[26] secret

1.2K 210 12
                                    

[17+]

Happy Reading!

•••

Malam itu begitu dingin, padahal Lisa sudah menutup semua jendela kamarnya, dan mematikan AC.

Tapi tetap saja, udara dingin menusuk kulitnya dan menembus selimut tebal yang membungkus tubuh rampingnya.

Tiba-tiba lampu padam, Lisa membuka matanya, dia bangun dari tidurnya.

“Mom!” panggilnya pada sang ibu.

Ceklek

Pintu kamarnya terbuka, bukan sosok sang ibunda yang datang, tetapi pemuda berwajah khas Asia dengan rambut sedikit gondrong yang menghampirinya.

Jung Jaewon, kakak tirinya.

“Mommy sudah tidur Lis, jangan menganggunya.”

“Apa aku mengganggu kakak juga?”

“Tidak sama sekali.”

Jaewon menghampiri Lisa di ranjangnya, merebahkan diri di samping adik tirinya, lalu menarik selimut dan tidur di tempat yang sama.

Jaewon mengeratkan pelukannya pasa sang adik, menghirup dalam-dalam bagaimana aroma dan wangi tubuh adiknya itu yang seakan-akan merasuk ke dalam indra penciumannya.

“Kak, sesak.”

Lisa memprotes, namun Jaewon tetap tidak mengindahkannya, ia malah memejamkan mata dan mengusap kepala sang adik, seperti hal itu adalah yang terakhir.

“Kakak merindukanmu.”

“Aku tahu.”

“Maka dari itu, biarkan seperti ini sebentar.”

Lisa menghela nafasnya sejenak, ia tidak tahu, apakah ini benar atau salah.

Kakaknya seolah ingin meremukkan dirinya dengan sebuah pelukan kerinduan, yang lebih di definisikan sebagai ungkapan rindu kepada kekasih.

Ia tahu, jika kakaknya mencintainya, dalam konteks yang berbeda dari arti cinta kepada seorang kakak ke adiknya.

Jaewon selalu menyalahkan, kenapa tuan Jung harus menikahi ibu Lisa, yang berada di dataran eropa.

Di seluruh belahan dunia, kenapa harus dengan ibu dari gadis yang ia cintai?

Tak tahukah mereka jika dirinya begitu tersiksa dengan keadaan yang mencekik jiwanya saat ini.

Sesak memikirkan bagaimana harus bersikap sebagai seorang kakak yang baik, padahal ingin sekali dalam hati ia mencium kasar bibi tebal Lisa di tengah-tengah perbincangan keluarga yang memuakkan menurutnya.

“Kak, kembali lah ke kamar, jika mommy datang bahaya.”

“Biar saja, biar mereka tahu.”

“Ya, dan kau akan semakin di asingkan, kemudian semakin jauh dariku, begitu?”

Jaewon menghela nafasnya, ia sedikit melonggarkan pelukannya dan menatap Lisa penuh damba.

“Lis, ini sangat menyiksa.”

Tatapan Jaewon terlihat sangat menyaratkan luka.

Kemudian tanpa aba-aba ia menyambar bibir adiknya dengan sangat dalam, Lisa terkejut saat bibirnya di bungkam dengan tiba-tiba.

Tangan kecilnya meremas kaos sang kakak, menyalurkan rasa gugupnya.

Ini bukan yang pertama kali.

Decapan suara bibir mereka menggema di semua sudut kamar Lisa.

Beberapa saat kemudian, Jaewon mengakhirinya, membuat benang saliva di antara keduanya bertaut pada bibir masing-masing.

Pemuda Jung itu tersenyum manis, lalu mengecup singkat bibir adik manisnya yang masih basah oleh saliva.

Cup!

Cup!

Cup!

Kak...”

Lisa merengek, memukul pelan dada sang kakak.

“Bibirmu itu seperti narkoba, candu bagiku.”

“Iya, makanya kakak sakau jika tidak menciumku.”

Tawa renyah Jaewon mengudara.

“Ah sudah, aku mengantuk.”

Lisa membalikkan badan, kemudian tertidur tanpa menghadap sang kakak.

Pemuda Jung itu memeluk tubuh adiknya dari belakang, melingkarkan tangannya di pinggang ramping Lisa.

‘Aku harap, ini bukan kali terakhir aku memelukmu. Karena rasa rinduku tidak akan pernah padam seperti malam yang kelabu.’

Jaewon menggumam dalam hati, tersenyum tipis dalam tidurnya.

Berharap rahasia di antara ia dan adiknya, tetap terjaga hingga mereka semua sadar, jika dirinya begitu mencintai adik tirinya.

Ya, semoga.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iiih mellow :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iiih mellow :(

Babay guys!

 Story Of LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang