Yup... Ini adalah chapter terakhir.
Kalian siap?
Vote dan ramein in-line comment, ya!
Happy reading~
Ini adalah harinya. Hari yang menentukan bagi The Effects. Gugup, optimisme, harapan, frustrasi, semua berkumpul menjadi satu. Semua orang berkumpul di belakang panggung, siap dengan kostum dan instrumen masing-masing, terkecuali Nino dan Aksal. Mereka duduk melingkar di sofa L yang disediakan panitia, saling bergelut dengan kecemasan masing-masing.
Band lain sedang tampil sekarang dan setelahnya, adalah giliran mereka. Samar, mereka dapat mendengar ingar bingar penampilan itu, juga teriakan dukungan dari penonton. Hal ini menambah kecemasan Navy. Audisi ini adalah kompetisi. Mereka, para juri, hanya akan memilih satu yang terbaik. Dan jika band lain melakukannya dengan baik, mereka harus melakukannya lebih baik lagi.
Seorang staf berjalan ke arah mereka, langkahnya cepat, tanda dia sedang diburu waktu.
"Habis ini giliran kalian. Siap-siap," katanya.
Navy mengangguk dan menghadapi teman-temannya satu persatu. Semua wajah tampak tegang, bahkan Nino, yang biasanya paling pecicilan.
"Udah berapa lama kita ngeband?" tanyanya tiba-tiba.
Langit merentangkan jarinya. "Kalo gue dua... kalian tiga, kan?"
Navy, Nino dan Pandawa satu SMP, mereka membentuk band waktu masih duduk di kelas 3 SMP, meski waktu itu dengan nama berbeda. Kemudian di awal masuk SMA, mereka tergabung bersama Langit di klub musik, dan Langit mengenal Aksal. Seperti itulah, awal mula The Effects terbentuk.
"Masih inget arti nama kita?" Navy menambahkan pertanyaan.
"The Effects," Pandawa menyahut. "Karena kita ingin memberikan efek kepada penonton dengan penampilan kita. Kita ingin menciptakan penampilan yang membekas."
Semua orang mengangguk setuju. Begitupun Navy.
"Ya, jadi... itu akan tetap, dan selalu menjadi goals kita. Apapun hasilnya nanti, menang atau kalah, lolos atau enggak, kita ... fokus ngasih penampilan yang meninggalkan efek aja."
Suasana masih tegang, sehingga Navy, sebuah ketua di sana terkekeh demi mencairkan suasana.
"Ayok, guys! Kayak latihan biasa aja. Kita pasti bisa!"
Ia meletakkan satu tangan di udara, menunggu yang lain untuk menumpangkan tangan di atasnya.
"The Effects!"
"Make Effect, Make Perfect!" yang lain menyahut berbarengan. Lalu, tangan-tangan itu di angkat bersamaan untuk menyemangati diri.
Ini adalah saatnya untuk tampil. Ini adalah saatnya ... untuk membuat efek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella Effect [Completed]
Teen Fiction𝚃𝚑𝚎 𝙴𝚏𝚏𝚎𝚌𝚝 𝚂𝚎𝚛𝚒𝚎𝚜 #1 "Mulai sekarang, lo gue angkat jadi babu." Candy pikir, dia bisa menjadi Candyrella dan hidup bahagia bersama Pangeran crushnya. Sial, dia malah bertemu Navy yang kejamnya melebihi ibu tiri! Navian Adraha, gitaris...