahasa manusia.
Mendengarnya, Candy berang. "Enggak! Enggak terima!"
"Dede...," Navy membujuk.
Candy melotot. Matanya mengisyratakan seolah jika Navy melangkah maju untuk membujuknya, ia tidak segan-segan untuk menggigit.
Tetapi cowok itu tidak melakukannya. Navy hanya mengeluarkan ponselnya, terlihat mencari-cari sesuatu dari dalam galerinya hingga kemudian ia memperlihatkan tampilan Instagram miliknya. Di sana, Candy dapat dengan jelas melihat foto surat yang ia tulis tempo hari, berada dalam proses unggah. Hanya tinggal satu klik post, tamatlah riwayat Candy. Apalagi, Candy tahu persis, cowok itu punya pengikut puluhan ribu dan penggemar garis keras.
Seluruh dunia akan menertawai isi suratnya.
Ia tidak punya pilihan lain.
Jadi, sambil berusaha menekan emosinya, Candy mengembuskan napas kuat-luat sebelum mempertemukan lagi pandangannya pada senyum tak berdosa Navy.
"Iya! Iya! Mana sampahnya! Sini gue buang!"
Senyum Navy melebar. "Ambil aja depan kelas. Buang semuanya, ya. Yang bersih."
Candy mengambil langkah lebar-lebar menuju XI IPS 1, hanya untuk berhenti setelah beberapa langkah untuk kembali. Ia mulai menarik tangan Navy.
Ia lalu menarik Navy.
"Eh mau kemana?"
"Katanya buang sampah?!" teriak Candy, ia menunjuk hidung Navy dengan penuh emosi. "Mau gue buang sekalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Effect [Completed]
Teen Fiction𝚃𝚑𝚎 𝙴𝚏𝚏𝚎𝚌𝚝 𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 #1 "Mulai sekarang, lo gue angkat jadi babu." Candy pikir, dia bisa menjadi Candyrella dan hidup bahagia bersama Pangeran crushnya. Sial, dia malah bertemu Navy yang kejamnya melebihi ibu tiri! Navian Adraha, gitaris...