Votes dan komen ditunggu, ya~
Py iding~~~
Langit di rawat di UKS setelah hampir saja dibawa ke RS. Ibunya datang ke sekolah. Wanita yang kerap amat ramah dan kerap menyajikan kue-kue buatan tangannya sendiri itu sekarang terlihat kalut dan khawatir. Dan Navy dapat mengerti kenapa.
Langit itu anak yang kuat, aktif, ceria. Ia yang tiba-tiba pingsan menimbulkan banyak tanda tanya.
Juga rasa bersalah yang menggerogoti. Seandainya ia dapat bersikap lebih baik. Seandainya ia bertindak dengan kepala dingin...
"Kayaknya kecapekan aja, barusan sudah siuman." Perawat sekolah menenangkan. "Nanti kalau misal dia pingsan lagi atau ada keluhan sakit, bisa langsung di bawa ke dokter aja, ya, Bu."
Langit dibawa pulang setengah jam kemudian. Anak-anak yang mengerubungi di depan pintu UKS juga telah lama dibubarkan. Tidak ada siapa-siapa sekarang selain Navy. Semua orang pergi. Namun, rasa bersalah itu menetap. Rasa bersalah yang bercampur frustrasi, kesal, marah, kecewa. Kepada semua orang. Tetapi sebagian besarnya, kepada diri sendiri.
Navy mengusap wajahnya dan meneriksa waktu lewat arloji di tangan. Sudah lewat waktu pulang. Pantas saja ia hampir tidak melihat siapapun sejak tadi di sekitar UKS. Bahkan anggota The Effects yang lain, termasuk Nino sudah lama pergi. Navy tidak bertanya kemana.
Sudah jelas, tidak akan ada lagi latihan hari ini. Entah besok. Mungkin sama. Navy tidak tahu lagi nasib The Effects ke depannya. Percuma. Percuma saja semua perjuangan ini. mungkin Papi benar dengan ucapannya. Bahwa ... kadang-kadang, hidup memaksa kita untuk menyerah pada mimpi.
Ia melangkahkan kaki sepanjang koridor. Pulang, dia tidak punya tujuan lain selain pulang. Mungkin, Candy tengah menunggunya sekarang. Di bawah pohon dekat parkiran, seperti yang biasa dia lakukan. Tidak. Dia bilang akan ada ekskul. Mungkin dia masih di sana, menggambar sesuatu.
Dan, Navy tidak ingin terdengar egois. Bagaimnapun, kekacauan yang terjadi adalah salahnya. Latihan gagal itu salahnya. Langit pingsan itu salahnya. Dia merasa tidak berhak untuk merasa senang sekarang. Meskipun begitu dia ... berharap, bertemu cewek itu cukup. Bertemu Candy cukup dan dia akan merasa sedikit lebih baik.
Tetapi mungkin, ini memang hari sialnya.
Karena Navy sedang tidak merasa baik-baik saja. Pikirannya kalut. Dan melihat Candy bersama Aksal jelas tidak membantu.
***
"Oke, dalam kelas hari ini, kita bakal menggambar objek yang sama!" Ketua klub, Erwan menjelaskan dengan senyum lebar dan kedua tangan ditangkupkan.
Di sampingnya, seorang junior berdiri di depan sebuah meja. Di atas meja itu adalah objek rahasia yang tertutup kain cokelat.
"Kalian bisa menebak kita akan menggambar apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Effect [Completed]
Teen Fiction𝚃𝚑𝚎 𝙴𝚏𝚏𝚎𝚌𝚝 𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 #1 "Mulai sekarang, lo gue angkat jadi babu." Candy pikir, dia bisa menjadi Candyrella dan hidup bahagia bersama Pangeran crushnya. Sial, dia malah bertemu Navy yang kejamnya melebihi ibu tiri! Navian Adraha, gitaris...