c61

1.7K 311 3
                                    

Bab 61
TL: Zimming

“Mari kita lihat ini.”

Kami berpegangan tangan dengan erat.

Pada saat itu, suara keras meledak, kembang api muncul dan dengan cepat menghilang di jendela loteng.

"Cantik."

“Ya, itu sangat indah.”

Aku mengangguk, menyaksikan kembang api, lalu bibir lembutnya menyentuh pipiku.

Blake dengan cepat menoleh dengan wajah dan telinganya merah padam.

Aku menyadari situasinya agak terlambat.

"…ciuman."

Aku dicium oleh Blake.

Dia berbisik,

"Ancia, aku mencintaimu."

Tapi suaranya tidak terdengar jelas karena kembang api. Tapi aku masih bisa mendengarnya

"Apa?"

Aku pura-pura tidak mendengar kata-katanya.

Aku ingin menggodanya sedikit.

"…Aku cinta kamu."

"Aku tidak bisa mendengarmu."

"Aku cinta kamu…"

“Kamu harus berbicara sedikit lebih keras.”

Wajahnya berangsur-angsur menjadi lebih merah.

Aku kira aku harus berhenti menggodanya sekarang.

"Aku mencintaimu, Ancia."

Blake pemalu tapi dia berbicara dengan tulus.

Aku tidak bisa mengolok-oloknya lagi ketika aku melihat matanya.

“Aku juga, aku senang bertemu denganmu Blake.”

Aku senang aku datang ke dunia ini.  Karena aku bisa bertemu dengannya.  Dan itu cukup untukku.

Kami menyaksikan kembang api untuk waktu yang lama dan kami tertidur dengan tangan terjalin.

***

Aku bermimpi. Blake dan aku sedang berjalan bersama di hutan. Rambut Blake berkilau di bawah sinar rembulan, hidung mancung, garis rahang, murni dengan kulit terlihat tanpa kalimat kutukan, dia telah tumbuh menjadi pria yang luar biasa.

Aku ingin melihat lebih dekat wajahnya tetapi aku merasa malu karena suatu alasan.

"…Lihat aku."

“…”

"Ayolah."

Dia menoleh ke samping.

***

Saat aku bangun, mataku lembab.  Dalam mimpiku, Blake menjadi pemuda yang luar biasa tanpa kutukan. Rambutnya hitam, tapi dia memiliki wajah yang sama dengan Blake.

Kalimat kutukan yang menutupi separuh wajahnya telah lenyap.

“Blake…”

"Hah?"

"Blake, kalimat kutukan sudah hilang."

"Apa?"

Blake lalu memeriksa tangannya. Dia juga menyentuh wajahnya untuk memeriksanya lagi.

"Itu hilang…"

“Ya, sudah hilang, tidak ada apa-apa lagi padamu!”

Dia melirik ke jendela dan menegaskan kembali hilangnya hukuman kutukan.

[END] Menjadi Istri Putra Mahkota MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang