c107

1.5K 213 3
                                    

6 107

TL: Zimming
Editor: bodyinthefreezer

Saat aku menatap kertas itu, aku mendengar suara Blake dari belakang.

“Kamu sudah belajar sejak pagi?”

Aku mengangguk.

“Kamu tidak perlu bekerja terlalu keras. Aku masih bisa membaca bibirmu. ”

Dia tersenyum setelah melihat tulisanku.

“Kamu juga suka daun perilla dan selai lemon?”

Aku mengangguk.

Aku tidak ingin menyembunyikan fakta bahwa aku adalah Ancia lagi.

Dia menepuk-nepuk rambutku dengan ringan.

“Kenapa kamu terlihat lebih cantik hari ini?”

'Apakah aku cantik?'

“Ya, kamu selalu cantik.”

Blake menatap mataku.

"Apakah kamu ingin pergi ke Istana Amoria? Ada banyak sayuran segar di rumah kaca. "

Aku menatapnya dengan heran.

Aku bisa pergi kesana?

Istana Amoria adalah tempat di mana hanya Blake, Ancia dan beberapa pelayan yang bisa masuk.

Dia membawaku ke istana karena sampai kemarin dia masih mengira aku Ancia.

Tapi kemudian, Ser muncul.

Meskipun itu belum dikonfirmasi, dia lebih mungkin menjadi Ancia daripada aku.

Namun dia ingin membawaku ke sana lagi?

'Bolehkah aku benar-benar pergi?'

“Tentu saja, kamu bisa pergi ke sana kapan saja.”

Dia berkata kepadaku dengan lembut dan menawariku.

“Ayo, Rose.”

Aku bangkit dari kursi sambil memegangi tangannya.

***

Kami pergi ke Istana Amoria bersama.

Begitu aku memasuki rumah kaca, aku langsung pergi ke kebun sayur.

Ketika aku datang ke sini kemarin, aku mencoba untuk mengabaikannya. Tapi hari ini, aku senang melihat sayuran yang tumbuh dengan baik hingga sepenuh hati.

Suhu rumah kaca dikendalikan oleh sihir, memungkinkan sayuran tumbuh dengan baik sepanjang tahun.

Bunganya cantik, tapi aku lebih suka sayurannya.

Melihat sayuran di mana-mana, aku ingin melompat kegirangan.

“Pilih sebanyak yang kamu mau.”

'Bisakah aku?'

"Iya. Aku akan meminta Terry untuk memasaknya. "

Aku mulai cepat memetik sayuran.

Sangat menyenangkan memetik sayuran yang sudah dewasa.

"Rose."

Aku masih fokus memetik sayuran saat Blake memanggilku.

Aku berbalik untuk melihat dia tersenyum indah dengan cabai merah di tangannya.

“Ahh—“

Dia menaruh cabai merah di mulutku.

Saat itu, bahkan orang Korea yang terbiasa dengan makanan pedas tidak bisa menahan rasanya dan harus minum sekitar dua liter air setelah makan cabai merah.

[END] Menjadi Istri Putra Mahkota MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang