20. Drama Rumah Tangga

15.9K 3.7K 536
                                    

Hai~ Navy balik!

Lama nunggu, ya?

Sebelum baca, siapin tissue, ember dan baca istigfar dulu, yuk! 

Happy reading~

***

24 jam setelah pernyataan yang dilontarkan Navy dengan santai itu, dunia Candy telah jungkir balik dan tidak dapat dikembalikan ke poros semula. Kantung di bawah mata membuktikan betapa sulit baginya untuk jatuh tertidur semalam. Atau PR Bahasa Inggris yang lupa dikerjakan. Atau saat Echan selaku bendahara kelas menagih uang kas dan yang dia berikan adalah seluruh uang jajan, membuat cowok itu ternganga lebar. Atau Deera yang menunjukkan penampakan Kak Aksal melewati ruang kelas mereka di jam pelajaran Matematika dan Candy bahkan tidak mampu meresponsnya.

Dunianya telah runtuh sekarang dan Candy tidak tahu harus apa.

Eh, gimana kabar hubungan lo sama Jeje." Deera dengan semangat menodong Alexa pertanyaan itu, tepat setelah selesai mengunyah gigitan potongan semangkanya. Istirahat tadi, dia sempat-sempatnya membeli rujak di depan sekolah.

"Udah ada perkembangan?!" timpal Selin seraya mencondongkan wajah. "Kembang melati kek, kembang sepatu atau apa?"

Mereka semua sedang dalam momen gibah, Candy tahu. Baru saja dimulai, sulit untuk diakhiri.

"Kemaren gue liat mereka pulang bareng doong!" Deera berdeklarasi dan Alexa segera menginjak kakinya, membuat cewek itu mengaduh seketika.

Tetapi terlambat. Semua orang telah memproses informasi itu dan secara bersama-sama, dengan penuh semangat, melontarkan "CIEEEEEEEEE" yang menggaung hingga ke seluruh ruangan, membuat anak-anak lain di kelas itu menatap mereka.

Alexa memelototi mereka semua. "Itu nggak kayak yang kalian pikir, ya! Orang nggak ada apa-apa." Topik ini selalu ia ia hindari, tetapi selalu teman-teman laknatnya ungkit. Seolah, lidah mereka gatal jika sehari saja tidak menggodanya.

"Nggak papa kali, Lex. Dilihat-lihat Jeje cakep juga loh!"

"Lo sendiri nggak mau macarin Echan?" Alexa menyerang balik kepada Selin dan seketika terdengar tawa Deera.

"Eh iya bener loh. Dia kan tipe lo banget. Lucu, ganteng..."

"Maaf ya, tipe gue tuh yang kayak P' Bai! Emang menurut lo Echan ganteng?"

"Ganteng banget!" Mereka semua menoleh. Itu Poppy yang menyahut, cewek itu masih fokus sama ponselnya. "Putih, tinggi, ganteng banget pokoknya! Terus, abs-nya itu looohhhh."

Sebentar. Sebentar! Masing-masing dari mereka, satu persatu. Sedang mencoba membayangkannya sekarang. Echan yang berkulit sawo matang seperti cowok lokal pada umumnya, dengan wajah bayi tapi tua dan ekspresi yang selalu kayak ngajak berantem, disatukan dengan tubuh tinggi, putih, penuh otot sedang berpose seperti binaragawan. Dan imajinasi itu terasa ... luar biasa liarnya. Selin bergidik. Deera cepat-cepat mengetukkan tangan ke meja sambil komat-kamit membacakan 'amit-amit jabang bayik!"

"Pop, lo nggak kesurupan kan?" Alexa menyentuh keningnya.

Sementara cewek yang dikawatirkan hanya menaruh ponsel, lantas menatap semua orang dengan ekspresi bingung. "Kalian kenapa? Gue lagi liatin foto Kak Nino nih~"

"HADEEEEHHH!!!" Semua orang memutar bolamata.

Semua orang, kecuali Candy yang masih memutar otak bagaimana cara membagi keresahannya. Meremas tangan dan menarik napas dalam-dalam, Candy akhirnya memutuskam, sekarang waktunya. Ia harus bercerita. Ia ingin menanyakan kekhawatiran itu kepada keempat sahabatnya, yang secara tak sadar sama-sama memutuskan untuk mengkhianati Candy.

Cinderella Effect [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang