Happy Reading!
•••
Lisa menopang dagu, menatap wajah tampan Juyeon dengan mata berbinarnya.
Tidak pernah bosan.
“Kak, jangan liatin gue.” ujar Juyeon memperingatkan.
Lisa duduk dengan tegak, menatap Juyeon dengan lekat dan memberi senyuman manis yang hanya dibalas dengusan lelah.
“Kenapa? harusnya ya, lo itu seneng Juyeon.”
Pemuda itu menghela nafas, lalu berujar.
“Gue capek di musuhin anak-anak, kakak kelas, sama adek kelas.”
Lisa terkikik geli, sudah pasti, sebelum-sebelumnya gadis itu tidak pernah berbuat lebih pada gebetan-gebetannya.
Selain Juyeon tentunya.
“Lihat di sebrang, gue pasti di ghibahin sama geng-nya kak Jaehyun.”
Juyeon menunjuk ke meja yang bersebrangan dengannya, tepatnya di belakang Lisa, terdapat kumpulan cogan-cogan bucin Lalisa.
Jaehyun, Mingyu, Jungkook, Eunwoo, dan Younghoon.
Bahkan Younghoon yang notabene-nya adalah tetangga sekaligus teman dekatnya mendadak jadi kumpulan hatersnya setelah melihat apa yang Lisa perbuat terhadapnya.
Lalisa Manoban suka kepada Lee Juyeon.
Gadis yang hobinya nge-ghosting cogan sekolahan itu tiba-tiba tobat akibat melihat keparipurnaan seorang Lee Juyeon.
Sebenarnya bukan itu saja, sikap Juyeon yang cuek terhadapnya, lalu melihat betapa kerennya pemuda itu bermain basket hingga meneteskan keringat yang membuatnya makin terlihat sexi, langsung menghipnotis Lisa sampai ia meninggalkan korban-korban ghostingnya.
Ya, salah satunya adalah para anggota geng ubin masjid.
Entah kenapa pesona Juyeon mampu meluluh-lantakkan pertahanan Lisa, dan merubah prinsipnya yang tadinya,
Kenapa harus satu kalo bisa sepuluh?
Menjadi—
Cuma boleh satu, tapi harus Juyeon.
Huft, susah meng kalo soal hati, kaya Lisa ni, sekalipun nggak di gubris, nggak di kasih perhatian balik, dan di cuekin sama manusia bernama Lee Juyeon, rasa cintanya nggak berkurang sama sekali.
“Liat tuh, my baby lagi berduaan lagi sama si yoyon, ish!”
Salah satu anggota geng ubin masjid membuka suara, memulai perghibahan di antara mereka.
Si Jungkook, menggeram kesal ketika melihat betapa berserinya wajah sang pujaan hati di hadapan adik kelasnya yang sering ia panggil Yoyon itu, katanya nama Juyeon terlalu bagus untuk orang seperti dia.
“Sabar kook, bukan lo doang yang panas, kita juga.” Mingyu menimpal, sama kesalnya saat matanya menangkap pemandangan tidak mengenakkan di seberang.
“Lama-lama gue geprek juga itu orang, udah di suruh ngejauh kenapa makin lengket.” tambah Jaehyun, yang hobinya ngancam.
Younghoon dan Eunwoo mengangguk, membenarkan perkataan Jaehyun. Mereka sudah sering memberi ancaman pada adik kelas mereka itu, namun sampai saat ini, tetap saja, Lisa masih menempel seperti perangko saja.
Lisa sebenarnya bisa mendengar, telinganya itu sangat sensitif hingga suara semut merintih saja ia bisa dengar. Apalagi ghibahan geng ubin masjid yang berjarak di seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of Lalisa
Fanfiction[On Going] "A place where you can read my stories." Lalisa. [Lalisa random stories] [Oneshoot or Twoshoot] ••• Bahasa ada yang baku, dan ada yang tidak baku. Update sesuai mood, hihihi. By : La_riska