[15] who

2.9K 349 13
                                    

[bahasa baku]

Happy Reading ✨

•••

"Halo?"

"Hai."

"Siapa?"

"It's human."

"Jangan becanda, ini siapa?"

"Aku tidak becanda, aku memang manusia."

Terdengar kekehan disana, dan itu tambah membuat Lisa marah.

"Jika tidak penting akan aku matikan!"

"Sabar nona, aku hanya ingin menyampaikan sesuatu."

"Tidak usah bertele-tele ya!"

Lisa mulai menggeram marah, sialan! Ia di permainkan.

"Kau Lisa kan?"

"Iya."

"Aku adalah tunanganmu."

“Ap—”

BIP!

"YA!"

"SIALAN! SIAPA SIH?!"

Lisa hampir saja membanting handphone nya jika saja ia tak ingat, bahwa benda pipih di genggamannya ini seharga puluhan juta, apalagi itu hasil jeri payah nya menahan untuk tidak foya-foya selama berbulan-bulan.

"Dasar tidak jelas." geramnya.

Kemudian gadis itu keluar kamar, tujuan utamanya saat ini adalah makan, perutnya sudah berbunyi meraung-raung minta di isi, dan kebetulan asisten rumah tangga nya baru selesai memasak.

"Lisa." itu suara sang ibu yang memanggilnya.

"Iya bu?"

Lisa menjawabnya sembari menyentong nasi ke atas piring putihnya, lalu memgambil lauk ayam kecap juga brokoli tumisnya.

"Apakah tadi ada yang menelponmu?"

Lisa menghentikan pergerakannya lalu menoleh ke arah sang ibu.

"Bagaimana ibu bisa mengetahuinya?"

Sang ibu tersenyum lebar dengan gigi putih yang terlihat rapih, selanjutnya kekehan kevil terdengar, sebelum sang ibunda mendekatinya lalu mengusap surai hitamnya dengan sayang.

Cup.

Dan tak lupa mengecup puncak kepala anak semata wayangnya itu.

Lisa memasang wajah aneh, mengernyit bingung, ada apa dengan ibunya?

"Hehe, dia calon tunanganmu sayang..."

Rahang Lisa jatuh seketika.

•••

Tungkai panjang Lisa ia arahkan ke ranjang king size nya, merebahkan tubuh rampingnya di sana, menghela nafas lelah, lalu menatapi langit-langit kamarnya.

 Story Of LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang