16. Maaf Ganggu

14.8K 3.5K 546
                                    

Navy kembali!

Apa kabar kalian hari ini? Sehat? Berat? Ada yang membahagiakan? Ada yang mengesalkan? Apa kamu udah dinotis Mas Crush? Ayo cerita, sini.

Lagi duduk santai atau rebahan?

 Pokoknya, kita sama-sama nikmati cerita Navy dan Candy, ya <3 

***

Efek yang ditimbulkan oleh kehadiran Aksal Adiwilaga Rahadi tidak hanya membuat wajah Candy memerah, kakinya menjelma menjadi agar-agar, dan tubuh nyaris melayang-layang tetapi juga halusinasi yang membuatnya tersenyum-senyum sendiri tanpa sadar. Meskipun sapaan itu hanya terjadi hanya sekali dan setelahnya Aksal bersikap seolah dia tidak ada. Cowok itu mengobrol bersama Navy beberapa saat sebelum melengos pergi, sama sekali gagal menangkap pandang Candy yang melambaikan tangan dengan mata menatap penuh damba.

Kak Aksal berdiri di depan gue. Kak Aksal beraroma wangi parfum mahal. Kak Aksal punya kulit wajah yang mulus tanpa jerawat dan bibir merah muda alami. Kak Aksal sempurna. Kak Aksal malaikat tanpa sayap. Pikiran itu memenuhi kepalanya sampai-sampai, Candy tidak sadar telah berapa lama sejak Aksal pergi dan Navy mulai mengamatinya dengan aneh.

"Kendi?"

Navy melambaikan tangan di depan wajahnya, tetapi cewek itu masih bergeming. Ia masih berada di bawah sihir senyuman maut Aksal.

"Woy! Kendi?"

"Dedek?"

"Dek?"

"Babu."

Tidak mempan. Semua jurus tidak berhasil. Hingga akhirnya, sembari menggeleng tidak percaya, Navy menempelkan telapak tangannya ke kepala cewek itu. "Seandainya ada jin-jin ataupun makluk-makhluk yang melekat ke dalam tubuh Dedek Kendi, mengunci tubuh Dedek Kendi, kumohon hancurkanlah. Kumohon hancurkanlah ya Tuhan jin-jin yang melekat di dalam tubuh Dedek Kendi, mengunci Dedek Kendi, me─"

Doa asal-asalan Navy terhenti. Candy cepat-cepat menepis tangan jahil itu. Kesadaran bahwa Aksal telah pergi dan yang tertinggal hanyalah Navy membuatnya kembali memasang wajah kesal. "Apa sih? Ganggu mimpi indah orang aja!"

"Dipanggil nggak nyahut," balas Navy seraya mengendikkan bahu. Ia lalu meraih tangan Candy dan meletakkan selembar uang di atasnya. "Beliin jus mangga."

"Nggak mau!"

Navy hanya perlu mengacungkan ponselnya demi membuat Candy gentar, terutama setelah apa yang terjadi pagi ini. Cewek itu meneguk ludah, masih berusaha menawar. "Kok...? Katanya mau gencatan senjata?!"

"Nggak jadi!"

"Kenapa nggak jadi?"

"Nggak jadi aja!" seru Navy, nadanya yang ketus membuat Candy terlonjak ke belakang. "Pokoknya, beliin jus mangga satu, jangan pake lama!"

Lalu cowok itu berlalu dalam langkah-langkah lebar dan cepat. Candy mengernyit. Kenapa ... seolah cowok itu yang marah-marah, sih? Yang dijadikan babu kan bukan dia. Yang kehilangan pemandangan indah berupa Aksal kan bukan dia. Yang menderita dan menjadi korban di sini sama sekali bukan dia. Kenapa dia yang marah?!

Dasar gila!

***

"Bukan rumus yang itu, pake rumus yang ini, Kendi."

Satu tumpukan buku diletakkan di depan wajah Candy, di atas yang lama, membuat cewek itu membulatkan mata dalam ketidakpercayaan. Sementara, cowok yang baru saja menumpahkan seluruh tugas-tugas itu padanya tersenyum tanpa dosa.

Cinderella Effect [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang