[17] 📸

1.6K 197 17
                                        

Maap banget jarang update 😭
•••

Astaga, mataku benar-benar tidak bisa di ajak kompromi.”

Lisa mendesah lelah, matanya sangat kantuk, rasanya tubuhnya benar-benar lelah untuk melakukan apapun.

Saat ini dirinya sedang berada di taman kota, keadaannya cukup sepi, you know sekarang kan sedang ada protokol kesehatan karena musibah yang melanda bumi tercinta, membuat
pemandangan indah taman jadi benar-benar sepi tanpa penghuni.

Ya, kecuali Lisa yang sedang melukis di kanvas kecilnya di pangkuan, sembari bersandar pada pohon apel yang teduh.

Seragam sekolah pun masih melekat pada tubuh rampingnya.

“Hoam... ya tuhan, aku tidur sebentar saja, nanti bangunkan aku ya.”

Setelah mengatakan itu pada keheningan, mata bambinya tertutup rapat, dengan tangan mungil yang masih memegang kuas dan kanvas yang berada di atas pahanya.

Objek langka.

•••

“Taman ini benar-benar sepi, Felix tidak berbohong.”

“Yeah, setidaknya aku akan menemukan objek untuk mendapat uang tambahan.”

Hwang Hyunjin, pemuda 20 tahun yang bekerja sebagai fotografer untuk mengisi waktu luang dan mendapat uang.

Yeah, setidaknya waktu luangnya tidak merugikan dan malah menguntungkan.

Pemuda itu berjalan, mencari objek yang sekiranya bisa ia abadikan dalam kamera kesayangannya, dan mencetaknya untuk di jual, atau mungkin ia upload di feed instagram agar mendapat banyak like.

“Wah, panas sekali.” gumamnya.

Hyunjin memilih menepi di antara pohon-pohon apel yang rindang di sekitar taman, sekalian mengambil buahnya untuk dimakan.

Lumayan, kan gratis.

“Apelnya manis.”

Ia terus mengunyah, sambil berjalan mengitari pepohonan apel.

Hingga—

“Eoh!”

Hyunjin ter-kamcagiya, melihat sepasang kaki jenjang dengan kaos kaki selutut dan sepatu pantofel mengkilap yang menghiasinya.

“Apa iya siang-siang begini ada hantu?”

Hyunjin berjalan perlahan, mengendap-endap seperti pencuri yang diam-diam akan kabur.

Dan setelah melihat keseluruhan wujud yang ia sebut hantu tadi, Hyunjin merasa menyesal.

“Bagaimana bisa aku mengatai gadis secantik bidadari ini dengan sebutan hantu.”

Anggap saja Hyunjin gila karena perkataannya, tapi sungguh ia tidak berbohong soal kecantikan gadis yang entah siapa nama dan asal-usul nya ini.

Lihatlah wajah tenang itu, begitu damai dan sejuk di pandang. Bibir tebal yang sedikit terbuka hidung mancung yang menghembuskan nafas perlahan, dan mata indah yang tengah tetutup rapi.

Rasanya seperti—

Tak sengaja melihat bidadari tidur di kayangan.

Matanya menangkap sesuatu di atas paha gadis itu, sebuah lukisan.

Lukisan indah nan vulgar.

“Dia masih SMA, lukisan sebagus dan sevulgar ini? Bagaimana bisa?”

 Story Of LalisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang