[END] Menjadi Istri Putra Mahkota Monster

c92

Bab 92
TL: Zimming
Editor: bodyinthefreezer

“Sepertinya dia akhirnya bisa menerima kenyataan sekarang. Itu sebabnya dia menikah. "

"Betulkah?"

"Aku pikir begitu."

“Aku harap ini terakhir kali kita pergi ke lembah kekacauan! Kita juga harus menghabiskan waktu di istana seperti ksatria kekaisaran. "

"Iya!"

Para ksatria itu penuh harapan.  Ketika Blake dan Diana menikah, mereka berharap Putra Mahkota akan menetap.

Dan di tengah suasana penuh harapan ini, aku dikejutkan oleh kesadaran yang tiba-tiba.

Selama ini, aku hanya khawatir apakah akan mengatakan kepadanya bahwa aku Ancia atau bukan dan bagaimana menjelaskan situasi ini.

Sungguh pemikiran yang dangkal.

Tujuh tahun telah berlalu sejak aku meninggalkan istana. Sementara itu, Blake dan Diana telah beranjak dewasa. Mereka tidak hanya tumbuh secara fisik.

Keduanya telah melalui banyak hal dan mereka telah melanjutkan hidup mereka.

Seribu tahun yang lalu, aku adalah Laontel dan Blake adalah Rakshul.  Kami bertemu lagi setelah bertahun-tahun, tinggal bersebelahan.

Itulah mengapa aku secara tidak sadar berasumsi bahwa aku akan menjadi satu-satunya untuk Blake.  Aku begitu khawatir tentang bagaimana menghibur Blake setelah aku pergi, sehingga aku tidak pernah membayangkan kemungkinan dia akan pindah.

Meskipun aku tahu bagaimana kisah aslinya, aku telah melupakannya.

Begitu. Dia akan menikah dengan Diana… seperti aslinya…

Itu artinya mereka berdua bertunangan saat aku hilang.

“Belum lama ini sejak Paul dan Matthew diberhentikan. Jangan terlalu banyak bicara. ”

Menanggapi gosip para ksatria, Jayden mencaci dengan nada berbisik. Para ksatria bergidik dan berkeliling. Setelah mereka memastikan bahwa Blake tidak ada di dekatnya, mereka menyerang Jayden.

“Sebagai junior kita, dimana sopan santunmu?”

“Apakah aku mengatakan sesuatu yang salah?”

“Kamu terlalu kaku. Kamu harus mencoba tersenyum saat berbicara. ”

"Kenapa harus aku?"

"Hanya tersenyum!"

Topik pembicaraan beralih ke Jayden.

Aku memikirkan Blake dan Diana berdiri bersama, berdampingan, saat aku mendengarkan mereka. Tapi aku tidak bisa membayangkannya. Apa karena aku belum melihat Diana yang sudah dewasa…

"Apa yang membuatmu begitu sibuk?" tanya Blake tiba-tiba.

Aku mengangkat kepalaku untuk melihatnya. Dia tersenyum lembut dan meraih tanganku.

"Ayo pergi." Aku melepaskan tangannya tanpa sadar.

"Rose…?"

Jayden berdiri di dekatnya jadi aku secara refleks meraih kemejanya.

“Apakah kamu ingin berkendara denganku?”

Saat aku mengangguk, Jayden tiba-tiba menjauh. Blake mendorong Jayden menjauh dengan ringan dan meraih tanganku.

“Gerbongnya sudah siap. Ayo pergi."

“……”

“Rose, ayo pergi. Kamu juga tidak bisa tidur nyenyak tadi malam. ”