[5] friend?

4.6K 429 33
                                        

[bahasa baku]
•••

Di hari senin yang penuh dengan segala kesibukan, Lisa hanya bisa menatap malas kue yang hancur di depan matanya, kue ulang tahun untuk sahabatnya.

“Aish, kenapa bisa hancur sih?!” gerutunya sambil memasukkan kembali kue hancur itu ke dalam kotak.

“Kenapa pula tadi aku sangat ceroboh ketika berjalan?” gerutunya pada diri sendiri.

Gadis itu melihat pergelangan tangannya yang dihiasi jam tangan berwarna hitam, sudah pukul 16.30 kst.

Lisa membelalakkan matanya, kurang setengah jam lagi dan gadis itu malah menghancurkan rencananya sendiri, benar-benar ceroboh.

Gadis berusia 23 tahun itu panik bukan main, dia gelagapan dan meninggalkan kue malang itu di meja cafe yang sempat di dudukinya.

“Permisi.” Lisa memberhentikan salah seorang wanita.

“Apakah di sekitaran sini ada toko kue?” tanyanya dengan wajah panik.

“Aku tadi sempat melewati toko kue di seberang jalan, mungkin kau bisa kesana.” jawabnya tenang, berbanding terbalik dengan Lisa yang langsung berterima kasih dan pergi untuk menyeberang jalan guna menuju toko kue.

Pintu toko terbuka, Lisa langsung menuju pelayan dan bertanya apakah ada persediaan kue ulang tahun.

“Ada, kau mau yang rasa apa nona?” tanya pelayan toko kue.

“Aku hanya ingin kue sederhana rasa coklat dengan tulisan 'Happy Birthday Jennie.” pelayan itu mengangguk, lalu meninggalkan Lisa yang duduk di salah satu meja.

20 menit kemudian pelayan itu datang membawa 2 kotak berisi kue tentunya.

“Nona ini kuenya.” pelayan itu menyodorkan satu kotak kue pada Lisa.

“Ini uangnya terima kasih.” setelah itu gadis berponi itu langsung meninggalkan toko kue itu dan bergegas ke tempat Jennie.

•••

Ya, meski terlambat setidaknya Lisa bisa sampai di tempat Jennie dengan selamat, dengan nafas memburu gadis itu mengetuk pintu rumah Jennie.

Pintu terbuka memeprlihatkan seorang pemuda berkulit gelap dihadapannya. Itu Kai, kekasih Jennie.

“Maaf Kai-ssi, apakah Jennie ada di dalam?” tanya Lisa.

Kai mengangguk. “Tentu saja ayo masuk.” lalu Lisa mengikuti Kai masuk ke dalam rumah minimalis tapi mewah milik Jennie sahabatnya.

“Hey! Lalisa Manoban, kau terlambat!” sentak Jennie dengan wajah cemberut, tapi tak dipungkiri wanita bermata kucing itu sedang menanti-nanti kedatangan sahabat bermata bulatnya ini.

“Yak! Jennie Kim, aku terkena musibah, dan kau malah memarahi ku, dasar tidak tau terima kasih.” ucap Lisa kesal sambil memicingkan matanya, lalu bersedekap dada di depan Jennie.

“Oh oh, kau kenapa hem? Apa sahabatku terluka, dimana lukanya?” tanya Jennie dengan nada bergurau.

“Ah sudahlah, aku haus setelah berlarian tadi, kau benar-benar menyebalkan!” gerutu Lisa yang berjalan ke arah dapur.

“Nikmati saja kuenya, dan bermesraan sana dengan Kai.” dan yang terjadi selanjutnya, Jennie berteriak ke Lisa yang sedang menertawakan sahabatnya.

Di dapur Lisa langsung menuju ke lemari es dan membukanya, mencari botol minuman lalu menenggaknya dengan sangat cepat, gadis itu tak peduli lagipula disini tak ada siapa-siapa, jadi tak perlu merasa malu.

 Story Of LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang